Kamus Sosiologi, Karakter S
Sa-
Sabulangan (Mentawai): Makhluk halus yang melepaskan diri dari badan insan yang meninggal dan pergi ke dunia roh atau yang hidup di sekitar tempat tinggal insan dalam bumi, air, udara, pohon besar, hutan, dan tempat-tempat lainnya.
Sacred: Adanya sesuatu yang suci atau kudus. Salah satu unsur yang mendasari agama.
Sadaqah atau sedekah: pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan tulus tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Shadaqah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak. Karena shadaqah tidak hanya berarti mengeluarkan atau mendermakan harta. Namun shadaqah meliputi segala amal atau perbuatan baik.
Sahala (Batak): Kharisma, roh kekuatan yang dimiliki seseorang.
Sahih: Valid.
Samen leaven: Kumpul kebo.
Sampel: Objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai dengan yang dibutuhkan sebagai wakil dari populasi yang ada; pecahan kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar. Tujuan pengambilan sampel untuk mengadakan penghematan waktu, biaya, dan tenaga dengan validitas yang masih tetap terjaga secara baik. Penentuan sampel dalam penelitian sangat penting. Oleh lantaran itu, perlu dijelaskan semoga kebenaran suatu penelitian tetap terjaga.
Sampel berstrata: Sampel yang terbentuk dengan membagi populasi atas tingkat-tingkat atau kelas-kelas. Anggota sampel ditarik dari setiap kelas sehingga setiap kelas diwakili di dalam sampel.
Sampel kelompok: Teknik pengambilan sampel untuk memperoleh sampel dari kelompok-kelompok yang bukan merupakan kelas atau strata. Misalnya, petani, pedagang, sekolah negeri, dan sekolah swasta. Jadi, dari setiap kelompok tersebut diambil sampelnya.
Sampel kuota: Lihat quota sampling.
Sampel penelitian: Jumlah tertentu yang mewakili populasi.
Sampel proporsi: Teknik pengambilan sampel untuk memperoleh sampel yang representatif yaitu pengambilan sampel dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam setiap strata atau wilayah.
Sampel sebanding: Penarikan sampel dengan cara proporsional quota sample diperoleh dengan mengambil anggota strata sedemikian rupa sehingga setiap stratum diwakili oleh sejumlah anggota yang sebanding dengan besarnya stratum itu.
Sampel tak terbatas (unrestricted random sampling): Sampel yang anggotanya dipilih eksklusif dari seluruh populasi dengan tidak membagi populasi itu lebih dahulu atas kelas atau golongan.
Sampel terbatas (restricted sampling): Sampel yang dibuat dengan membagi populasi atas pecahan atau golongan. Selanjutnya, dari pecahan tersebut dipilih beberapa anggota sampel atau golongan secara random. Dari golongan yang terpilih, sebagian besar atau seluruh anggota dimasukkan menjadi anggota sampel.
Sampel tetap (fixed sampling design): Cara pengambilan sampel yang dibuat mengikuti aturan tertentu. Aturan itu tidak akan diubah selama penarikan sampel.
Sampling: Cara atau metode tertentu yang digunakan untuk mendapat data dalam suatu penelitian ilmiah. Pengambilan sampel harus dilakukan semoga sampel sanggup menggambarkan populasi yang bahwasanya atau representatif.
Sampyong: Semacam gambang sederhana terbuat dari bilahan bambu atau kayu sebanyak empat bilah, kentongan bambu, dan tanduk kerbau. Irama yang dihasilkan dari alat musik sampyong ini sangat monoton, sehingga justru menimbulkan semangat bertanding.
Samrah: 1. Seni musik orkes tradisional Betawi yang memperoleh efek dari kebudayaan Melayu. Alat musik samrah terdiri atas harmonium, biola, gitar, dan tamborin. Samrah sering dilengkapi pula dengan rebana dan gendang. Orkes samrah pada umumnya dimainkan untuk mengiringi nyanyian dan tarian. Kostum para pemain musik samrah berupa peci, jas, dan kain plakat. Namun ada pula yang mengenakan baju sadaria dan celana batik. 2. Tarian Betawi yang mendapat efek Melayu. Gerakan tarinya banyak memperlihatkan persamaan dengan gerak tari Melayu yang mengutamakan langkah-langkah kaki dan lenggang berirama. Pada umumnya penari samrah berpasang-pasangan pria dan perempuan. Mereka menari sambil diiringi nyanyian berupa pantun oleh seorang biduan.
Sanctioned institutions: Pranata sosial yang ditolak oleh masyarakat meskipun masyarakat tidak bisa memberantasnya. Misalnya, kelompok penjahat, kelompok pemeras, pencoleng, dan lain-lain.
Sangga: Majelis biksu Buddha yang keanggotaannya sanggup dari segala kasta; merupakan tiga pokok keimanan dalam agama Buddha.
Sanggah: Tempat sesaji rumah yang merupakan tempat pemujaan leluhur dari klen kecil serta keluarga luas. Di Bali ada beribu-ribu pura dan sanggah, masing-masing dengan hari perayaan berdasarkan sistem penanggalan yang telah ditetapkan. Di Bali digunakan dua macam penanggalan, yaitu penanggalan Hindu-Bali dan Jawa-Bali.
Sanitu (Mentawai): Roh-roh jahat yang suka mengganggu orang dan membawa penyakit, serta bencana.
Sanksi: Suatu bentuk imbalan atau jawaban yang diberikan kepada seseorang atas perilakunya. Sanksi sanggup berupa hadiah (reward) dan sanggup pula berupa eksekusi (punishment). Sanksi diberikan atau ditetapkan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku anggotanya semoga sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Santet (sorcery): Perbuatan sengaja diadakan oleh insan untuk berbuat jahat dengan tujuan khusus dengan cara menenung korbannya dengan memakai kuku, rambut, atau pakaian bekas, memasukkan gigi jenazah ke dalam badan korban.
Saparua: Salah satu dialek bahasa Ambon.
Sara (Bugis-Makassar): Bagian dari pangaderreng, yang mengandung pranata hukum, dalam hal ini ialah aturan Islam.
SARA: Suku Ras dan Agama. Berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan atas sentimen identitas yang menyangkut suku bangsa agama, ras atau keturunan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan yang didasarkan atas identitas diri dan golongan sanggup dikatakan sebagai tindakan SARA.
Sarchovagus: Lihat kubur batu.
Sastra: Karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berkhasiat dan mengandung nilai pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra.
Sastra Malayu Rendah: Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870-1942, yang berkembang di lingkungan masyarakat Cina dan masyarakat Indo-Eropa.
Sayap kiri: Kelompok yang biasanya dihubungkan dengan aliran sosialis atau demokrasi sosial.
Sayap kanan: Istilah yang mengacu kepada segmen spektrum politik yang biasanya dihubungkan dengan konservatisme, liberalisme klasik, kelompok kanan agama, atau sekadar lawan dari politik sayap kiri. Dalam konteks tertentu, istilah sayap kanan juga bisa meliputi nasionalisme otoriter, namun hal itu biasanya lebih merupakan pecahan dari ekstrem kanan.
Sc-
Science (ilmu pengetahuan): Sejumlah pengetahuan yang teratur dan sanggup dibuktikan yang diperoleh melalui penyelidikan ilmiah, suatu metode studi yang digunakan untuk memperoleh sejumlah pengetahuan yang bisa dibuktikan kebenarannya.
Scientific institutions: Lihat lembaga ilmiah.
Sd-
SDM: Sumber Daya Manusia. Potensi yang terkandung dalam diri insan untuk mewujudkan peranannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang bisa mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian mudah sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai pecahan integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh lantaran itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Se-
Secondary deviation: Lihat penyimpangan sekunder.
Secondary group: Lihat kelompok sekunder.
Segmentasi: Pembagian di segmen; pembagian struktur sosial ke dalam unit-unit tertentu yang sama.
Segregasi: Upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
Sejarah: Kejadian dan insiden yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Adapun ilmu sejarah ialah ilmu yang digunakan untuk mempelajari insiden penting masa kemudian manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau andal sejarah disebut sejarawan.
Sekaten atau upacara sekaten: Berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat. Acara peringatan ulang tahun nabi Muhammad SAW yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Jawa Mulud (Rabiul awal tahun Hijrah) di alun-alun utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dulunya digunakan oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.
Sekaten: Berasal dari kata Syahadatain, yaitu dua kalimat syahadat yang harus diucapkan oleh siapa saja yang mau memeluk agama Islam. Ini memperlihatkan kebijakan para wali melaksanakan inisiatif untuk menyelenggarakan pameran sekatenan untuk memikat warga yang masih belum terlalu memeluk Islam sepenuhnya, sekaligus berusaha mengasimilasikan kebudayaan Jawa dengan fatwa Islam.
Sekisme: Perbedaan perlakuan antara pria dan perempuan.
Seks: Jenis kelamin, kelas-kelas dalam dimorfisme seksual (sexual dimorphism) akhir adanya sistem penentuan kelamin pada makhluk hidup.
Sekte: Sebuah kelompok keagamaan atau politik yang memisahkan diri dari kelompok yang lebih besar, biasanya lantaran pertikaian perihal masalah-masalah doktriner. Dalam sejarah, penggunaannya di lingkungan agama Nasrani mengandung konotasi penghinaan dan biasanya merujuk pada suatu gerakan yang menganut keyakinan atau fatwa yang sesat dan yang sering kali menyimpang dari fatwa dan praktik ortodoks. Dalam konteks India, sekte merujuk kepada suatu tradisi yang terorganisir.
Sekularisasi: Melemah atau hilangnya efek agama terhadap kehidupan sosial dan politik.
Sekularisme: Suatu paham yang selalu mencerminkan kehidupan keduniawian; sikap yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat nonagamis, mirip teknologi, ilmu pengetahuan, sehingga kebutuhan agamis seolah-olah dikesampingkan.
Sekunder: Yang kedua, tingkatan kedua.
Selamatan: Lihat slametan.
Semantik: Cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Dengan kata lain, semantik ialah pembelajaran perihal makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatika, penggunaan mudah simbol oleh komunitas pada konteks tertentu.
Semasiologis: Pemberian nama yang sama untuk beberapa konsep yang berbeda.
Semi subterranian dwelling: Rumah yang setengah di bawah tanah.
Seminar: Pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan andal (guru besar, pakar, dan sebagainya).
Semiprofessional: Para pegawai kantor, pedagang, teknisi berpendidikan menengah, mereka yang tidak berhasil mencapai gelar, para pedagang buku, dan sebagainya.
Seni: Suatu hasil karya insan yang mempunyai keindahan dan sanggup dinikmati serta dirasakan oleh manusia.
Seni drama: Lihat drama.
Seni kaligrafi: Lihat kaligrafi.
Seni kontemporer: Lihat kontemporer.
Seni kriya: Bidang seni rupa yang membuat karya yang sanggup digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Yang tergolong seni kriya ialah kriya tekstil, kriya kayu, kriya keramik, dan kriya rotan.
Seni lukis: Lihat seni rupa.
Seni pertunjukan: Salah satu bidang seni yang terdiri atas tiga cabang seni, yaitu seni musik, seni tari, dan teater. Disebut sebagai seni pertunjukkan lantaran dinikmati dengan cara dipertunjukkan.
Seni rupa: Cabang seni yang membentuk karya seni yang bisa ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan yang diberikan oleh seni rupa merupakan hasil olahan dari konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan pola estetika. Secara kasar, terjemahan seni rupa dalam Inggris ialah fine art. Namun, sesuai perkembangan seni modern istilah ini menjadi lebih khusus kepada pengertian seni rupa murni. Hal ini untuk membedakan dengan istilah seni kriya atau visual arts. Apabila dilihat dari ukurannya, seni rupa sanggup berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Seni rupa dua dimensi terdiri atas satuan panjang dan lebar, contohnya lukisan atau kartun. Sedangkan seni rupa tiga dimensi terdiri atas ukuran panjang, lebar, dan tinggi, contohnya patung dan kerajinan.
Seni sastra: Karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berkhasiat dan mengandung nilai pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya sastra disebut sastrawan.
Seni suara: Kesenian yang dinikmati oleh insan dengan telinga. Seni yang termasuk dalam seni bunyi ialah seni vokal, seni instrumental, dan seni sastra.
Seni tari: Ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan bermakna yang diwujudkan melalui media gerak badan insan yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu. Dalam seni tari, unsur utamanya ialah gerak, suara, dan rupa yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu.
Seni teater (drama): Ungkapan, gagasan, atau perasaan yang estetis dan bermakna yang diwujudkan melalui media gerak, suara, dan rupa yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu.
Seni tradisional: Unsur kesenian yang menjadi pecahan hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Tradisional ialah agresi dan tingkah laku yang keluar alamiah lantaran kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi ialah pecahan dari tradisional namun bisa musnah lantaran ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut.
Seniman: Istilah subjektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap ialah untuk menyebut orang-orang yang membuat karya seni, mirip lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman memakai imajinasi dan bakatnya untuk membuat karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
Sensus: Penghitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dilakukan serentak dan bersifat menyeluruh dalam batas negara untuk kepentingan demografi negara yang bersangkutan.
Sentimen: Pendapat atau pandangan yang didasarkan pada perasaan yang berlebih-lebihan terhadap sesuatu (bertentangan dengan pertimbangan pikiran).
Separatisme: Suatu gerakan untuk mendapat kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok insan (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain (atau suatu negara lain). Istilah ini biasanya tidak diterima para kelompok sendiri lantaran menganggapnya kasar, dan menentukan istilah yang lebih netral mirip determinasi diri.
Sepro (Papua): Sebutan orang Bgu untuk semua roh yang baik dan roh yang jahat yang mediami alam sekitar.
Seremonial: Lihat upacara.
Sh-
Shaman: Seseorang yang dianggap mempunyai suatu kemampuan khusus bekerjasama dengan makhluk atau kekuatan spiritual.
Short message service: Layanan pesan singkat atau sms.
Si-
Sifat dasar: Keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari ayah dan ibunya.
Significant others: Orang-orang penting yang besar lengan berkuasa atau penting dalam proses sosialisasi seseorang, khususnya keluarga.
Sikap: Evaluasi umum yang dibuat insan terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek, dan isu-isu. Sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan. Sikap seseorang terhadap suatu objek pada umumnya terwujud dalam dua bentuk, yakni suka atau tidak suka, mendukung atau tidak mendukung, dan memihak atau tidak memihak.
