Kamus Sosiologi, Aksara T
Ta-
Ta motanggomo: Penyangi tanggomo. Tanggomo merupakan bentuk puitis sastra lisan Gorontalo, Sulawesi Utara. Syair Tanggomo menceritakan kisah yang sedang hangat atau insiden menarik setempat, mempunyai banyak penganut. Selain menghibur, tanggamo juga memberi penerangan. Tanggamo merekam insiden sejarah, mitos, legenda, kisah keagamaan, dan pendidikan. Secara harfiah, tanggamo berarti menampung; dan ta motanggomo menampung minat penonton, memberikan dongeng dengan semenarik mungkin.
Tabel frekuensi: Tabel yang menyajikan beberapa kali sesuatu hal terjadi. Tabel ini sanggup dibedakan atas tabel frekuensi relatif, yaitu tabel frekuensi yang berisi persentase, dan tabel frekuensi kumulatif, yaitu tabel frekuensi yang berisi angka kumulatif.
Tabu: Yang dihentikan atau dianggap suci/tidak boleh disentuh, diucapkan, dan sebagainya (pantangan).
Tabuik (Minangkabau): Upacara memperingati ajal Hasan dan Husein di Padang Karbala.
Tabula rasa: Teori yang mengemukakan bahwa insan yang gres lahir mirip kerikil tulis yang higienis dan akan menjadi mirip apa kepribadian seseorang ditentukan oleh pengalaman yang didapatkannya. Teori ini mengandaikan bahwa semua individu pada waktu lahir mempunyai potensi kepribadian yang sama. Kepribadian seseorang setelah itu semata-mata hasil pengalaman-pengalaman setelah lahir. Perbedaan pengalaman yang dialami seseorang itulah yang mengakibatkan adanya bermacam-macam kepribadian dan adanya perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lain. Orang yang mengemukakan teori ini yakni John Locke pada tahun 1690.
Tabulasi: Penyusunan berdasarkan lajur yang telah tersedia; penyampaian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi.
Tahap menggandakan (play stage): Tahap di mana anak mulai berguru mengambil kiprah orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai menirukan kiprah yang dijalankan orang tuanya atau kiprah orang berilmu balig cukup akal lain yang sering berinteraksi dengannya. Wujud peniruan itu antara itu, contohnya anak kecil menirukan kiprah yang dijalankan ayah, ibu, kakak, nenek, polisi, dokter, tukang pos, sopir, dan lain-lain. Namun, pada ketika ini sang anak belum memahami alasan melaksanakan tindakan dan makna tindakan tadi. Anak itu sanggup menggandakan tindakan seorang dokter, misalnya, tetapi ia tidak memahami alasan dokter menyuntik pasien, serta makna tindakan menyuntik itu.
Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage): Tahap di mana seseorang telah dianggap berilmu balig cukup akal dan sudah sanggup menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia sanggup bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia berilmu balig cukup akal menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuh-penuhnya. Dalam tahap ini, individu dinilai sudah mencapai tahap kematangan untuk siap terjun dalam kehidupan masyarakat.
Tahap persiapan (preparatory stage): Tahap ini dialami semenjak insan dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya. Pada tahap ini juga anak mulai melaksanakan kegiatan menggandakan meski tidak sempurna. Dalam tahap ini, individu sebagai calon anggota masyarakat dipersiapkan dengan dibekali nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi aliran bergaul dalam masyarakat oleh lingkungan yang terdekat, yaitu keluarga. Lingkungan yang memengaruhi termasuk individu yang berperan dalam tahapan ini relatif sangat terbatas, sehingga proses penerimaan nilai dan norma juga masih dalam tataran yang paling sederhana.
Tahap siap bertindak (game stage): Tahap di mana seorang anak mengetahui kiprah yang harus dijalankan serta mengetahui kiprah yang harus dijalankan oleh orang lain yang berinteraksi dengannya. Hal ini tampak dalam suatu pertandingan. Seorang anak yang bermain sebagai penjaga gawang sepak bola, misalnya. Dia mengetahui tindakan yang harus dilakukannya serta tindakan para pemain lain, wasit, penjaga garis, dan sebagainya.
Tahlil: Zikir yang dilakukan oleh umat Islam. Zikir ini dianggap mempunyai nilai yang terbesar dan mempunyai banyak keutamaan. Adab tahlil pada umumnya sering dilakukan pada ketika suatu keluarga mengalami kedukaan (ada di antara salah satu familinya yang meninggal dunia), yang bahwasanya dalam Islam sendiri tahlil untuk ajal tidak ada.
Tahlilan: Ritual/upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam, kebanyakan di Indonesia dan kemungkinan di Malaysia, untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya dilakukan pada hari pertama ajal dan hingga hari ketujuh, dan selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Ada pula yang melaksanakan tahlilan pada hari ke-1000.
Taikamanua (Mentawai): Pemimpin dari negara roh.
Takhayul: Kebenaran yang didasarkan pada kepercayaan, yang belum tentu kebenarannya berdasarkan nalar pikiran manusia.
Tambun dan bungai: Jenis tarian masyarakat suku Dayak yang melukiskan ihwal kisah kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat.
Tanggomo: Lihat ta motanggomo.
Tangtu (Baduy): Suku Baduy Dalam atau Kajeroan.
Tanjidor: Kesenian musik orkes Betawi yang memakai terompet besar (alat musik tiup). Tanjidor merupakan bentuk adanya imbas kebudayaan Eropa. Alat musik tanjidor terdiri atas alat musik tiup, mirip piston (cornet a piston), trombon, tenor, klarinet, bass, dilengkapi dengan alat musik membrane mirip tambur atau genderang. Pada umumnya musik tanjidor dimainkan untuk mengiringi pawai barisan atau arak-arakan pengantin.
Tantrisme: Istilah yang mengacu pada sekolah esoteris dari Hinduisme dan Buddhisme dan dengan kitab suci (disebut “tantra”) biasanya diidentifikasi dengan pemujaan Shakti. [1] Tantra terutama berkaitan dengan praktek-praktek spiritual dan bentuk-bentuk ritual ibadah yang bertujuan pada pembebasan dari kebodohan dan kelahiran kembali, alam semesta yang dianggap sebagai permainan ilahi Shakti dan Siwa.
Tata kelakuan: Lihat mores.
Tata tertib: Peraturan-peraturan yang harus ditaati atau dilaksanakan.
Tawuran: Istilah yang sering dipakai masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele hingga hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok.
Tayub: Jenis tari pergaulan yang masih banyak di gemari di tempat Blora, dan Sragen.
Te-
Teater: Seni pertunjukan yang terfokus pada cerita, dialog, dan seni kiprah (acting). Seni teater termasuk dalam seni multimedia lantaran memakai lebih dari satu media. Seni teater mengungkapkan maknanya melalui bahasa teatrikal (pengalaman teater). Tujuan utama seni teater yakni pengalaman dan kenikmatan teatrikal.
Teguran: Cara pengendalian sosial melalui perkataan atau goresan pena secara langsung. Seorang siswa yang menyontek pada waktu ulangan akan ditegur oleh guru. Teguran dilakukan biar pelaku sikap menyimpang segera menyadari kekeliruannya dan memperbaiki dirinya.
Teknik pengukuran: Cara pengumpulan data dengan jalan melaksanakan pengukuran tertentu. Misalnya, dalam penelitian kesehatan balita, si peneliti harus melaksanakan pengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, dan jumlah makanan yang diberikan.
Teknik sampling: Lihat sampling.
Teknik studi dokumenter: Lihat bibliografi.
Teknologi: Kemampuan teknik dalam pengertiannya yang utuh dan menyeluruh bertopang kepada ilmu pengetahuan yang bersandar kepada proses teknis tertentu.
Teknologi adaptif: Teknologi yang sanggup menyesuaikan kebutuhan manusia.