Sikap faktual: Sikap tidak terkurung oleh alur pemikirannya sendiri dan tidak menarik kesimpulan tanpa dilandasi fakta yang objektif.
Sikap kritis: Suatu sikap yang berani dalam memperlihatkan atau memberikan koreksi.
Sikap phenomenologik: Sikap bersedia untuk meninggalkan segala bentuk prasangka maupun motif-motif subjektif lainnya.
Sikap sosial: Perbuatan yang berkaitan dengan masyarakat.
Siklus: Kegiatan yang dilakukan berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
Simagere (Mentawai): Jiwa yang mengakibatkan orang hidup.
Simbiotik: Lihat hubungan simbiotik.
Simbol: Segala sesuatu yang melambangkan yang lain daripada benda (lambang) itu sendiri, contohnya kata, gerakan, atau bendera.
Simbol status (status symbol): Penggunaan simbol-simbol untuk memperlihatkan kedudukan seseorang di dalam masyarakat.
Simbolisme langit: Kepercayaan pada dewa-dewa langit yang karakternya ditandai dengan sifat langit yang luas di atas bumi. Langit membawa arti perihal transendensi sebuah bentangan yang diangkat tinggi di atas bumi, sesuatu yang tak terbatas, berkuasa dan infinit penuh otoritas dan realitas. Seperti, Dewa Olorum di kalangan suku-suku Yoruba di Afrika dianggap ilahi langit pemilik langit atau Dewa Athura Mazda dari Iran dianggap ilahi langit pemberi suatu aturan dan penegak aturan moral di dunia.
Simetris: Hubungan variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh yang lainnya.
Simpati: Perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.
Simpel random sampling (sampel acak sederhana): Sistem pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Kemungkinan untuk menjadi anggota sampel berlaku bagi semua individu-individu terlepas dari persamaan-persamaan maupun perbedaan di antara mereka sepanjang mereka itu menjadi anggota populasi. Misalnya, Dito ialah lelaki berumur 29 tahun berpendidikan sarjana, sedangkan Surti ialah perempuan 20 tahun dan buta huruf, keduanya mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai anggota sampel, sepanjang mereka itu merupakan anggota sampel. Penentuan sampel melalui simpel random sampling sanggup dilakukan dengan undian.
Simposium: Simposium mirip panel lantaran terdiri atas beberapa pembicara. Perbedaannya terletak pada pembahasan masalah yang diajukan. Simposium sifatnya lebih formal, yaitu beberapa pembicara terlebih dahulu mempersiapkan pembicaraannya perihal suatu masalah tertentu. Pembahasan terhadap sebuah masalah ditinjau dari banyak sekali sudut pandang dan disoroti dari titik tolak yang berbeda. Simposium sanggup pula diatur dengan cara lain, contohnya sebuah aspek dari suatu duduk masalah ditentukan untuk disoroti secara khusus, kemudian dibicarakan secara khusus.
Sinking mobility: Perubahan kedudukan menjadi lebih rendah.
Sinkretisme: Paham (aliran) baru, yaitu perpaduan dari beberapa paham (aliran) yang berbeda untuk mencapai keserasian dan keseimbangan; proses berpadunya dua kebudayaan kemudian membentuk suatu sistem dan sanggup berjalan seirama dengan baik. Contoh sinkretisme di Indonesia ialah upacara Grebeg di Yogyakarta. Upacara tersebut diadakan untuk memperingati Maulid Nabi, Idul Fitri, maupun Idul Adha. Upacara tersebut berasal dari budaya Jawa di Yogyakarta yang diprakarsai oleh Sultan Agung dengan membuat gunungan yang berisi sayuran dan lain-lain, namun dilakukan dalam rangka memperingati ritual agama Islam.
Sintaksis: Studi gramatikal struktur antar kata. Struktur yang dimaksud di sini ialah urutan kata. Sebagian besar makna suatu frasa, contohnya sangat tergantung pada urutan kata pembentuknya.
Sipet (Dayak): Alat berburu berisikan ranjau kayu atau bambu runcing.
Siri (Bugis-Makassar): Rasa malu dan rasa kehormatan seseorang.
Sistem: Bagian-bagian yang saling bekerjasama antara satu dengan yang lainnya, sehingga sanggup berfungsi melaksanakan suatu kerja untuk tujuan tertentu.
Sistem ekonomi fasis: Kegiatan ekonomi dalam sistem ini didominasi oleh pemimpin atau pemerintah. Sistem ekonomi tipe ini sering dikenal sebagai sistem ekonomi terpimpin. Dalam kegiatan ekonominya, rakyat tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan arah kebijakan ekonomi, melainkan harus tunduk kepada kebijakan ekonomi pemerintah. Negara yang pernah menyebarkan sistem ini ialah Jepang, Jerman, dan Italia.
Sistem ekonomi kapital: Kegiatan ekonomi dalam sistem ini sangat ditentukan oleh kalangan pemilik modal atau kapitalis. Sistem ini menganut pola kebebasan dalam menjalankan forum ekonomi, sehingga mereka ialah pendorong munculnya pasar bebas atau globalisasi. Negara yang menganut sistem ini ialah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat. Dalam era pasar bebas, sistem ekonomi kapital tersebut sudah merambah negara-negara Timur, termasuk Indonesia.
Sistem ekonomi komunis: Kegiatan ekonomi dalam sistem ini dikelola secara kolektif dengan alasan untuk kemakmuran bersama. Dalam pemerintahannya, biasanya ditandai oleh tampilnya partai komunis yang menamakan diri sebagai wakil rakyat. Dalam konsep ekonomi komunis, setiap orang harus mencicipi hal yang sama, baik dari kalangan rakyat maupun kalangan pejabat. Dalam praktiknya, penguasa kolektif inilah yang berperan dalam mengendalikan forum ekonomi, sementara rakyat tidak mempunyai kebebasan sama sekali. Negara-negara yang menyebarkan sistem ini ialah negara-negara komunis, mirip Cina dan Rusia.
Sistem ekonomi Pancasila: Sistem perekonomian yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual. Untuk tujuan tersebut sistem ekonomi Pancasila berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945. Artinya, sebagaimana tercantum dalam pasal 33 UUD 1945 bahwa, seluruh kekayaan alam yang dikuasai oleh negara dipergunakan untuk kemakmuran seluruh rakyat dengan prinsip keadilan. Sistem ekonomi Pancasila juga sering disebut sebagai sistem ekonomi kerakyatan. Ini berarti kokohnya ekonomi nasional harus ditopang oleh kuatnya ekonomi kerakyatan, di mana seluruh komponen bangsa berperan serta di dalamnya.
Sistem hukum: Lihat hukum.
Sistem interaksi: Jaringan yang tersusun dari banyak sekali jalinan saling menghipnotis sosial antar-manusia.
Sistem kasta: Lihat kasta.
Sistem kekerabatan: Lihat kekerabatan.
Sistem keyakinan: salah satu komponen religi yang mengandung segala keyakinan serta bayangan insan perihal sifat-sifat Tuhan, perihal wujud alam gaib (supranatural), serta segala nilai, norma, dan fatwa religi yang bersangkutan.
Sistem lapisan: Lihat stratifikasi sosial.
Sistem norma: Sejumlah aturan sosial atau pedoman sikap yang pantas, yang menjadi komitmen semua anggota masyarakat untuk dipegang dan dijadikan pedoman untuk mengatur kehidupan bersama.
Sistem sosial: Organisasi atau tingkah laku yang menyangkut hak dan kewajiban yang ditentukan oleh masyarakat sebagai orang yang mempunyai posisi tertentu dalam organisasi.
Sistem stratifikasi sosial: Lihat stratifikasi sosial.
Sistematis: Menurut alur pemahaman yang runut dan berkesinambungan.
Situasi politik: Kondisi stabilitas pemerintahan termasuk bagaimana dukungan rakyat pada umumnya terhadap struktur pemerintahan yang gres dalam masyarakat tersebut.
Sk-
Skala pengukuran (rating scale): Pencatatan tanda-tanda berdasarkan tingkatan-tingkatannya. Skala pengukuran (rating scale) pada umumnya terdiri atas suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat. Skala pengukuran (rating scale) ini mirip dengan daftar pengamatan (check list), lantaran observers tinggal memperlihatkan tanda-tanda tertentu atau mengecek tingkatan tingkah laku tertentu selama pengamatan berlangsung.
Skeptis: Sikap suka mencurigai segala sesuatu. Seorang skeptis cenderung meyakini pandangannya sendiri dan mencurigai pandangan-pandangan lain di luar itu.
Sl-
Slametan (Jawa): Upacara keagamaan agama religi kejawen di Jawa yang mengandung mistis dan sosial terhadap mereka yang ikut serta di dalamnya.
Slang: Ragam bahasa tidak resmi yang bersifat musiman yang digunakan oleh suatu kelompok masyarakat tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud menyamarkan arti bahasanya terhadap orang luar.
Slash and burn: Bercocok tanam berpindah dengan cara membuka hutan dan membakarnya untuk dijadikan lahan pertanian.
Slums: Kawasan kumuh. Sebuah tempat dengan tingkat kepadatan populasi tinggi di sebuah kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat miskin. Kawasan kumuh sanggup ditemui di banyak sekali kota besar di dunia. Kawasan kumuh umumnya dihubung-hubungkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Kawasan kumuh sanggup pula menjadi pangkal masalah sosial mirip kejahatan, obat-obatan terlarang dan minuman keras. Di banyak sekali negara miskin, tempat kumuh juga menjadi sentra masalah kesehatan lantaran kondisinya yang tidak higienis.
Sm-
Small group: Kelompok yang terdiri sekurang-kurangnya dua orang, masing-masing menjalin kekerabatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sn-
Snowball sampling (teknik bola salju): Teknik pencarian (pemilihan) informan yang semakin usang semakin berkembang (bagaikan bola salju yang semakin menggelinding semakin besar/berkembang bolanya/informannya), sesuai dengan kebutuhan dan kematangan dalam memperoleh data.
So-
Social change: Lihat perubahan sosial.
Social circulation: Saluran-saluran dalam masyarakat yang memungkinkan mobilitas sosial vertikal sanggup terjadi. Adapun saluran-saluran tersebut di antaranya ialah angkatan bersenjata, forum keagamaan, forum pendidikan, organisasi politik, organisasi ekonomi, organisasi keahlian, dan perkawinan.
Social climbing: Lihat mobilitas vertikal naik.
Social contact: Lihat kontak sosial.
Social control: Proses yang digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi, mengajak, bahkan memaksa semoga berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat.
Social dynamics: Sosiologi sebagai ilmu yang meneropong bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
Social elevator: Pengangkat kedudukan sosial; media (tangga) sosial yang sanggup digunakan sebagai susukan mobilitas sosial.
Social engineering: Rekayasa sosial, yakni cara-cara untuk menghipnotis masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu; social engineering sering dinamakan pula dengan istilah lain social planning (perencanaan sosial).
Social equilibrium: Keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat.
Social exchange: Lihat pertukaran sosial.
Social fact atau social truth: Gejala yang hanya sanggup dipahami secara baik bila peneliti mempertajam apa yang disebut intuitive insight “memahami dari dalam” (verstehen) ihwal objek kajiannya.
Social institutions: Lihat institusi sosial.
Social mobility: Lihat mobilitas sosial.
Social need: Kebutuhan sosial. Kebutuhan yang dibutuhkan untuk memenuhi kepentingan bersama kelompok, misalnya, siskamling, gedung sekolah, rumah sakit, dan jembatan.
Social order: Suatu sistem atau tatanan nilai dan norma sosial yang diakui dan dipatuhi oleh segenap warga masyarakat.
Social planning: Lihat social engineering.
Social sciences: Lihat ilmu pengetahuan sosial.
Social sinking: Lihat mobilitas vertikal turun.
Social statics: Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kekerabatan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Social truth: Lihat social fact.
Society (masyarakat): Kelompok insan yang secara nisbi bisa menghidupi kelompoknya, bersifat independen dan mendiami suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan, serta kebanyakan kegiatannya berlangsung di dalam kelompok itu sendiri.
Sociology: Lihat sosiologi.
Sociometry: Kumpulan konsep dan metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti kekerabatan antar insan dalam masyarakat secara kuantitatif.
Solidaritas: Sifat (perasaan) solider; sifat satu rasa (senasib dsb.); perasaan setia kawan.
Solidaritas kelompok: Rasa kesatuan antara warga suatu kelompok dalam suatu masyarakat. Rasa kesatuan ini meliputi pendapat dan tujuan. Untuk mewujudkan rasa kesatuan tersebut dibutuhkan adanya kesadaran anggota-anggota kelompok.
Solidaritas mekanis: Ciri yang menandai bagi masyarakat sederhana yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masyarakat ini belum ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam hal pekerjaan lantaran intinya setiap pekerjaan dilakukan secara gotong royong atau gotong royong. Masyarakat ini juga terikat oleh kesamaan dan kesadaran bersama yang kuat. Hubungan sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat cenderung dekat dan didasarkan pada sistem nilai yang sama. Contoh masyarakat dengan solidaritas ini ialah masyarakat pedesaan yang masih tradisional. Pada umumnya masyarakat tersebut mempunyai pekerjaan yang sama, yaitu sebagai petani.
Solidaritas organik: Solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks atau bermacam-macam yang telah mengenal pembagian kerja secara rinci. Dengan demikian muncul keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat yang menjadikan setiap golongan dalam masyarakat saling tergantung satu sama lain dan tidak sanggup hidup secara sendiri tanpa melaksanakan kekerabatan atau kolaborasi dengan golongan lain dalam masyarakat. Namun demikian kesadaran bersama di antara mereka lemah. Misalnya, kehidupan pada masyarakat kota. Ada banyak jenis pekerjaan dalam masyarakat kota, mirip karyawan swasta, buruh, guru, pengusaha, pegawai negeri, dan lain-lain, di mana mereka saling membutuhkan atau bekerjasama yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan masing-masing, bukan atas ikatan moral (kebersamaan). Keadaan demikian sanggup disamakan dengan bagian-bagian suatu organisme yang merupakan suatu kesatuan yang tidak sanggup dipisah-pisahkan, lantaran apabila salah satu pecahan rusak maka organisme tersebut akan macet.
Somatic institutions: Lembaga sosial yang dibuat untuk tujuan pemenuhan kebutuhan jasmaniah manusia. Sebagai contoh ialah dibentuknya banyak sekali klub olah raga, mirip senam, bulu tangkis, tenis, dan lain-lain.
Somatologi: Cabang antropologi yang mempelajari terjadinya bermacam-macam insan dari segi ciri-ciri fisiknya.
Sosialisasi: Suatu proses sosial yang mana seseorang berguru menghayati dan melaksanakan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat di mana ia berada.
Sosialisasi partisipatif: Pola sosialisasi yang memposisikan individu sebagai sentra sosialisasi, dan menganggap penting kebutuhan individu.
Sosialisasi primer: Proses sosialisasi yang pertama dan utama yang terjadi pada seseorang, semenjak dilahirkan, berkenalan, dan sekaligus berguru bermasyarakat sehingga sanggup mengikuti keadaan dalam kehidupan.
Sosialisasi represif: Penanaman nilai dan norma pada tahap pertama dan utama yang dijalani oleh seorang anak.
Sosialisasi sekunder: Proses penanaman nilai dan norma pada tahap berikutnya yang memperkenalkan pada anak hal-hal di luar dari lingkungan keluarganya.
Sosialisme: Ajaran atau paham kenegaraan dan ekonomi yang berusaha supaya harta benda, industri, dan perusahaan menjadi milik negara.
Sosialite: Seseorang atau sekelompok orang yang selalu berpartisipasi dalam acara sosial dan menghabiskan waktu untuk menghibur dan dihibur pada acara-acara mode kelas atas.
Sosiatri: Salah satu ilmu terapan yang bersifat sosial (applied science) yang mana ilmu ini lebih cenderung mendekati ilmu sosial yang berparadigma pada pembangunan masyarakat.
Sosiobudaya: Berkenaan dengan segi sosial dan budaya.
Sosiogram: Diagram yang digunakan untuk memperlihatkan keluasan dan kedalaman kekerabatan masing-masing anggota kelompok.
Sosiokultural: Berkenaan dengan segi sosial dan budaya.
Sosiolecte: Lihat dialek sosial.
Sosiolinguistik: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari cara insan memakai bahasa dalam banyak sekali situasi masyarakat.
Sosiolog: Orang yang andal dalam bidang sosiologi.
Sosiologi: Ilmu yang mengkaji interaksi insan dengan insan lain dalam kelompok (seperti keluarga, kelas sosial, atau masyarakat) dan produk-produk yang timbul dari interaksi tersebut mirip nilai, norma serta kebiasaan-kebiasaan yang dianut oleh kelompok atau masyarakat tersebut.
Sosiologi hukum: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari kaitan antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan hukum. Materi yang dipelajari antara lain sikap masyarakat dalam hubungannya dengan aturan yang berlaku, peranan aturan dalam masyarakat, dan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan aturan yang ada dalam masyarakat.
Sosiologi ilmu pengetahuan: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari mitos yang ada dalam masyarakat, pandangan hidup, ilmu pengetahuan dan pengaruhnya terhadap sikap dan tingkah laku.
Sosiologi khusus: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari dan mengusut banyak sekali sektor kehidupan bermasyarakat, dari suatu segi kehidupan tertentu.
Sosiologi pendidikan: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari dan memahami forum pendidikan mentransformasikan sikap budaya dan tradisi masyarakat.
Sosiologi umum: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari dan mengusut tingkah laku insan pada umumnya, dalam mengadakan kekerabatan masyarakat.
Sosiologi urban: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari kondisi dan masalah sosial yang terjadi di kota-kota. Cabang ilmu ini juga mempelajari kekerabatan ras dan perencanaan kota.
Sosiometri: Cabang ilmu sosiologi yang bekerjasama dengan pengukuran secara ilmiah mengenai kekerabatan antara anggota-anggota kelompok. Alat ukurnya disebut sosiogram, yaitu sebuah diagram yang digunakan untuk memperlihatkan keluasan dan kedalaman kekerabatan masing-masing anggota kelompok sosial.
Sp-
Spesialisasi: Pembagian tugas. Spesialisasi mengakibatkan terjadinya perbedaan fungsi stratifikasi dan kekuasaan dalam suatu sistem kerja kelompok.
Spiritual: Berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).
Spiritualisme: Kepercayaan, atau praktik-praktik yang berdasarkan kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang berangkat (saat meninggal) tetapi bisa mengadakan kekerabatan dengan jasad. Hubungan ini umumnya dilaksanakan melalui seorang medium yang masih hidup. Ada keterlibatan emosional yang kuat, baik pada penolakan maupun penerimaan terhadap spiritualisme ini yang membuat sulitnya suatu uraian imparsial digunakan untuk membuktikannya.
St-
Stagnasi ekonomi: Hal yang terjadi ketika pertumbuhan ekonomi berjalan lambat (biasanya diukur berdasarkan pertumbuhan GDP) pada suatu periode tertentu. Yang dimaksud dengan “lambat” di sini ialah angka pertumbuhan ekonomi lebih kecil daripada pertumbuhan ekonomi potensial yang diprediksi oleh andal makroekonomi. Yang lain menyebutkan bahwa stagnasi terjadi ketika pertumbuhan ekonomi kurang dari 2-3% pertahun.
Stalemate: Suatu keadaan di mana pihak-pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan yang seimbang, namun berhenti pada titik tertentu dalam melaksanakan pertentangannya lantaran kedua belah pihak sudah mustahil lagi maju atau mundur.
Statika sosial: Bagian sosiologi yang mewakili stabilitas atau kemantapan.
Statistical method: Metode untuk mengukur gejala-gejala sosial yang tampak secara kuantitatif kemudian diinterpretasikan ke dalam pemahaman umum.
Statistik: 1. Ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan merepresentasikan data. Singkatnya, statistika ialah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah ‘statistika’ (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan ‘statistik’ (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan statistik ialah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika sanggup digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas. 2. Data yang berupa angka yang dikumpulkan ditabulasi, digolongkan sehingga sanggup memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala.
Statistik deskriptif: Statistik yang membicarakan perihal penyusunan data dalam daftar dan pembuatan grafik yang tidak menyangkut penarikan kesimpulan. Pengolahan yang bersifat analisis dan interpretasi data termasuk dalam statistik deskriptif selama tidak menyangkut penarikan simpulan yang berlaku umum atau pembuatan generalisasi.
Statistik induktif: Bagian statistik mengenai semua aturan dan cara yang digunakan sebagai alat dalam mencoba menarik simpulan yang berlaku umum dari data yang tersusun dan diolah sebelumnya. Dalam statistik induktif, peneliti mencari keterangan yang berlaku umum, yaitu membuat generalisasi dari data yang sedang dihadapi dan sengaja dikumpulkan untuk tujuan itu.
Statistik inferensia: Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan akhirnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi dari mana sampel diambil.
Status: Posisi yang disandang oleh seorang individu, yang mengandung hak dan kewajiban tertentu.
Status aktif: Status yang pada dikala tertentu aktif, pada lain waktu status tersebut tidak aktif. Hal tersebut sanggup diketahui bahwa individu tersebut mempunyai banyak status. Misalnya, seseorang yang menjadi guru, menjadi ketua organisasi politik, menjadi ketua RT di kampung, dan menjadi wirausahawan. Pada saat-saat tertentu, status ia sebagai ketua organisasi politik aktif (misalnya memimpin rapat organisasi), statusnya sebagai wirausahawan akan aktif sehabis ia mengajar, demikian pula sebagai ketua RT pada saat-saat tertentu akan aktif (misalnya memimpin rapat RT).
Status anxiety: Perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial yang dimiliki.
Status laten: Status yang membisu pada dikala status aktif bekerja. Misalnya seorang pengacara yang merangkap jadi dosen. Pada dikala ia menjadi dosen, maka status pengacaranya tidak aktif. Sebaliknya dikala berstatus sebagai pengacara, maka status dosennya tidak aktif.
Status quo: Istilah Latin yang berarti dikala ini atau keadaan yang ada. Untuk mempertahankan status quo ialah untuk menjaga hal mirip mereka dikala ini. Frasa terkait status quo ante, secara harfiah “negara di mana sebelumnya”, berarti “keadaan yang ada sebelumnya” jadi bisa diartikan pula “keadaan tetap pada suatu dikala tertentu”.
Status sosial: Posisi seseorang dalam struktur hierarki, posisi seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain.
Stereotipe: Citra kaku mengenai kelompok ras atau budaya lain tanpa memperhatikan kebenaran dari gambaran tersebut. Stereotipe merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh insan untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat. Stereotipe sanggup berupa prasangka positif dan juga negatif, dan adakala dijadikan alasan untuk melaksanakan tindakan diskriminatif.
Stigma sosial: Tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok lantaran kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang ada. Stigma sosial sering mengakibatkan pengucilan seseorang ataupun kelompok. Contoh sejarah stigma sosial sanggup terjadi pada orang yang berbentuk fisik kurang atau catat mental, dan juga anak luar kawin, homoseksual atau pekerjaan yang merupakan nasionalisasi pada agama atau etnis, mirip menjadi orang Yahudi atau orang Afrika Amerika. Kriminalitas juga membawa adanya stigma sosial.
Stilistika: Cabang linguistik yang mempelajari ragam bahasa mirip dialek, aksen, laras, dll. Ilmu ini juga mencoba menerangkan alasan pemilihan ragam bahasa yang digunakan oleh individu atau kelompok sosial tertentu, produk dan penerimaan makna, analisis wacana, serta kritik sastra.
Stimulus diffusion: Bentuk difusi yang terjadi lantaran penyebaran kebudayaan secara beruntun. Contoh: suku bangsa A bertemu B terjadi difusi, B bertemu C terjadi difusi, C bertemu D terjadi difusi, demikian seterusnya.
Stoneboilling technique: Cara memasak dengan memakai batu-batu panas.
Strata sosial: Perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau kelompok insan dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat mempunyai golongan sosial, namun tidak semua masyarakat mempunyai jenis-jenis kategori sosial yang sama. Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, sanggup kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul, tidak mempunyai golongan sosial dan sering kali tidak mempunyai pemimpin tetap pula. Oleh lantaran itu masyarakat mirip ini menghindari stratifikasi sosial. Dalam masyarakat mirip ini, semua orang biasanya mengerjakan acara yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.
Stratified sampling: Lihat sampel berstrata.
Stratifikasi: Penggolongan atau pengelompokan secara vertikal atau berdasarkan derajat tertentu.
Stratifikasi campuran: Sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk melaksanakan perpindahan lapisan pada bidang lain. Contoh: seorang raden yang mempunyai kedudukan terhormat di tanah Jawa, namun lantaran sesuatu hal ia pindah ke Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan itu menjadikannya mempunyai kedudukan rendah maka ia harus mengikuti keadaan dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Stratifikasi ekonomi (economic stratification): Stratifikasi ekonomi sanggup dilihat dari segi pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan. Stratifikasi ekonomi mendasarkan lapisan pada faktor ekonomi. Jadi, orang-orang yang bisa memperoleh kekayaan ekonomi dalam jumlah besar akan menduduki lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang kurang atau tidak bisa akan menduduki lapisan bawah. Dengan demikian, kemampuan ekonomi yang berbeda mengakibatkan terjadinya stratifikasi ekonomi. Golongan masyarakat yang menduduki lapisan atas dalam stratifikasi ekonomi, contohnya pengusaha besar, pejabat, dan pekerja profesional yang mempunyai penghasilan besar. Sementara itu, golongan yang menduduki lapisan sosial paling bawah, antara lain gelandangan, pengemis, pemulung, dan buruh tani. Stratifikasi ekonomi bersifat terbuka lantaran memungkinkan bagi masyarakat untuk pindah ke lapisan sosial yang lebih tinggi kalau bisa dan berprestasi.
Stratifikasi politik (political stratification): Kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menghipnotis orang lain untuk mencapai suatu tujuan.
Stratifikasi sosial (social stratification): Penggolongan warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara bertingkat-tingkat (hierarki). Itulah sebabnya kita sanggup mengenal kelas-kelas dalam kehidupan masyarakat, yaitu kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Pada dasarnya stratifikasi sosial atau pelapisan sosial terjadi lantaran adanya sesuatu yang dihormati dan dihargai dalam kehidupan masyarakat. Pembagian beberapa kelas (kelas atas, kelas menengah, kelas bawah) terjadi lantaran adanya ketimpangan dalam memperlihatkan penghargaan.
Stratifikasi sosial terbuka (open social stratification): Suatu sistem stratifikasi dalam masyarakat di mana setiap warga masyarakat sanggup secara bebas berusaha memperbaiki dan meningkatkan stratanya.
Stratifikasi sosial tertutup: Suatu sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat, di mana lapisan-lapisan yang ada lebih bersifat tetap dan tidak terjadi perubahan-perubahan secara vertikal.
Stratifikasi status sosial (social status stratification): Kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan faktor kehormatan.
Stratifikasi struktur masyarakat: Lihat stratifikasi sosial.
Stratifikasi usia (age stratification): Kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan faktor usia.
Structural differentiation: Lihat diferensiasi struktural.
Structuralism: Sudut pandang melihat kebudayaan dengan menilik struktur-struktur yang ada di dalam kebudayaan berikut perulangan-perulangan yang muncul di dalam kebudayaan. Dari kategorisasi dan perulangan, kemudian sanggup dilihat struktur dalam suatu kebudayaan berupa pemikiran di bawah sadar suatu suku bangsa. Bangsa Korea mempunyai bendera dengan struktur lima simbol. Di dalam kehidupannya pun, kebudayaan Korea banyak sekali memakai lima jenis. Makanan sesaji tradisional disajikan dengan lima jenis masakan dalam satu tempat, dan lain sebagainya.
Structuralism fungsionalism: Pandangan yang berupaya melihat fungsi kebudayaan berikut fungsi unsur-unsur kebudayaan.
Struktur masyarakat tertutup: Struktur masyarakat yang ditandai dengan adanya status dan kiprah yang cenderung tetap, dan tidak adanya perombakan atau perubahan yang bersifat bebas dan terbuka.
Struktur sosial abstrak: Struktur sosial yang tidak sanggup dilihat dan diraba melalui panca indra.
Struktur sosial: struktur status dan kiprah dalam suatu masyarakat yang bersifat abstrak, yang di dalamnya terdapat struktur secara vertikal maupun struktur secara horizontal.
Struktur sosial heterogen: Struktur sosial yang mempunyai keanekaragaman dalam suku, ras, maupun agama.
Struktur sosial homogen: Struktur sosial suatu masyarakat yang hanya terdiri atas satu jenis ras, suku, dan agama serta kepercayaan.
Struktur sosial terbuka: Struktur sosial mengalami proses perubahan yang terjadi setiap dikala dan digantikan oleh setiap orang.