Teknologi informasi: Istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu insan dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau berbagi informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari teknologi informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel). Lihat juga teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi informasi dan komunikasi: Biasanya disebut TIK, sering dipakai sinonim memperpanjang untuk teknologi informasi (TI), namun biasanya merupakan istilah yang lebih umum yang menekankan kiprah komunikasi terpadu dan integrasi telekomunikasi (saluran telepon dan sinyal nirkabel), sistem administrasi cerdas membangun audio visual dalam teknologi informasi modern. TIK terdiri dari semua teknis cara yang dipakai untuk menangani informasi dan komunikasi bantuan, termasuk perangkat keras komputer dan jaringan, perangkat tengah komunikasi serta perangkat lunak yang diperlukan. Dengan kata lain, TIK terdiri dari TI serta media telepon, media siaran, semua jenis pengolahan audio dan video dan transmisi dan kontrol jaringan berbasis dan fungsi pengawasan. Ungkapan ini pertama kali dipakai pada tahun 1997 dalam laporan oleh Dennis Stevenson kepada pemerintah Inggris dan dipromosikan oleh dokumen Kurikulum Nasional yang gres untuk Inggris pada tahun 2000.
Teknologi maju: Teknologi yang mempunyai tingkat kerumitan dan kecanggihan lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi biasa. Contoh dari teknologi ini antara lain satelit, radar, nuklir, pesawat ruang angkasa, dan lain-lain.
Teknologi protektif: Teknologi yang bisa melindungi manusia. Contoh dari teknologi ini yakni senapan mesin. Senapan mesin mempunyai kecanggihan memuntahkan peluru sebagai senjata untuk pertahanan diri. Oleh lantaran itu, senapan mesin termasuk dalam teknologi protektif. Senapan tersebut sanggup dipakai sebagai teknologi protektif.
Tema budaya: Prinsip kognitif yang bersifat tersirat maupun tersurat, berulang dalam sejumlah lebih banyak didominasi dan berperan sebagai suatu relasi di antara banyak sekali subsistem makna budaya.
Teman sepermainan: Kelompok sosial yang jumlahnya kecil mempunyai kesamaan usia, mempunyai kesamaan kegiatan yaitu bermain, biasanya kelompok ini mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari kepuasan rohani yaitu tujuan rekreatif. Intensitas interaksi sosial antar kelompok ini sangat tinggi, ditandai dengan rasa mempunyai satu sama lain dan bahagia melaksanakan kegiatan bersama-sama. Kelompok sosial ini bukan berdasarkan atas relasi darah, keturunan ataupun relasi tetapi atas dasar seringnya terjadi pertemuan antar anggota kelompok dan kesamaan kepentingan. Teman sepermainan disebut dengan sahabat, pada usia remaja contoh relasi antar sobat ini menawarkan imbas yang besar dalam proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
Tembikar: Peralatan yang terbuat dari tanah liat.
Tenaga kerja: Seluruh jumlah penduduk yang dianggap sanggup bekerja dan sanggup bekerja kalau tidak ada undangan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun hingga dengan 64 tahun.
Tenaga kerja terdidik: Tenaga kerja yang mempunyai suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
Tenaga kerja terampil: Orang-orang yang mempunyai keterampilan teknik mekanik mirip pemotong rambut, pekerja pabrik, sekretaris, dan stenografer.
Tenaga kerja tidak terdidik: Tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
Tengger: Sebuah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang. Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin merupakan keturunan eksklusif dari Majapahit. Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu “Teng” akhiran nama Roro An-“teng” dan “ger” balasannya nama dari Joko Se-“ger”.
Teologis: 1. Tahap perkembangan pikiran insan di mana pengetahuan insan didasarkan pada iktikad akan adanya penguasa adikodrati yang mengatur dan menggerakkan gejala-gejala alam. 2. Lihat zaman teologis.
Teoretis: Hasil observasi yang disusun secara logis dan bertujuan menjelaskan relasi lantaran akibat.