Struktur sosial vertikal: Hierarki status-status sosial dengan peranannya masing-masing, sehingga menjadi satu sistem yang tidak terpisahkan dari struktur status yang tertinggi sampai struktur status yang terendah.
Strukturalisme: Paham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan mempunyai suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme juga ialah sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 sampai 1970, khususnya terjadi di Prancis. Tren metodologis yang memutuskan riset sebagai kiprah penyingkapan struktur objek-objek ini dikembangkan oleh para andal humaniora. Strukturalisme berkembang pada kala 20, muncul sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis dengan memakai metode-metode riset struktural yang dihasilkan oleh matematika, fisika dan ilmu-ilmu lain.
Studi dokumentasi: Teknik pengumpulan data yang tidak eksklusif ditujukan kepada objek penelitian, melainkan kepada dokumen-dokumen tertentu.
Studi masalah (case study): Penelitian yang memusatkan perhatian pada fenomena (gejala) sosial yang nyata dalam masyarakat. Misalnya, di masyarakat terjadi suatu masalah (peristiwa) perkelahian antar pelajar. Hal ini sanggup dikaji sebagai suatu masalah sosiologi. Dengan mengkaji faktor-faktor sosiologis yang mengakibatkan insiden itu terjadi, maka sosiologi sanggup menyumbangkan pemikirannya untuk menuntaskan masalah itu.
Studi kepustakaan (library research): Survai atas semua penelitian yang telah dilakukan mengenai masalah yang akan diteliti; suatu cara memperoleh data dengan mempelajari buku-buku di perpustakaan yang merupakan hasil dari para peneliti terdahulu.
Studi sosial: Kajian segala sesuatu yang bekerjasama dengan individu, kelompok, dan institusi yang menyusun masyarakat manusia.
Stupor: Kondisi mirip orang idiot/dungu, diam, dan tidak bereaksi. Biasanya akhir efek narkoba.
Su-
Subak: Organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam di Bali, Indonesia. Subak ini biasanya mempunyai pura yang dinamakan Pura Uluncarik, atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh para petani dan diperuntukan bagi dewi kemakmuran dan kesuburan Dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang pemuka adab yang juga ialah seorang petani di Bali.
Subcultures: Lihat kebudayaan khusus.
Subjek penelitian: Sumber keterangan atau data penelitian. Pemilihan subjek penelitian harus sesuai dengan objek penelitian. Pada dasarnya, terdapat dua sumber data untuk mendapat subjek penelitian yaitu sampel dan populasi.
Subjektif: Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas mengenai atau berdasarkan pandang (perasaan) sendiri, tidak eksklusif mengenai pokok atau halnya.
Subjugation: Berarti orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar sanggup memaksa orang atau pihak lain untuk menaatinya, terutama pihak yang lemah.
Subkultur: Lihat kebudayaan khusus.
Subsidiary institution: Pranata yang dianggap kurang penting. Contoh: kegiatan-kegiatan untuk rekreasi.
Substitusi: Proses bergantinya suatu unsur budaya dari yang usang menjadi gres lantaran dipandang lebih baik. Contohnya, bergantinya mesin ketik menjadi komputer, jahit tangan menjadi jahitan mesin, dan lain sebagainya.
Sudra: Golongan karya seseorang dalam agama Hindu yang bila hendak melaksanakan profesinya sepenuhnya mengandalkan kekuatan jasmaniah, ketaatan, kepolosan, keluguan, serta talenta ketekunannya. Tugas utamanya ialah berkaitan eksklusif dengan tugas-tugas kemakmuran masyarakat negara dan umat insan atas petunjuk-petunjuk golongan karya di atasnya, mirip menjadi buruh, tukang, pekerja kasar, petani, nelayan, penjaga, dll.
Sugesti: Pengaruh-pengaruh yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang sehingga orang yang mendapat sugesti akan menuruti apa yang menjadi harapan dari si pemberi sugesti tanpa pertimbangan-pertimbangan yang bersifat rasional.
Sugesti kerumunan (crowd sugestion): Penerimaan yang bukan didasarkan pada penalaran, melainkan lantaran keanggotaan atau kerumunan. Contohnya, adanya tawuran antarpelajar. Siswa-siswa yang terlibat dalam tawuran pada umumnya dilakukan atas dasar rasa setia kawan.
Sugesti negatif (negative sugestion): Sugesti yang ditujukan untuk menghasilkan tekanan-tekanan atau pembatasan tertentu. Contohnya, seorang cowok akan mengancam kekasihnya apabila cintanya berpaling kepada cowok lain sehingga kekasih cowok tersebut akan menurut.
Sugesti prestise (prestige sugestion): Sugesti yang muncul sebagai akhir adanya prestise orang lain. Contohnya, tokoh masyarakat menganjurkan semoga semua warganya melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan maka proposal tersebut akan dilaksanakan tanpa didahului dengan proses berpikir.
Sukerta (Jawa): Pembawa sial. Sukerta ialah golongan orang yang kejatuhan kotoran (suker), sehingga selalu diintai oleh peristiwa atau malapetaka lantaran berdasarkan kisah kuno ia menjadi jatah masakan Bhatara Kala. Bhatara Kala merupakan raksasa yang angker dan akan mengitari serta siap memangsa insan Sukerta.
Suku ainu: Salah satu ras khusus yang tinggal di Jepang. Suku Ainu mempunyai warna kulit dan rambut ras suku Kaukasoid, tetapi bentuk muka ras Mongoloid. Mereka terdapat di Pulau Hokaido dan Karafuko (Jepang Utara).
Suku Baduy: Lihat Baduy.
Suku bangsa (ethnic group/kelompok etnik): Kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang menganggap mereka berasal dari keturunan atau nenek moyang yang sama, meskipun garis keturunannya sudah tidak jelas. Kelompok ini tidak dibatasi oleh kesamaan bahasa atau adab istiadat saja, tetapi membutuhkan pengesahan dari anggota kelompoknya. Beberapa suku bangsa di Indonesia memungkinkan orang lain di luar sukunya menjadi anggota suku dengan upacara tertentu. Beberapa suku bangsa di Indonesia antara lain, Jawa, Minang, Sunda, Papua, Dayak, dan lain-lain.
Suku bangsa Aceh: Suku bangsa yang merupakan hasil pembauran beberapa bangsa pendatang dengan beberapa suku bangsa orisinil di Sumatera, yaitu dari Arab, India, Persia, Turki, Melayu, Minangkabau, Nias, Jawa, dan lain-lain. Asimilasi suku bangsa Aceh dengan suku bangsa lain melahirkan suku bangsa baru, yaitu suku bangsa Aneuk Jame dan Singkil. Daerah yang didiami suku bangsa Aceh biasa disebut dengan Serambi Mekah lantaran Aceh ialah pintu gerbang pertama masuknya agama Islam ke Indonesia, yaitu sekitar kala ke 12-14 Masehi. Lebar (1964) membagi suku bangsa Aceh menjadi orang Aceh pegunungan (ureung gunong) dan orang Aceh daratan (ureung baroh).
Suku bangsa Sikka: Suku bangsa yang berdiam di daerah antara Lio dan Larantuka, Kabupaten Sikka, daratan Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Nama Sikka kemungkinan berasal dari kerajaan Sikka yang pernah berdiri. Mereka menyebut dirinya dengan Ata Sika (Orang Sikka). Bahasa mereka sangat dekat dengan bahasa penduduk di Pulau Solor, yaitu sama-sama kelas bahasa Ambon-Timor dari kelompok bahasa Papuan.
Suku bangsa Sunda: Lihat Sunda.
Suku Dravida: Salah satu ras khusus yang sanggup ditemui di Asia Selatan. Orang Dravida lainnya sanggup ditemui di sebagian India Tengah, Sri Langka, Bangladesh, Pakistan, Afganistan, dan Iran.
Suku Vedoid: Salah satu ras khusus yang berada di Sulawesi.
Suku Yali Mek: Suku pegunungan di Kecamatan Kosarek, Kabupaten Jayawijaya. Walaupun telah mengenal pakaian, namun sebagian besar suku Yali Mek masih suka telanjang, baik pria maupun perempuan.
Suluk: Jenis sastra gaib Islam atau tasawuf.
Suma Oriental: Buku karya Tome Pires di mana telah menyebut pulau-pulau Sumatera, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Sumber nilai sosial: Nilai sosial bersumber dari daya guna fungsional yang diakui dan diberikan masyarakat kepada segala kreasi insan yang disebut kebudayaan. Sumber itu terletak di luar orang atau barang yang dihargai itu. Sumber nilai sosial terletak di dalam masyarakat itu sendiri, sejauh masyarakat mengetahui dan mengalami kegunaan atau jasa-jasa orang dan barang tersebut. Sumber nilai yang terletak di luar orang atau benda yang bernilai itu disebut sumber ekstrinsik. Selain sumber ekstrinsik, ada pula sumber intrinsik. Pada masyarakat sebagian terdapat golongan insan yang semenjak lahir belum pernah memperlihatkan jasa bagi masyarakat. Mereka para penyandang cacat tubuh, mental, dan yatim piatu. Mereka disebut orang-orang yang tidak mempunyai daya guna fungsional bagi masyarakat, tetapi ternyata ada anggota masyarakat mau menyisihkan waktu dan uang bagi mereka, mengasuh, dan merawat mereka. Kesediaan sejumlah orang untuk mengasuh mereka sama sekali tidak didasarkan pada daya guna fungsional yang mudah tidak mereka miliki, melainkan pada nilai harkat dan martabat manusia. Dapat dikatakan bahwa nilai intrinsik dari nilai sosial ialah harkat dan martabat insan itu sendiri.
Sunatan: Upacara untuk merayakan sunat. Sunat ialah tanda anak pria memasuki pintar balig, biasanya dilakukan pada anak usia 8-14 tahun. Saat melaksanakan upacara ini, biasanya orang renta mengadakan pesta dengan mengundang sanak saudara dan tetangga.
Sunda: Masyarakat yang bertempat tinggal di daerah Jawa Barat dan secara turun temurun memakai bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan ekonomi masyarakat Sunda sudah terlalu kompleks, tetapi sebagian besar masyarakatnya masih bekerja dalam bidang pertanian, peternakan, industri, perdagangan, dan jasa lainnya. Sistem kekerabatan pada masyarakat Sunda dipengaruhi oleh adab yang diteruskan secara turun temurun dan kemudian diperkaya oleh efek fatwa Islam. Antara adab dan fatwa Islam telah menyatu dalam kehidupan masyarakat Sunda. Misalnya, dalam hal perkawinan, masyarakat Sunda menyelenggarakannya berdasarkan adab istiadat dan sekaligus berdasarkan fatwa agama Islam.
Sunda Wiwitan: Agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda. Akan tetapi ada sementara pihak yang beropini bahwa Agama Sunda Wiwitan juga mempunyai unsur monotheisme purba, yaitu di atas para dewata dan hyang dalam pantheonnya terdapat ilahi tunggal tertinggi maha kuasa yang tak berwujud yang disebut Sang Hyang Kersa yang disamakan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Penganut fatwa ini sanggup ditemukan di beberapa desa di Provinsi Banten dan Jawa Barat, mirip Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; dan Cigugur, Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut semenjak usang oleh orang Sunda sebelum datangnya fatwa Hindu dan Islam.
Superego: Bagian diri yang telah menyerap nilai-nilai kultural dan berfungsi sebagai bunyi hati.
Superior: Sikap membedakan dan menjaga jarak terhadap kelompok lain.
Superioritas: Perasaan atau sikap diri lebih unggul.
Supernatural: Sesuatu yang bukan merupakan subjek aturan alam atau sesuatu yang ada di luar alam. Dalam neoplatonisme, mempertimbangkan sesuatu yang supernatural merupakan hal yang sulit lantaran keterkaitan apa pun dengan alam harus ditolak. Dalam budaya terkenal dan fiksi, sesuatu yang supernatural dikaitkan dengan hal-hal yang paranormal dan gaib.
Supranatural: Segala sesuatu fenomena atau kejadian yang tidak umum atau tidak lazim atau dianggap di luar batas kemampuan insan pada umumnya dan tidak sesuai dengan aturan alam.
Surga: Suatu tempat di alam alam abadi yang dipercaya oleh para penganut beberapa agama sebagai tempat berkumpulnya roh-roh insan yang semasa hidup di dunia berbuat kebajikan sesuai fatwa agamanya, istilah ini berasal dari bahasa sanskerta, yaitu Svarga.
Surrealisme: Aliran lukisan yang mirip bentuk-bentuk yang sering ditemui dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap pecahan tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan insan tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Survei: Suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan semoga sanggup menggeneralisasikan terhadap hal yang diteliti.
Susila: Lihat norma kesusilaan (mores).
Sw-
Swastika: Ragam hias Buddha yang melambangkan daya dan keselarasan jagad raya.
Sy-
Symbiotic: Pertemuan antarindividu dari satu masyarakat dan individu-individu dari masyarakat lainnya tanpa mengubah kebudayaan masing-masing. Contohnya, proses tukar barang yang terjadi antara orang suku pedalaman Kongo dan orang suku pedalaman Togo di Afrika.
Symbiotic diffusion: Bentuk difusi yang merupakan pertemuan antara individu-individu dari suatu masyarakat dan individu-individu dari masyarakat lainnya tanpa mengubah kebudayaan masing-masing.
Download Kamus Sosiologi di Sini
Lihat Juga
Kamus Sosiologi, Abjad A
Kamus Sosiologi, Abjad B
Kamus Sosiologi, Abjad C
Kamus Sosiologi, Abjad D
Kamus Sosiologi, Abjad E
Kamus Sosiologi, Abjad F
Kamus Sosiologi, Abjad G
Kamus Sosiologi, Abjad H
Kamus Sosiologi, Abjad I
Kamus Sosiologi, Abjad J
Kamus Sosiologi, Abjad K
Kamus Sosiologi, Abjad L
Kamus Sosiologi, Abjad M
Kamus Sosiologi, Abjad N
Kamus Sosiologi, Abjad O
Kamus Sosiologi, Abjad P
Kamus Sosiologi, Abjad Q
Kamus Sosiologi, Abjad R
Kamus Sosiologi, Abjad S
Kamus Sosiologi, Abjad T
Kamus Sosiologi, Abjad U
Kamus Sosiologi, Abjad V
Kamus Sosiologi, Abjad W
Kamus Sosiologi, Abjad X
Kamus Sosiologi, Abjad Y
Kamus Sosiologi, Abjad Z
Sabulangan (Mentawai): Makhluk halus yang melepaskan diri dari badan insan yang meninggal dan pergi ke dunia roh atau yang hidup di sekitar tempat tinggal insan dalam bumi, air, udara, pohon besar, hutan, dan tempat-tempat lainnya.