Teori: Prinsip-prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk rumus atau aturan yang berlaku umum, sanggup menjelaskan hakikat suatu gejala, hakikat relasi suatu gejala, hakikat relasi antara dua tanda-tanda atau lebih, relevan dengan kenyataan yang ada dan operasional, alat untuk memperjelas, sanggup diverifikasi dan dibuktikan, serta mempunyai kegunaan dalam meramalkan suatu kejadian. Teori berfungsi untuk menyimpulkan generalisasi dan fakta-fakta hasil pengamatan, memberi kerangka orientasi untuk analisis dan penjabaran fakta-fakta yang diperoleh, memberi ramalan terhadap gejala-gejala gres yang akan terjadi, serta mengisi lowongan-lowongan dalam pengetahuan ihwal gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi.
Teori anomi: Teori yang menyatakan bahwa masyarakat kompleks cenderung menjadi masyarakat tanpa norma, yang tidak menawarkan aliran terang yang sanggup dipelajari dan dipatuhi orang.
Teori asosiasi diferensial: Teori yang menyatakan bahwa sikap kriminal sanggup ditemukan pada semua tempat dan pada semua tingkat kelas sosial, bukan hanya di tempat perkampungan kumuh. Teori asosiasi diferensial menyebutkan bahwa sikap kriminal diketahui melalui kontak dengan pola-pola kriminal yang diterima dan dihargai dalam lingkungan fisik dan sosial seseorang.
Teori biologis: Teori biologis melihat faktor biologis sebagai penyebab dari sebagian besar tindakan penyimpangan.
Teori determinisme ekonomi: Teori yang menyatakan bahwa faktor-faktor ekonomi mengontrol semua contoh dan institusi di masyarakat. Teori itu banyak dianggap sebagai dasar terbentuknya komunisme. Teori ini dikembangkan oleh Friedrich Engels dan Karl Marx.
Teori evolusi (evolutionary theory): Teori ini berpijak pada teori evolusi Darwin dan dipengaruhi oleh pemikiran Herbert Spencer. Tokoh yang kuat pada teori ini yakni Emile Durkheim dan Ferdinand Tonnies. Durkheim beropini bahwa perubahan lantaran evolusi memengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang bekerjasama dengan kerja. Adapun Tonnies memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai relasi yang erat dan kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yang mempunyai relasi yang terspesialisasi dan impersonal.
Teori fungsional (functional theory): Teori ini memandang bahwa setiap elemen masyarakat menawarkan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu kepingan masyarakat akan mengakibatkan perubahan pada kepingan yang lain pula.
Teori konflik (conflict theory): Teori yang menyatakan bahwa konflik berasal dari kontradiksi kelas antara kelompok tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada perubahan sosial.
Teori konflik budaya: Teori yang menilai penyimpangan diawali dengan adanya kontradiksi norma antara banyak sekali kebudayaan khusus yang berlainan.
Teori konflik kelas sosial: Teori yang melihat penyimpangan bermula dari adanya perbenturan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang berbeda.
Teori Merton: Teori yang menyatakan bahwa struktur sosial bukan hanya menghasilkan sikap yang konfromis (sesuai dengan norma) melainkan juga menghasilkan sikap yang menyimpang. Struktur sosial sanggup menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial dan juga menghasilkan anomie yaitu pudarnya kaidah.
Teori pemberian cap (labelling): Teori ini beropini bahwa penyimpangan lahir lantaran adanya batasan (definisi) atas suatu perbuatan yang disebut perbuatan menyimpang; suatu perbuatan disebut menyimpang lantaran dinilai sebagai menyimpang.
Teori pengendalian: Teori yang menghubungkan penyimpangan dengan lemahnya ikatan-ikatan dengan lembaga-lembaga sosial di masyarakat, mirip keluarga, sekolah, dan pekerjaan. Teori pengendalian memandang norma yang diakui dan pemberian eksekusi yang sistematis sebagai alat kendali yang bermanfaat.
Teori perkembangan/teori linier: Menurut teori ini perubahan sosial bersifat linier atau berkembang menuju ke suatu titik tujuan tertentu. Penganut teori ini percaya bahwa perubahan sosial bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Masyarakat berkembang dari tradisional menuju masyarakat kompleks modern.
Teori psikologis: Teori yang menganggap bahwa ketidakmampuan mengikuti keadaan secara psikologislah yang merupakan penyebab penyimpangan.
Teori Ralph dan Conton: Teori yang menyampaikan bahwa setiap kebudayaan menekankan serangkaian imbas umum terhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan itu. Pengaruh-pengaruh ini berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, tetapi semuanya merupakan kepingan dari pengalaman bagi setiap orang yang termasuk dalam masyarakat tertentu.
Teori reaksi masyarakat (labeling theory): Teori yang memusatkan perhatian pada pembuat peraturan dan para pelanggar peraturan. Pemberian cap menyimpang pada seseorang sering kali mengubah perlakuan masyarakat terhadap orang itu.
Teori siklus: Teori siklus menjelaskan bahwa perubahan sosial bersifat siklus artinya berputar melingkar. Menurut teori siklus, perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tertentu, tetapi berputar-putar berdasarkan contoh melingkar. Pandangan teori siklus ini, yaitu perubahan sosial sebagai suatu hal yang berulang-ulang. Apa yang terjadi kini akan mempunyai kesamaan atau kemiripan dengan apa yang ada di zaman dahulu. Di dalam contoh perubahan ini tidak ada proses perubahan masyarakat secara sedikit demi sedikit sehingga batas-batas antara contoh hidup primitif, tradisional, dan modern tidak jelas.
Teori sosialisasi: Teori yang menghubungkan penyimpangan dengan ketidakmampuan untuk menghayati nilai dan norma yang lebih banyak didominasi di masyarakat. Ketidakmampuan mungkin disebabkan oleh sosialisasi dalam kebudayaan yang menyimpang.
Teori transmisi budaya: Teori penyimpangan sosial yang menyatakan bahwa kebudayaan menyimpang masyarakat secara perlahan ditransmisikan kepada warganya menjadi kepingan dari kepribadian warga tersebut. Wilayah yang mayoritas warganya berperilaku menyimpang atau jahat oleh Shaw dan Mc Kay disebut wilayah kejahatan (deliquency area).
Tertib sosial: Keadaan suatu masyarakat dengan kehidupannya yang teratur, dinamis, sebagai hasil dari relasi sosial yang serasi dan selaras dengan norma dan nilai sosial dalam interaksi masyarakat.
Tes: Daftar pertanyaan atau latihan atau alat lain yang dipakai untuk mengukur kecerdasan/pengetahuan, keterampilan, kemampuan, intelegensi, bakat, atau minat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes talenta (aptitude test): Tes yang dipakai untuk mengetahui talenta atau potensi seseorang.
Tes intelegensi (intelegence test): Tes yang dipakai untuk mengukur tingkat intelektual seseorang dengan cara menawarkan banyak sekali kiprah kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
Tes kepribadian (personality test): Tes yang dipakai untuk mengungkapkan kepribadian seseorang.
Tes minat (measure of interest): Tes yang dipakai untuk menggali minat seseorang terhadap suatu hal.
Tes prestasi (achievement test): Tes yang dipakai untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
Tes sikap (attitude test): Tes yang dipakai untuk mengukur banyak sekali sikap seseorang.
Tesis: Karangan ilmiah yang ditulis untuk mendapat gelar kesarjanaan pada suatu universitas.
Th-
The Communist Manifest: Buku karya Karl Marx (1818-1883) yang merupakan sumbangan utama Marx bagi sosiologi yang terletak pada teorinya mengenai kelas sosial. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat insan merupakan sejarah usaha kelas. Menurut Marx perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas borjuis (majikan) terdiri dari orang-orang yang menguasai alat produksi dan kelas proletar (buruh) yang tidak mempunyai alat produksi dan modal sehingga menjadi kelas yang dieksploitasi oleh kelas borjuis (majikan).
The social problem meeting: Berdiskusi ihwal duduk kasus sosial di kelas/lingkungan sekolah.
Ti-
Time series data: Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu pertumbuhan.
Tindak kejahatan: Perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku yang telah disahkan oleh aturan tertulis.
Tindakan afektif: Tindakan sosial yang dilakukan atas dasar perasaan (afeksi).
Tindakan kriminal: Lihat kejahatan.