Sacred: Adanya sesuatu yang suci atau kudus. Salah satu unsur yang mendasari agama.
Sadaqah atau sedekah: pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan tulus tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Shadaqah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak. Karena shadaqah tidak hanya berarti mengeluarkan atau mendermakan harta. Namun shadaqah meliputi segala amal atau perbuatan baik.
Sahala (Batak): Kharisma, roh kekuatan yang dimiliki seseorang.
Sahih: Valid.
Samen leaven: Kumpul kebo.
Sampel: Objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai dengan yang dibutuhkan sebagai wakil dari populasi yang ada; pecahan kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar. Tujuan pengambilan sampel untuk mengadakan penghematan waktu, biaya, dan tenaga dengan validitas yang masih tetap terjaga secara baik. Penentuan sampel dalam penelitian sangat penting. Oleh lantaran itu, perlu dijelaskan semoga kebenaran suatu penelitian tetap terjaga.
Sampel berstrata: Sampel yang terbentuk dengan membagi populasi atas tingkat-tingkat atau kelas-kelas. Anggota sampel ditarik dari setiap kelas sehingga setiap kelas diwakili di dalam sampel.
Sampel kelompok: Teknik pengambilan sampel untuk memperoleh sampel dari kelompok-kelompok yang bukan merupakan kelas atau strata. Misalnya, petani, pedagang, sekolah negeri, dan sekolah swasta. Jadi, dari setiap kelompok tersebut diambil sampelnya.
Sampel kuota: Lihat quota sampling.
Sampel penelitian: Jumlah tertentu yang mewakili populasi.
Sampel proporsi: Teknik pengambilan sampel untuk memperoleh sampel yang representatif yaitu pengambilan sampel dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam setiap strata atau wilayah.
Sampel sebanding: Penarikan sampel dengan cara proporsional quota sample diperoleh dengan mengambil anggota strata sedemikian rupa sehingga setiap stratum diwakili oleh sejumlah anggota yang sebanding dengan besarnya stratum itu.
Sampel tak terbatas (unrestricted random sampling): Sampel yang anggotanya dipilih eksklusif dari seluruh populasi dengan tidak membagi populasi itu lebih dahulu atas kelas atau golongan.
Sampel terbatas (restricted sampling): Sampel yang dibuat dengan membagi populasi atas pecahan atau golongan. Selanjutnya, dari pecahan tersebut dipilih beberapa anggota sampel atau golongan secara random. Dari golongan yang terpilih, sebagian besar atau seluruh anggota dimasukkan menjadi anggota sampel.
Sampel tetap (fixed sampling design): Cara pengambilan sampel yang dibuat mengikuti aturan tertentu. Aturan itu tidak akan diubah selama penarikan sampel.
Sampling: Cara atau metode tertentu yang digunakan untuk mendapat data dalam suatu penelitian ilmiah. Pengambilan sampel harus dilakukan semoga sampel sanggup menggambarkan populasi yang bahwasanya atau representatif.
Sampyong: Semacam gambang sederhana terbuat dari bilahan bambu atau kayu sebanyak empat bilah, kentongan bambu, dan tanduk kerbau. Irama yang dihasilkan dari alat musik sampyong ini sangat monoton, sehingga justru menimbulkan semangat bertanding.
Samrah: 1. Seni musik orkes tradisional Betawi yang memperoleh efek dari kebudayaan Melayu. Alat musik samrah terdiri atas harmonium, biola, gitar, dan tamborin. Samrah sering dilengkapi pula dengan rebana dan gendang. Orkes samrah pada umumnya dimainkan untuk mengiringi nyanyian dan tarian. Kostum para pemain musik samrah berupa peci, jas, dan kain plakat. Namun ada pula yang mengenakan baju sadaria dan celana batik. 2. Tarian Betawi yang mendapat efek Melayu. Gerakan tarinya banyak memperlihatkan persamaan dengan gerak tari Melayu yang mengutamakan langkah-langkah kaki dan lenggang berirama. Pada umumnya penari samrah berpasang-pasangan pria dan perempuan. Mereka menari sambil diiringi nyanyian berupa pantun oleh seorang biduan.
Sanctioned institutions: Pranata sosial yang ditolak oleh masyarakat meskipun masyarakat tidak bisa memberantasnya. Misalnya, kelompok penjahat, kelompok pemeras, pencoleng, dan lain-lain.
Sangga: Majelis biksu Buddha yang keanggotaannya sanggup dari segala kasta; merupakan tiga pokok keimanan dalam agama Buddha.
Sanggah: Tempat sesaji rumah yang merupakan tempat pemujaan leluhur dari klen kecil serta keluarga luas. Di Bali ada beribu-ribu pura dan sanggah, masing-masing dengan hari perayaan berdasarkan sistem penanggalan yang telah ditetapkan. Di Bali digunakan dua macam penanggalan, yaitu penanggalan Hindu-Bali dan Jawa-Bali.
Sanitu (Mentawai): Roh-roh jahat yang suka mengganggu orang dan membawa penyakit, serta bencana.
Sanksi: Suatu bentuk imbalan atau jawaban yang diberikan kepada seseorang atas perilakunya. Sanksi sanggup berupa hadiah (reward) dan sanggup pula berupa eksekusi (punishment). Sanksi diberikan atau ditetapkan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku anggotanya semoga sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Santet (sorcery): Perbuatan sengaja diadakan oleh insan untuk berbuat jahat dengan tujuan khusus dengan cara menenung korbannya dengan memakai kuku, rambut, atau pakaian bekas, memasukkan gigi jenazah ke dalam badan korban.
Saparua: Salah satu dialek bahasa Ambon.
Sara (Bugis-Makassar): Bagian dari pangaderreng, yang mengandung pranata hukum, dalam hal ini ialah aturan Islam.
SARA: Suku Ras dan Agama. Berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan atas sentimen identitas yang menyangkut suku bangsa agama, ras atau keturunan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan yang didasarkan atas identitas diri dan golongan sanggup dikatakan sebagai tindakan SARA.
Sarchovagus: Lihat kubur batu.
Sastra: Karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berkhasiat dan mengandung nilai pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra.
Sastra Malayu Rendah: Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870-1942, yang berkembang di lingkungan masyarakat Cina dan masyarakat Indo-Eropa.
Sayap kiri: Kelompok yang biasanya dihubungkan dengan aliran sosialis atau demokrasi sosial.
Sayap kanan: Istilah yang mengacu kepada segmen spektrum politik yang biasanya dihubungkan dengan konservatisme, liberalisme klasik, kelompok kanan agama, atau sekadar lawan dari politik sayap kiri. Dalam konteks tertentu, istilah sayap kanan juga bisa meliputi nasionalisme otoriter, namun hal itu biasanya lebih merupakan pecahan dari ekstrem kanan.
Sc-
Science (ilmu pengetahuan): Sejumlah pengetahuan yang teratur dan sanggup dibuktikan yang diperoleh melalui penyelidikan ilmiah, suatu metode studi yang digunakan untuk memperoleh sejumlah pengetahuan yang bisa dibuktikan kebenarannya.
Scientific institutions: Lihat lembaga ilmiah.
Sd-
SDM: Sumber Daya Manusia. Potensi yang terkandung dalam diri insan untuk mewujudkan peranannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang bisa mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian mudah sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai pecahan integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh lantaran itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Se-
Secondary deviation: Lihat penyimpangan sekunder.
Secondary group: Lihat kelompok sekunder.
Segmentasi: Pembagian di segmen; pembagian struktur sosial ke dalam unit-unit tertentu yang sama.
Segregasi: Upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
Sejarah: Kejadian dan insiden yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Adapun ilmu sejarah ialah ilmu yang digunakan untuk mempelajari insiden penting masa kemudian manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau andal sejarah disebut sejarawan.
Sekaten atau upacara sekaten: Berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat. Acara peringatan ulang tahun nabi Muhammad SAW yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Jawa Mulud (Rabiul awal tahun Hijrah) di alun-alun utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dulunya digunakan oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.
Sekaten: Berasal dari kata Syahadatain, yaitu dua kalimat syahadat yang harus diucapkan oleh siapa saja yang mau memeluk agama Islam. Ini memperlihatkan kebijakan para wali melaksanakan inisiatif untuk menyelenggarakan pameran sekatenan untuk memikat warga yang masih belum terlalu memeluk Islam sepenuhnya, sekaligus berusaha mengasimilasikan kebudayaan Jawa dengan fatwa Islam.
Sekisme: Perbedaan perlakuan antara pria dan perempuan.
Seks: Jenis kelamin, kelas-kelas dalam dimorfisme seksual (sexual dimorphism) akhir adanya sistem penentuan kelamin pada makhluk hidup.
Sekte: Sebuah kelompok keagamaan atau politik yang memisahkan diri dari kelompok yang lebih besar, biasanya lantaran pertikaian perihal masalah-masalah doktriner. Dalam sejarah, penggunaannya di lingkungan agama Nasrani mengandung konotasi penghinaan dan biasanya merujuk pada suatu gerakan yang menganut keyakinan atau fatwa yang sesat dan yang sering kali menyimpang dari fatwa dan praktik ortodoks. Dalam konteks India, sekte merujuk kepada suatu tradisi yang terorganisir.
Sekularisasi: Melemah atau hilangnya efek agama terhadap kehidupan sosial dan politik.
Sekularisme: Suatu paham yang selalu mencerminkan kehidupan keduniawian; sikap yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat nonagamis, mirip teknologi, ilmu pengetahuan, sehingga kebutuhan agamis seolah-olah dikesampingkan.
Sekunder: Yang kedua, tingkatan kedua.
Selamatan: Lihat slametan.
Semantik: Cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Dengan kata lain, semantik ialah pembelajaran perihal makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatika, penggunaan mudah simbol oleh komunitas pada konteks tertentu.
Semasiologis: Pemberian nama yang sama untuk beberapa konsep yang berbeda.
Semi subterranian dwelling: Rumah yang setengah di bawah tanah.
Seminar: Pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan andal (guru besar, pakar, dan sebagainya).
Semiprofessional: Para pegawai kantor, pedagang, teknisi berpendidikan menengah, mereka yang tidak berhasil mencapai gelar, para pedagang buku, dan sebagainya.
Seni: Suatu hasil karya insan yang mempunyai keindahan dan sanggup dinikmati serta dirasakan oleh manusia.
Seni drama: Lihat drama.
Seni kaligrafi: Lihat kaligrafi.
Seni kontemporer: Lihat kontemporer.
Seni kriya: Bidang seni rupa yang membuat karya yang sanggup digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Yang tergolong seni kriya ialah kriya tekstil, kriya kayu, kriya keramik, dan kriya rotan.
Seni lukis: Lihat seni rupa.
Seni pertunjukan: Salah satu bidang seni yang terdiri atas tiga cabang seni, yaitu seni musik, seni tari, dan teater. Disebut sebagai seni pertunjukkan lantaran dinikmati dengan cara dipertunjukkan.
Seni rupa: Cabang seni yang membentuk karya seni yang bisa ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan yang diberikan oleh seni rupa merupakan hasil olahan dari konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan pola estetika. Secara kasar, terjemahan seni rupa dalam Inggris ialah fine art. Namun, sesuai perkembangan seni modern istilah ini menjadi lebih khusus kepada pengertian seni rupa murni. Hal ini untuk membedakan dengan istilah seni kriya atau visual arts. Apabila dilihat dari ukurannya, seni rupa sanggup berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Seni rupa dua dimensi terdiri atas satuan panjang dan lebar, contohnya lukisan atau kartun. Sedangkan seni rupa tiga dimensi terdiri atas ukuran panjang, lebar, dan tinggi, contohnya patung dan kerajinan.
Seni sastra: Karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berkhasiat dan mengandung nilai pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya sastra disebut sastrawan.
Seni suara: Kesenian yang dinikmati oleh insan dengan telinga. Seni yang termasuk dalam seni bunyi ialah seni vokal, seni instrumental, dan seni sastra.
Seni tari: Ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan bermakna yang diwujudkan melalui media gerak badan insan yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu. Dalam seni tari, unsur utamanya ialah gerak, suara, dan rupa yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu.
Seni teater (drama): Ungkapan, gagasan, atau perasaan yang estetis dan bermakna yang diwujudkan melalui media gerak, suara, dan rupa yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu.
Seni tradisional: Unsur kesenian yang menjadi pecahan hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Tradisional ialah agresi dan tingkah laku yang keluar alamiah lantaran kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi ialah pecahan dari tradisional namun bisa musnah lantaran ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut.
Seniman: Istilah subjektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap ialah untuk menyebut orang-orang yang membuat karya seni, mirip lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman memakai imajinasi dan bakatnya untuk membuat karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
Sensus: Penghitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dilakukan serentak dan bersifat menyeluruh dalam batas negara untuk kepentingan demografi negara yang bersangkutan.
Sentimen: Pendapat atau pandangan yang didasarkan pada perasaan yang berlebih-lebihan terhadap sesuatu (bertentangan dengan pertimbangan pikiran).
Separatisme: Suatu gerakan untuk mendapat kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok insan (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain (atau suatu negara lain). Istilah ini biasanya tidak diterima para kelompok sendiri lantaran menganggapnya kasar, dan menentukan istilah yang lebih netral mirip determinasi diri.
Sepro (Papua): Sebutan orang Bgu untuk semua roh yang baik dan roh yang jahat yang mediami alam sekitar.
Seremonial: Lihat upacara.
Sh-
Shaman: Seseorang yang dianggap mempunyai suatu kemampuan khusus bekerjasama dengan makhluk atau kekuatan spiritual.
Short message service: Layanan pesan singkat atau sms.
Si-
Sifat dasar: Keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari ayah dan ibunya.
Significant others: Orang-orang penting yang besar lengan berkuasa atau penting dalam proses sosialisasi seseorang, khususnya keluarga.
Sikap: Evaluasi umum yang dibuat insan terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek, dan isu-isu. Sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan. Sikap seseorang terhadap suatu objek pada umumnya terwujud dalam dua bentuk, yakni suka atau tidak suka, mendukung atau tidak mendukung, dan memihak atau tidak memihak.
Sikap faktual: Sikap tidak terkurung oleh alur pemikirannya sendiri dan tidak menarik kesimpulan tanpa dilandasi fakta yang objektif.
Sikap kritis: Suatu sikap yang berani dalam memperlihatkan atau memberikan koreksi.
Sikap phenomenologik: Sikap bersedia untuk meninggalkan segala bentuk prasangka maupun motif-motif subjektif lainnya.
Sikap sosial: Perbuatan yang berkaitan dengan masyarakat.
Siklus: Kegiatan yang dilakukan berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
Simagere (Mentawai): Jiwa yang mengakibatkan orang hidup.
Simbiotik: Lihat hubungan simbiotik.
Simbol: Segala sesuatu yang melambangkan yang lain daripada benda (lambang) itu sendiri, contohnya kata, gerakan, atau bendera.
Simbol status (status symbol): Penggunaan simbol-simbol untuk memperlihatkan kedudukan seseorang di dalam masyarakat.
Simbolisme langit: Kepercayaan pada dewa-dewa langit yang karakternya ditandai dengan sifat langit yang luas di atas bumi. Langit membawa arti perihal transendensi sebuah bentangan yang diangkat tinggi di atas bumi, sesuatu yang tak terbatas, berkuasa dan infinit penuh otoritas dan realitas. Seperti, Dewa Olorum di kalangan suku-suku Yoruba di Afrika dianggap ilahi langit pemilik langit atau Dewa Athura Mazda dari Iran dianggap ilahi langit pemberi suatu aturan dan penegak aturan moral di dunia.
Simetris: Hubungan variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh yang lainnya.
Simpati: Perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.
Simpel random sampling (sampel acak sederhana): Sistem pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Kemungkinan untuk menjadi anggota sampel berlaku bagi semua individu-individu terlepas dari persamaan-persamaan maupun perbedaan di antara mereka sepanjang mereka itu menjadi anggota populasi. Misalnya, Dito ialah lelaki berumur 29 tahun berpendidikan sarjana, sedangkan Surti ialah perempuan 20 tahun dan buta huruf, keduanya mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai anggota sampel, sepanjang mereka itu merupakan anggota sampel. Penentuan sampel melalui simpel random sampling sanggup dilakukan dengan undian.
Simposium: Simposium mirip panel lantaran terdiri atas beberapa pembicara. Perbedaannya terletak pada pembahasan masalah yang diajukan. Simposium sifatnya lebih formal, yaitu beberapa pembicara terlebih dahulu mempersiapkan pembicaraannya perihal suatu masalah tertentu. Pembahasan terhadap sebuah masalah ditinjau dari banyak sekali sudut pandang dan disoroti dari titik tolak yang berbeda. Simposium sanggup pula diatur dengan cara lain, contohnya sebuah aspek dari suatu duduk masalah ditentukan untuk disoroti secara khusus, kemudian dibicarakan secara khusus.
Sinking mobility: Perubahan kedudukan menjadi lebih rendah.
Sinkretisme: Paham (aliran) baru, yaitu perpaduan dari beberapa paham (aliran) yang berbeda untuk mencapai keserasian dan keseimbangan; proses berpadunya dua kebudayaan kemudian membentuk suatu sistem dan sanggup berjalan seirama dengan baik. Contoh sinkretisme di Indonesia ialah upacara Grebeg di Yogyakarta. Upacara tersebut diadakan untuk memperingati Maulid Nabi, Idul Fitri, maupun Idul Adha. Upacara tersebut berasal dari budaya Jawa di Yogyakarta yang diprakarsai oleh Sultan Agung dengan membuat gunungan yang berisi sayuran dan lain-lain, namun dilakukan dalam rangka memperingati ritual agama Islam.
Sintaksis: Studi gramatikal struktur antar kata. Struktur yang dimaksud di sini ialah urutan kata. Sebagian besar makna suatu frasa, contohnya sangat tergantung pada urutan kata pembentuknya.
Sipet (Dayak): Alat berburu berisikan ranjau kayu atau bambu runcing.
Siri (Bugis-Makassar): Rasa malu dan rasa kehormatan seseorang.
Sistem: Bagian-bagian yang saling bekerjasama antara satu dengan yang lainnya, sehingga sanggup berfungsi melaksanakan suatu kerja untuk tujuan tertentu.
Sistem ekonomi fasis: Kegiatan ekonomi dalam sistem ini didominasi oleh pemimpin atau pemerintah. Sistem ekonomi tipe ini sering dikenal sebagai sistem ekonomi terpimpin. Dalam kegiatan ekonominya, rakyat tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan arah kebijakan ekonomi, melainkan harus tunduk kepada kebijakan ekonomi pemerintah. Negara yang pernah menyebarkan sistem ini ialah Jepang, Jerman, dan Italia.
Sistem ekonomi kapital: Kegiatan ekonomi dalam sistem ini sangat ditentukan oleh kalangan pemilik modal atau kapitalis. Sistem ini menganut pola kebebasan dalam menjalankan forum ekonomi, sehingga mereka ialah pendorong munculnya pasar bebas atau globalisasi. Negara yang menganut sistem ini ialah Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat. Dalam era pasar bebas, sistem ekonomi kapital tersebut sudah merambah negara-negara Timur, termasuk Indonesia.
Sistem ekonomi komunis: Kegiatan ekonomi dalam sistem ini dikelola secara kolektif dengan alasan untuk kemakmuran bersama. Dalam pemerintahannya, biasanya ditandai oleh tampilnya partai komunis yang menamakan diri sebagai wakil rakyat. Dalam konsep ekonomi komunis, setiap orang harus mencicipi hal yang sama, baik dari kalangan rakyat maupun kalangan pejabat. Dalam praktiknya, penguasa kolektif inilah yang berperan dalam mengendalikan forum ekonomi, sementara rakyat tidak mempunyai kebebasan sama sekali. Negara-negara yang menyebarkan sistem ini ialah negara-negara komunis, mirip Cina dan Rusia.
Sistem ekonomi Pancasila: Sistem perekonomian yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual. Untuk tujuan tersebut sistem ekonomi Pancasila berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945. Artinya, sebagaimana tercantum dalam pasal 33 UUD 1945 bahwa, seluruh kekayaan alam yang dikuasai oleh negara dipergunakan untuk kemakmuran seluruh rakyat dengan prinsip keadilan. Sistem ekonomi Pancasila juga sering disebut sebagai sistem ekonomi kerakyatan. Ini berarti kokohnya ekonomi nasional harus ditopang oleh kuatnya ekonomi kerakyatan, di mana seluruh komponen bangsa berperan serta di dalamnya.
Sistem hukum: Lihat hukum.
Sistem interaksi: Jaringan yang tersusun dari banyak sekali jalinan saling menghipnotis sosial antar-manusia.
Sistem kasta: Lihat kasta.
Sistem kekerabatan: Lihat kekerabatan.
Sistem keyakinan: salah satu komponen religi yang mengandung segala keyakinan serta bayangan insan perihal sifat-sifat Tuhan, perihal wujud alam gaib (supranatural), serta segala nilai, norma, dan fatwa religi yang bersangkutan.
Sistem lapisan: Lihat stratifikasi sosial.
Sistem norma: Sejumlah aturan sosial atau pedoman sikap yang pantas, yang menjadi komitmen semua anggota masyarakat untuk dipegang dan dijadikan pedoman untuk mengatur kehidupan bersama.
Sistem sosial: Organisasi atau tingkah laku yang menyangkut hak dan kewajiban yang ditentukan oleh masyarakat sebagai orang yang mempunyai posisi tertentu dalam organisasi.
Sistem stratifikasi sosial: Lihat stratifikasi sosial.
Sistematis: Menurut alur pemahaman yang runut dan berkesinambungan.
Situasi politik: Kondisi stabilitas pemerintahan termasuk bagaimana dukungan rakyat pada umumnya terhadap struktur pemerintahan yang gres dalam masyarakat tersebut.
Sk-
Skala pengukuran (rating scale): Pencatatan tanda-tanda berdasarkan tingkatan-tingkatannya. Skala pengukuran (rating scale) pada umumnya terdiri atas suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat. Skala pengukuran (rating scale) ini mirip dengan daftar pengamatan (check list), lantaran observers tinggal memperlihatkan tanda-tanda tertentu atau mengecek tingkatan tingkah laku tertentu selama pengamatan berlangsung.
Skeptis: Sikap suka mencurigai segala sesuatu. Seorang skeptis cenderung meyakini pandangannya sendiri dan mencurigai pandangan-pandangan lain di luar itu.
Sl-
Slametan (Jawa): Upacara keagamaan agama religi kejawen di Jawa yang mengandung mistis dan sosial terhadap mereka yang ikut serta di dalamnya.
Slang: Ragam bahasa tidak resmi yang bersifat musiman yang digunakan oleh suatu kelompok masyarakat tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud menyamarkan arti bahasanya terhadap orang luar.
Slash and burn: Bercocok tanam berpindah dengan cara membuka hutan dan membakarnya untuk dijadikan lahan pertanian.
Slums: Kawasan kumuh. Sebuah tempat dengan tingkat kepadatan populasi tinggi di sebuah kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat miskin. Kawasan kumuh sanggup ditemui di banyak sekali kota besar di dunia. Kawasan kumuh umumnya dihubung-hubungkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Kawasan kumuh sanggup pula menjadi pangkal masalah sosial mirip kejahatan, obat-obatan terlarang dan minuman keras. Di banyak sekali negara miskin, tempat kumuh juga menjadi sentra masalah kesehatan lantaran kondisinya yang tidak higienis.
Sm-
Small group: Kelompok yang terdiri sekurang-kurangnya dua orang, masing-masing menjalin kekerabatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sn-
Snowball sampling (teknik bola salju): Teknik pencarian (pemilihan) informan yang semakin usang semakin berkembang (bagaikan bola salju yang semakin menggelinding semakin besar/berkembang bolanya/informannya), sesuai dengan kebutuhan dan kematangan dalam memperoleh data.
So-
Social change: Lihat perubahan sosial.
Social circulation: Saluran-saluran dalam masyarakat yang memungkinkan mobilitas sosial vertikal sanggup terjadi. Adapun saluran-saluran tersebut di antaranya ialah angkatan bersenjata, forum keagamaan, forum pendidikan, organisasi politik, organisasi ekonomi, organisasi keahlian, dan perkawinan.
Social climbing: Lihat mobilitas vertikal naik.
Social contact: Lihat kontak sosial.
Social control: Proses yang digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi, mengajak, bahkan memaksa semoga berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat.
Social dynamics: Sosiologi sebagai ilmu yang meneropong bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
Social elevator: Pengangkat kedudukan sosial; media (tangga) sosial yang sanggup digunakan sebagai susukan mobilitas sosial.
Social engineering: Rekayasa sosial, yakni cara-cara untuk menghipnotis masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu; social engineering sering dinamakan pula dengan istilah lain social planning (perencanaan sosial).
Social equilibrium: Keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat.
Social exchange: Lihat pertukaran sosial.
Social fact atau social truth: Gejala yang hanya sanggup dipahami secara baik bila peneliti mempertajam apa yang disebut intuitive insight “memahami dari dalam” (verstehen) ihwal objek kajiannya.
Social institutions: Lihat institusi sosial.
Social mobility: Lihat mobilitas sosial.
Social need: Kebutuhan sosial. Kebutuhan yang dibutuhkan untuk memenuhi kepentingan bersama kelompok, misalnya, siskamling, gedung sekolah, rumah sakit, dan jembatan.
Social order: Suatu sistem atau tatanan nilai dan norma sosial yang diakui dan dipatuhi oleh segenap warga masyarakat.
Social planning: Lihat social engineering.
Social sciences: Lihat ilmu pengetahuan sosial.
Social sinking: Lihat mobilitas vertikal turun.
Social statics: Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kekerabatan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Social truth: Lihat social fact.
Society (masyarakat): Kelompok insan yang secara nisbi bisa menghidupi kelompoknya, bersifat independen dan mendiami suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan, serta kebanyakan kegiatannya berlangsung di dalam kelompok itu sendiri.
Sociology: Lihat sosiologi.
Sociometry: Kumpulan konsep dan metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti kekerabatan antar insan dalam masyarakat secara kuantitatif.
Solidaritas: Sifat (perasaan) solider; sifat satu rasa (senasib dsb.); perasaan setia kawan.
Solidaritas kelompok: Rasa kesatuan antara warga suatu kelompok dalam suatu masyarakat. Rasa kesatuan ini meliputi pendapat dan tujuan. Untuk mewujudkan rasa kesatuan tersebut dibutuhkan adanya kesadaran anggota-anggota kelompok.
Solidaritas mekanis: Ciri yang menandai bagi masyarakat sederhana yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masyarakat ini belum ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam hal pekerjaan lantaran intinya setiap pekerjaan dilakukan secara gotong royong atau gotong royong. Masyarakat ini juga terikat oleh kesamaan dan kesadaran bersama yang kuat. Hubungan sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat cenderung dekat dan didasarkan pada sistem nilai yang sama. Contoh masyarakat dengan solidaritas ini ialah masyarakat pedesaan yang masih tradisional. Pada umumnya masyarakat tersebut mempunyai pekerjaan yang sama, yaitu sebagai petani.
Solidaritas organik: Solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks atau bermacam-macam yang telah mengenal pembagian kerja secara rinci. Dengan demikian muncul keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat yang menjadikan setiap golongan dalam masyarakat saling tergantung satu sama lain dan tidak sanggup hidup secara sendiri tanpa melaksanakan kekerabatan atau kolaborasi dengan golongan lain dalam masyarakat. Namun demikian kesadaran bersama di antara mereka lemah. Misalnya, kehidupan pada masyarakat kota. Ada banyak jenis pekerjaan dalam masyarakat kota, mirip karyawan swasta, buruh, guru, pengusaha, pegawai negeri, dan lain-lain, di mana mereka saling membutuhkan atau bekerjasama yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan masing-masing, bukan atas ikatan moral (kebersamaan). Keadaan demikian sanggup disamakan dengan bagian-bagian suatu organisme yang merupakan suatu kesatuan yang tidak sanggup dipisah-pisahkan, lantaran apabila salah satu pecahan rusak maka organisme tersebut akan macet.
Somatic institutions: Lembaga sosial yang dibuat untuk tujuan pemenuhan kebutuhan jasmaniah manusia. Sebagai contoh ialah dibentuknya banyak sekali klub olah raga, mirip senam, bulu tangkis, tenis, dan lain-lain.
Somatologi: Cabang antropologi yang mempelajari terjadinya bermacam-macam insan dari segi ciri-ciri fisiknya.
Sosialisasi: Suatu proses sosial yang mana seseorang berguru menghayati dan melaksanakan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat di mana ia berada.
Sosialisasi partisipatif: Pola sosialisasi yang memposisikan individu sebagai sentra sosialisasi, dan menganggap penting kebutuhan individu.
Sosialisasi primer: Proses sosialisasi yang pertama dan utama yang terjadi pada seseorang, semenjak dilahirkan, berkenalan, dan sekaligus berguru bermasyarakat sehingga sanggup mengikuti keadaan dalam kehidupan.
Sosialisasi represif: Penanaman nilai dan norma pada tahap pertama dan utama yang dijalani oleh seorang anak.
Sosialisasi sekunder: Proses penanaman nilai dan norma pada tahap berikutnya yang memperkenalkan pada anak hal-hal di luar dari lingkungan keluarganya.
Sosialisme: Ajaran atau paham kenegaraan dan ekonomi yang berusaha supaya harta benda, industri, dan perusahaan menjadi milik negara.
Sosialite: Seseorang atau sekelompok orang yang selalu berpartisipasi dalam acara sosial dan menghabiskan waktu untuk menghibur dan dihibur pada acara-acara mode kelas atas.
Sosiatri: Salah satu ilmu terapan yang bersifat sosial (applied science) yang mana ilmu ini lebih cenderung mendekati ilmu sosial yang berparadigma pada pembangunan masyarakat.
Sosiobudaya: Berkenaan dengan segi sosial dan budaya.
Sosiogram: Diagram yang digunakan untuk memperlihatkan keluasan dan kedalaman kekerabatan masing-masing anggota kelompok.
Sosiokultural: Berkenaan dengan segi sosial dan budaya.
Sosiolecte: Lihat dialek sosial.
Sosiolinguistik: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari cara insan memakai bahasa dalam banyak sekali situasi masyarakat.
Sosiolog: Orang yang andal dalam bidang sosiologi.
Sosiologi: Ilmu yang mengkaji interaksi insan dengan insan lain dalam kelompok (seperti keluarga, kelas sosial, atau masyarakat) dan produk-produk yang timbul dari interaksi tersebut mirip nilai, norma serta kebiasaan-kebiasaan yang dianut oleh kelompok atau masyarakat tersebut.
Sosiologi hukum: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari kaitan antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan hukum. Materi yang dipelajari antara lain sikap masyarakat dalam hubungannya dengan aturan yang berlaku, peranan aturan dalam masyarakat, dan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan aturan yang ada dalam masyarakat.
Sosiologi ilmu pengetahuan: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari mitos yang ada dalam masyarakat, pandangan hidup, ilmu pengetahuan dan pengaruhnya terhadap sikap dan tingkah laku.
Sosiologi khusus: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari dan mengusut banyak sekali sektor kehidupan bermasyarakat, dari suatu segi kehidupan tertentu.
Sosiologi pendidikan: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari dan memahami forum pendidikan mentransformasikan sikap budaya dan tradisi masyarakat.
Sosiologi umum: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari dan mengusut tingkah laku insan pada umumnya, dalam mengadakan kekerabatan masyarakat.
Sosiologi urban: Cabang ilmu sosiologi yang mempelajari kondisi dan masalah sosial yang terjadi di kota-kota. Cabang ilmu ini juga mempelajari kekerabatan ras dan perencanaan kota.
Sosiometri: Cabang ilmu sosiologi yang bekerjasama dengan pengukuran secara ilmiah mengenai kekerabatan antara anggota-anggota kelompok. Alat ukurnya disebut sosiogram, yaitu sebuah diagram yang digunakan untuk memperlihatkan keluasan dan kedalaman kekerabatan masing-masing anggota kelompok sosial.
Sp-
Spesialisasi: Pembagian tugas. Spesialisasi mengakibatkan terjadinya perbedaan fungsi stratifikasi dan kekuasaan dalam suatu sistem kerja kelompok.
Spiritual: Berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin).
Spiritualisme: Kepercayaan, atau praktik-praktik yang berdasarkan kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang berangkat (saat meninggal) tetapi bisa mengadakan kekerabatan dengan jasad. Hubungan ini umumnya dilaksanakan melalui seorang medium yang masih hidup. Ada keterlibatan emosional yang kuat, baik pada penolakan maupun penerimaan terhadap spiritualisme ini yang membuat sulitnya suatu uraian imparsial digunakan untuk membuktikannya.
St-
Stagnasi ekonomi: Hal yang terjadi ketika pertumbuhan ekonomi berjalan lambat (biasanya diukur berdasarkan pertumbuhan GDP) pada suatu periode tertentu. Yang dimaksud dengan “lambat” di sini ialah angka pertumbuhan ekonomi lebih kecil daripada pertumbuhan ekonomi potensial yang diprediksi oleh andal makroekonomi. Yang lain menyebutkan bahwa stagnasi terjadi ketika pertumbuhan ekonomi kurang dari 2-3% pertahun.
Stalemate: Suatu keadaan di mana pihak-pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan yang seimbang, namun berhenti pada titik tertentu dalam melaksanakan pertentangannya lantaran kedua belah pihak sudah mustahil lagi maju atau mundur.
Statika sosial: Bagian sosiologi yang mewakili stabilitas atau kemantapan.
Statistical method: Metode untuk mengukur gejala-gejala sosial yang tampak secara kuantitatif kemudian diinterpretasikan ke dalam pemahaman umum.
Statistik: 1. Ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan merepresentasikan data. Singkatnya, statistika ialah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah ‘statistika’ (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan ‘statistik’ (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan statistik ialah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika sanggup digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas. 2. Data yang berupa angka yang dikumpulkan ditabulasi, digolongkan sehingga sanggup memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala.
Statistik deskriptif: Statistik yang membicarakan perihal penyusunan data dalam daftar dan pembuatan grafik yang tidak menyangkut penarikan kesimpulan. Pengolahan yang bersifat analisis dan interpretasi data termasuk dalam statistik deskriptif selama tidak menyangkut penarikan simpulan yang berlaku umum atau pembuatan generalisasi.
Statistik induktif: Bagian statistik mengenai semua aturan dan cara yang digunakan sebagai alat dalam mencoba menarik simpulan yang berlaku umum dari data yang tersusun dan diolah sebelumnya. Dalam statistik induktif, peneliti mencari keterangan yang berlaku umum, yaitu membuat generalisasi dari data yang sedang dihadapi dan sengaja dikumpulkan untuk tujuan itu.
Statistik inferensia: Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan akhirnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi dari mana sampel diambil.
Status: Posisi yang disandang oleh seorang individu, yang mengandung hak dan kewajiban tertentu.
Status aktif: Status yang pada dikala tertentu aktif, pada lain waktu status tersebut tidak aktif. Hal tersebut sanggup diketahui bahwa individu tersebut mempunyai banyak status. Misalnya, seseorang yang menjadi guru, menjadi ketua organisasi politik, menjadi ketua RT di kampung, dan menjadi wirausahawan. Pada saat-saat tertentu, status ia sebagai ketua organisasi politik aktif (misalnya memimpin rapat organisasi), statusnya sebagai wirausahawan akan aktif sehabis ia mengajar, demikian pula sebagai ketua RT pada saat-saat tertentu akan aktif (misalnya memimpin rapat RT).
Status anxiety: Perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial yang dimiliki.
Status laten: Status yang membisu pada dikala status aktif bekerja. Misalnya seorang pengacara yang merangkap jadi dosen. Pada dikala ia menjadi dosen, maka status pengacaranya tidak aktif. Sebaliknya dikala berstatus sebagai pengacara, maka status dosennya tidak aktif.
Status quo: Istilah Latin yang berarti dikala ini atau keadaan yang ada. Untuk mempertahankan status quo ialah untuk menjaga hal mirip mereka dikala ini. Frasa terkait status quo ante, secara harfiah “negara di mana sebelumnya”, berarti “keadaan yang ada sebelumnya” jadi bisa diartikan pula “keadaan tetap pada suatu dikala tertentu”.
Status sosial: Posisi seseorang dalam struktur hierarki, posisi seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain.
Stereotipe: Citra kaku mengenai kelompok ras atau budaya lain tanpa memperhatikan kebenaran dari gambaran tersebut. Stereotipe merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh insan untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat. Stereotipe sanggup berupa prasangka positif dan juga negatif, dan adakala dijadikan alasan untuk melaksanakan tindakan diskriminatif.
Stigma sosial: Tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok lantaran kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang ada. Stigma sosial sering mengakibatkan pengucilan seseorang ataupun kelompok. Contoh sejarah stigma sosial sanggup terjadi pada orang yang berbentuk fisik kurang atau catat mental, dan juga anak luar kawin, homoseksual atau pekerjaan yang merupakan nasionalisasi pada agama atau etnis, mirip menjadi orang Yahudi atau orang Afrika Amerika. Kriminalitas juga membawa adanya stigma sosial.
Stilistika: Cabang linguistik yang mempelajari ragam bahasa mirip dialek, aksen, laras, dll. Ilmu ini juga mencoba menerangkan alasan pemilihan ragam bahasa yang digunakan oleh individu atau kelompok sosial tertentu, produk dan penerimaan makna, analisis wacana, serta kritik sastra.
Stimulus diffusion: Bentuk difusi yang terjadi lantaran penyebaran kebudayaan secara beruntun. Contoh: suku bangsa A bertemu B terjadi difusi, B bertemu C terjadi difusi, C bertemu D terjadi difusi, demikian seterusnya.
Stoneboilling technique: Cara memasak dengan memakai batu-batu panas.
Strata sosial: Perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau kelompok insan dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat mempunyai golongan sosial, namun tidak semua masyarakat mempunyai jenis-jenis kategori sosial yang sama. Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, sanggup kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul, tidak mempunyai golongan sosial dan sering kali tidak mempunyai pemimpin tetap pula. Oleh lantaran itu masyarakat mirip ini menghindari stratifikasi sosial. Dalam masyarakat mirip ini, semua orang biasanya mengerjakan acara yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.
Stratified sampling: Lihat sampel berstrata.
Stratifikasi: Penggolongan atau pengelompokan secara vertikal atau berdasarkan derajat tertentu.
Stratifikasi campuran: Sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk melaksanakan perpindahan lapisan pada bidang lain. Contoh: seorang raden yang mempunyai kedudukan terhormat di tanah Jawa, namun lantaran sesuatu hal ia pindah ke Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan itu menjadikannya mempunyai kedudukan rendah maka ia harus mengikuti keadaan dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Stratifikasi ekonomi (economic stratification): Stratifikasi ekonomi sanggup dilihat dari segi pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan. Stratifikasi ekonomi mendasarkan lapisan pada faktor ekonomi. Jadi, orang-orang yang bisa memperoleh kekayaan ekonomi dalam jumlah besar akan menduduki lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang kurang atau tidak bisa akan menduduki lapisan bawah. Dengan demikian, kemampuan ekonomi yang berbeda mengakibatkan terjadinya stratifikasi ekonomi. Golongan masyarakat yang menduduki lapisan atas dalam stratifikasi ekonomi, contohnya pengusaha besar, pejabat, dan pekerja profesional yang mempunyai penghasilan besar. Sementara itu, golongan yang menduduki lapisan sosial paling bawah, antara lain gelandangan, pengemis, pemulung, dan buruh tani. Stratifikasi ekonomi bersifat terbuka lantaran memungkinkan bagi masyarakat untuk pindah ke lapisan sosial yang lebih tinggi kalau bisa dan berprestasi.
Stratifikasi politik (political stratification): Kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menghipnotis orang lain untuk mencapai suatu tujuan.
Stratifikasi sosial (social stratification): Penggolongan warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara bertingkat-tingkat (hierarki). Itulah sebabnya kita sanggup mengenal kelas-kelas dalam kehidupan masyarakat, yaitu kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Pada dasarnya stratifikasi sosial atau pelapisan sosial terjadi lantaran adanya sesuatu yang dihormati dan dihargai dalam kehidupan masyarakat. Pembagian beberapa kelas (kelas atas, kelas menengah, kelas bawah) terjadi lantaran adanya ketimpangan dalam memperlihatkan penghargaan.
Stratifikasi sosial terbuka (open social stratification): Suatu sistem stratifikasi dalam masyarakat di mana setiap warga masyarakat sanggup secara bebas berusaha memperbaiki dan meningkatkan stratanya.
Stratifikasi sosial tertutup: Suatu sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat, di mana lapisan-lapisan yang ada lebih bersifat tetap dan tidak terjadi perubahan-perubahan secara vertikal.
Stratifikasi status sosial (social status stratification): Kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan faktor kehormatan.
Stratifikasi struktur masyarakat: Lihat stratifikasi sosial.
Stratifikasi usia (age stratification): Kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan faktor usia.
Structural differentiation: Lihat diferensiasi struktural.
Structuralism: Sudut pandang melihat kebudayaan dengan menilik struktur-struktur yang ada di dalam kebudayaan berikut perulangan-perulangan yang muncul di dalam kebudayaan. Dari kategorisasi dan perulangan, kemudian sanggup dilihat struktur dalam suatu kebudayaan berupa pemikiran di bawah sadar suatu suku bangsa. Bangsa Korea mempunyai bendera dengan struktur lima simbol. Di dalam kehidupannya pun, kebudayaan Korea banyak sekali memakai lima jenis. Makanan sesaji tradisional disajikan dengan lima jenis masakan dalam satu tempat, dan lain sebagainya.
Structuralism fungsionalism: Pandangan yang berupaya melihat fungsi kebudayaan berikut fungsi unsur-unsur kebudayaan.
Struktur masyarakat tertutup: Struktur masyarakat yang ditandai dengan adanya status dan kiprah yang cenderung tetap, dan tidak adanya perombakan atau perubahan yang bersifat bebas dan terbuka.
Struktur sosial abstrak: Struktur sosial yang tidak sanggup dilihat dan diraba melalui panca indra.
Struktur sosial: struktur status dan kiprah dalam suatu masyarakat yang bersifat abstrak, yang di dalamnya terdapat struktur secara vertikal maupun struktur secara horizontal.
Struktur sosial heterogen: Struktur sosial yang mempunyai keanekaragaman dalam suku, ras, maupun agama.
Struktur sosial homogen: Struktur sosial suatu masyarakat yang hanya terdiri atas satu jenis ras, suku, dan agama serta kepercayaan.
Struktur sosial terbuka: Struktur sosial mengalami proses perubahan yang terjadi setiap dikala dan digantikan oleh setiap orang.
Struktur sosial vertikal: Hierarki status-status sosial dengan peranannya masing-masing, sehingga menjadi satu sistem yang tidak terpisahkan dari struktur status yang tertinggi sampai struktur status yang terendah.
Strukturalisme: Paham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan mempunyai suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme juga ialah sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 sampai 1970, khususnya terjadi di Prancis. Tren metodologis yang memutuskan riset sebagai kiprah penyingkapan struktur objek-objek ini dikembangkan oleh para andal humaniora. Strukturalisme berkembang pada kala 20, muncul sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis dengan memakai metode-metode riset struktural yang dihasilkan oleh matematika, fisika dan ilmu-ilmu lain.
Studi dokumentasi: Teknik pengumpulan data yang tidak eksklusif ditujukan kepada objek penelitian, melainkan kepada dokumen-dokumen tertentu.
Studi masalah (case study): Penelitian yang memusatkan perhatian pada fenomena (gejala) sosial yang nyata dalam masyarakat. Misalnya, di masyarakat terjadi suatu masalah (peristiwa) perkelahian antar pelajar. Hal ini sanggup dikaji sebagai suatu masalah sosiologi. Dengan mengkaji faktor-faktor sosiologis yang mengakibatkan insiden itu terjadi, maka sosiologi sanggup menyumbangkan pemikirannya untuk menuntaskan masalah itu.
Studi kepustakaan (library research): Survai atas semua penelitian yang telah dilakukan mengenai masalah yang akan diteliti; suatu cara memperoleh data dengan mempelajari buku-buku di perpustakaan yang merupakan hasil dari para peneliti terdahulu.
Studi sosial: Kajian segala sesuatu yang bekerjasama dengan individu, kelompok, dan institusi yang menyusun masyarakat manusia.
Stupor: Kondisi mirip orang idiot/dungu, diam, dan tidak bereaksi. Biasanya akhir efek narkoba.
Su-
Subak: Organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam di Bali, Indonesia. Subak ini biasanya mempunyai pura yang dinamakan Pura Uluncarik, atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh para petani dan diperuntukan bagi dewi kemakmuran dan kesuburan Dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang pemuka adab yang juga ialah seorang petani di Bali.
Subcultures: Lihat kebudayaan khusus.
Subjek penelitian: Sumber keterangan atau data penelitian. Pemilihan subjek penelitian harus sesuai dengan objek penelitian. Pada dasarnya, terdapat dua sumber data untuk mendapat subjek penelitian yaitu sampel dan populasi.
Subjektif: Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas mengenai atau berdasarkan pandang (perasaan) sendiri, tidak eksklusif mengenai pokok atau halnya.
Subjugation: Berarti orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar sanggup memaksa orang atau pihak lain untuk menaatinya, terutama pihak yang lemah.
Subkultur: Lihat kebudayaan khusus.
Subsidiary institution: Pranata yang dianggap kurang penting. Contoh: kegiatan-kegiatan untuk rekreasi.
Substitusi: Proses bergantinya suatu unsur budaya dari yang usang menjadi gres lantaran dipandang lebih baik. Contohnya, bergantinya mesin ketik menjadi komputer, jahit tangan menjadi jahitan mesin, dan lain sebagainya.
Sudra: Golongan karya seseorang dalam agama Hindu yang bila hendak melaksanakan profesinya sepenuhnya mengandalkan kekuatan jasmaniah, ketaatan, kepolosan, keluguan, serta talenta ketekunannya. Tugas utamanya ialah berkaitan eksklusif dengan tugas-tugas kemakmuran masyarakat negara dan umat insan atas petunjuk-petunjuk golongan karya di atasnya, mirip menjadi buruh, tukang, pekerja kasar, petani, nelayan, penjaga, dll.
Sugesti: Pengaruh-pengaruh yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang sehingga orang yang mendapat sugesti akan menuruti apa yang menjadi harapan dari si pemberi sugesti tanpa pertimbangan-pertimbangan yang bersifat rasional.
Sugesti kerumunan (crowd sugestion): Penerimaan yang bukan didasarkan pada penalaran, melainkan lantaran keanggotaan atau kerumunan. Contohnya, adanya tawuran antarpelajar. Siswa-siswa yang terlibat dalam tawuran pada umumnya dilakukan atas dasar rasa setia kawan.
Sugesti negatif (negative sugestion): Sugesti yang ditujukan untuk menghasilkan tekanan-tekanan atau pembatasan tertentu. Contohnya, seorang cowok akan mengancam kekasihnya apabila cintanya berpaling kepada cowok lain sehingga kekasih cowok tersebut akan menurut.
Sugesti prestise (prestige sugestion): Sugesti yang muncul sebagai akhir adanya prestise orang lain. Contohnya, tokoh masyarakat menganjurkan semoga semua warganya melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan maka proposal tersebut akan dilaksanakan tanpa didahului dengan proses berpikir.
Sukerta (Jawa): Pembawa sial. Sukerta ialah golongan orang yang kejatuhan kotoran (suker), sehingga selalu diintai oleh peristiwa atau malapetaka lantaran berdasarkan kisah kuno ia menjadi jatah masakan Bhatara Kala. Bhatara Kala merupakan raksasa yang angker dan akan mengitari serta siap memangsa insan Sukerta.
Suku ainu: Salah satu ras khusus yang tinggal di Jepang. Suku Ainu mempunyai warna kulit dan rambut ras suku Kaukasoid, tetapi bentuk muka ras Mongoloid. Mereka terdapat di Pulau Hokaido dan Karafuko (Jepang Utara).
Suku Baduy: Lihat Baduy.
Suku bangsa (ethnic group/kelompok etnik): Kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang menganggap mereka berasal dari keturunan atau nenek moyang yang sama, meskipun garis keturunannya sudah tidak jelas. Kelompok ini tidak dibatasi oleh kesamaan bahasa atau adab istiadat saja, tetapi membutuhkan pengesahan dari anggota kelompoknya. Beberapa suku bangsa di Indonesia memungkinkan orang lain di luar sukunya menjadi anggota suku dengan upacara tertentu. Beberapa suku bangsa di Indonesia antara lain, Jawa, Minang, Sunda, Papua, Dayak, dan lain-lain.
Suku bangsa Aceh: Suku bangsa yang merupakan hasil pembauran beberapa bangsa pendatang dengan beberapa suku bangsa orisinil di Sumatera, yaitu dari Arab, India, Persia, Turki, Melayu, Minangkabau, Nias, Jawa, dan lain-lain. Asimilasi suku bangsa Aceh dengan suku bangsa lain melahirkan suku bangsa baru, yaitu suku bangsa Aneuk Jame dan Singkil. Daerah yang didiami suku bangsa Aceh biasa disebut dengan Serambi Mekah lantaran Aceh ialah pintu gerbang pertama masuknya agama Islam ke Indonesia, yaitu sekitar kala ke 12-14 Masehi. Lebar (1964) membagi suku bangsa Aceh menjadi orang Aceh pegunungan (ureung gunong) dan orang Aceh daratan (ureung baroh).
Suku bangsa Sikka: Suku bangsa yang berdiam di daerah antara Lio dan Larantuka, Kabupaten Sikka, daratan Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Nama Sikka kemungkinan berasal dari kerajaan Sikka yang pernah berdiri. Mereka menyebut dirinya dengan Ata Sika (Orang Sikka). Bahasa mereka sangat dekat dengan bahasa penduduk di Pulau Solor, yaitu sama-sama kelas bahasa Ambon-Timor dari kelompok bahasa Papuan.
Suku bangsa Sunda: Lihat Sunda.
Suku Dravida: Salah satu ras khusus yang sanggup ditemui di Asia Selatan. Orang Dravida lainnya sanggup ditemui di sebagian India Tengah, Sri Langka, Bangladesh, Pakistan, Afganistan, dan Iran.
Suku Vedoid: Salah satu ras khusus yang berada di Sulawesi.
Suku Yali Mek: Suku pegunungan di Kecamatan Kosarek, Kabupaten Jayawijaya. Walaupun telah mengenal pakaian, namun sebagian besar suku Yali Mek masih suka telanjang, baik pria maupun perempuan.
Suluk: Jenis sastra gaib Islam atau tasawuf.
Suma Oriental: Buku karya Tome Pires di mana telah menyebut pulau-pulau Sumatera, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Sumber nilai sosial: Nilai sosial bersumber dari daya guna fungsional yang diakui dan diberikan masyarakat kepada segala kreasi insan yang disebut kebudayaan. Sumber itu terletak di luar orang atau barang yang dihargai itu. Sumber nilai sosial terletak di dalam masyarakat itu sendiri, sejauh masyarakat mengetahui dan mengalami kegunaan atau jasa-jasa orang dan barang tersebut. Sumber nilai yang terletak di luar orang atau benda yang bernilai itu disebut sumber ekstrinsik. Selain sumber ekstrinsik, ada pula sumber intrinsik. Pada masyarakat sebagian terdapat golongan insan yang semenjak lahir belum pernah memperlihatkan jasa bagi masyarakat. Mereka para penyandang cacat tubuh, mental, dan yatim piatu. Mereka disebut orang-orang yang tidak mempunyai daya guna fungsional bagi masyarakat, tetapi ternyata ada anggota masyarakat mau menyisihkan waktu dan uang bagi mereka, mengasuh, dan merawat mereka. Kesediaan sejumlah orang untuk mengasuh mereka sama sekali tidak didasarkan pada daya guna fungsional yang mudah tidak mereka miliki, melainkan pada nilai harkat dan martabat manusia. Dapat dikatakan bahwa nilai intrinsik dari nilai sosial ialah harkat dan martabat insan itu sendiri.
Sunatan: Upacara untuk merayakan sunat. Sunat ialah tanda anak pria memasuki pintar balig, biasanya dilakukan pada anak usia 8-14 tahun. Saat melaksanakan upacara ini, biasanya orang renta mengadakan pesta dengan mengundang sanak saudara dan tetangga.
Sunda: Masyarakat yang bertempat tinggal di daerah Jawa Barat dan secara turun temurun memakai bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan ekonomi masyarakat Sunda sudah terlalu kompleks, tetapi sebagian besar masyarakatnya masih bekerja dalam bidang pertanian, peternakan, industri, perdagangan, dan jasa lainnya. Sistem kekerabatan pada masyarakat Sunda dipengaruhi oleh adab yang diteruskan secara turun temurun dan kemudian diperkaya oleh efek fatwa Islam. Antara adab dan fatwa Islam telah menyatu dalam kehidupan masyarakat Sunda. Misalnya, dalam hal perkawinan, masyarakat Sunda menyelenggarakannya berdasarkan adab istiadat dan sekaligus berdasarkan fatwa agama Islam.
Sunda Wiwitan: Agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda. Akan tetapi ada sementara pihak yang beropini bahwa Agama Sunda Wiwitan juga mempunyai unsur monotheisme purba, yaitu di atas para dewata dan hyang dalam pantheonnya terdapat ilahi tunggal tertinggi maha kuasa yang tak berwujud yang disebut Sang Hyang Kersa yang disamakan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Penganut fatwa ini sanggup ditemukan di beberapa desa di Provinsi Banten dan Jawa Barat, mirip Kanekes, Lebak, Banten; Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi; Kampung Naga; dan Cigugur, Kuningan. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut semenjak usang oleh orang Sunda sebelum datangnya fatwa Hindu dan Islam.
Superego: Bagian diri yang telah menyerap nilai-nilai kultural dan berfungsi sebagai bunyi hati.
Superior: Sikap membedakan dan menjaga jarak terhadap kelompok lain.
Superioritas: Perasaan atau sikap diri lebih unggul.
Supernatural: Sesuatu yang bukan merupakan subjek aturan alam atau sesuatu yang ada di luar alam. Dalam neoplatonisme, mempertimbangkan sesuatu yang supernatural merupakan hal yang sulit lantaran keterkaitan apa pun dengan alam harus ditolak. Dalam budaya terkenal dan fiksi, sesuatu yang supernatural dikaitkan dengan hal-hal yang paranormal dan gaib.
Supranatural: Segala sesuatu fenomena atau kejadian yang tidak umum atau tidak lazim atau dianggap di luar batas kemampuan insan pada umumnya dan tidak sesuai dengan aturan alam.
Surga: Suatu tempat di alam alam abadi yang dipercaya oleh para penganut beberapa agama sebagai tempat berkumpulnya roh-roh insan yang semasa hidup di dunia berbuat kebajikan sesuai fatwa agamanya, istilah ini berasal dari bahasa sanskerta, yaitu Svarga.
Surrealisme: Aliran lukisan yang mirip bentuk-bentuk yang sering ditemui dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap pecahan tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan insan tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Survei: Suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan semoga sanggup menggeneralisasikan terhadap hal yang diteliti.
Susila: Lihat norma kesusilaan (mores).
Sw-
Swastika: Ragam hias Buddha yang melambangkan daya dan keselarasan jagad raya.
Sy-
Symbiotic: Pertemuan antarindividu dari satu masyarakat dan individu-individu dari masyarakat lainnya tanpa mengubah kebudayaan masing-masing. Contohnya, proses tukar barang yang terjadi antara orang suku pedalaman Kongo dan orang suku pedalaman Togo di Afrika.
Symbiotic diffusion: Bentuk difusi yang merupakan pertemuan antara individu-individu dari suatu masyarakat dan individu-individu dari masyarakat lainnya tanpa mengubah kebudayaan masing-masing.
Download Kamus Sosiologi di Sini
Lihat Juga
Kamus Sosiologi, Abjad A
Kamus Sosiologi, Abjad B
Kamus Sosiologi, Abjad C
Kamus Sosiologi, Abjad D
Kamus Sosiologi, Abjad E
Kamus Sosiologi, Abjad F
Kamus Sosiologi, Abjad G
Kamus Sosiologi, Abjad H
Kamus Sosiologi, Abjad I
Kamus Sosiologi, Abjad J
Kamus Sosiologi, Abjad K
Kamus Sosiologi, Abjad L
Kamus Sosiologi, Abjad M
Kamus Sosiologi, Abjad N
Kamus Sosiologi, Abjad O
Kamus Sosiologi, Abjad P
Kamus Sosiologi, Abjad Q
Kamus Sosiologi, Abjad R
Kamus Sosiologi, Abjad S
Kamus Sosiologi, Abjad T
Kamus Sosiologi, Abjad U
Kamus Sosiologi, Abjad V
Kamus Sosiologi, Abjad W
Kamus Sosiologi, Abjad X
Kamus Sosiologi, Abjad Y
Kamus Sosiologi, Abjad Z