Tindakan rasional berorientasi nilai: Tindakan sosial yang bersifat rasional dan memperhitungkan kemanfaatan tanpa mempersoalkan tujuan tindakan.
Tindakan rasional instrumental: Tindakan sosial yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian di antara cara yang dipakai dan tujuan yang akan dicapai melalui tindakannya.
Tindakan rasional: Tindakan sosial yang dilakukan dengan sadar dan mengarah ke orang lain untuk tujuan tertentu.
Tindakan sosial: Pola tindakan insan yang dilaksanakan berdasarkan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Tingkat kesuburan total: Istilah yang dipakai di bidang demografi untuk menggambarkan jumlah rata-rata anak yang akan terlahir dari seorang perempuan sepanjang hidupnya bila ia akan mengalami tingkat kesuburan spesifik usia terkini yang niscaya dan ia akan selamat dari kelahiran sepanjang usia reproduktifnya.
Tinjauan kepustakaan (studi literatur): Lihat studi kepustakaan.
Tn-
Tnikenya (Bgu): Jiwa kedua dalam iktikad orang Bgu.
To-
Tokoh masyarakat: Para pemimpin masyarakat, baik formal maupun informal. Mereka ditokohkan lantaran mempunyai imbas atau wibawa atau kharisma di hadapan masyarakatnya. Para tokoh masyarakat sanggup melaksanakan peranan pengendalian sosial terhadap warga masyarakatnya. Misalnya dengan cara mendidik, menasihati, membimbing, membina, menegur, dan sebagainya, biar warga masyarakatnya mematuhi nilai-nilai dan norma yang berlaku.
Tokoh pengantar atau key person: Peran interviewer sebagai motivator dalam proses interview sanggup dilakukan dengan cara mengajak seseorang tokoh yang dikenal baik oleh narasumber. Tokoh tersebut sebagai pengantar sekaligus meyakinkan narasumber biar bersedia menawarkan informasi yang dibutuhkan secara jujur.
Toleransi: Sikap yang menghargai, membiarkan, membolehkan, pendirian, pendapat, iktikad yang berbeda atau yang bertentangan dengan pendiriannya sendiri.
Tolerant-participation: Suatu tabiat perseorangan atau kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut toleran.
Tolok ukur nilai sosial: Daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau ratifikasi yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besar warga masyarakat terhadap nilai sosial tersebut. Disebut daya guna fungsional, lantaran setiap objek dihargai berdasarkan fungsinya dalam struktur dan sistem masyarakat yang bersangkutan. Jadi, penghargaan yang diberikan berbeda-beda, tergantung pada besar kecilnya fungsi.
Tonalitas: Sistem skala dan modifikasi-modifikasi dalam musik. Tonalitas memilih banyak sekali kemungkinan dan batasan-batasan melodi dan harmoni.
Tondi: Roh, jiwa; kekuatan yang memberi hidup kepada bayi (calon manusia) dan terdapat pada semua orang tanpa kecuali.
Tongkonan: Rumah budbahasa masyarakat Toraja. Atapnya melengkung ibarat perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan memakai atap seng). Di kepingan depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan dipakai juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama).
Top down: Kebjiakan yang dibuat, diputuskan, dan berasal dari atas, sedangkan pihak bawah hanya sebagai pelaksana.
Topik: Suatu duduk kasus atau pokok pembicaraan yang akan dibentuk atau dibahas dalam penelitian. Jadi, sebelum mengadakan penelitian ilmiah atau mengarang, harus ditentukan dahulu topiknya. Topik sanggup dicari di mana-mana lantaran sumbernya banyak dan berlimpah. Pengalaman individual. Kreasi imajinatif, dan penyelidikan sesuatu merupakan sumber topik yang luas.
Topografi: Studi ihwal bentuk permukaan bumi dan objek lain mirip planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan imbas insan terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai semenjak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu tiba dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari topografi yakni mengenai posisi suatu kepingan dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal mirip garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk kepingan dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan banyak sekali alasan, di antaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.
Toraja: Suku bangsa yang mendiami wilayah kepingan utara Jazirah Provinsi Sulawesi Selatan, terutama kabupaten Tana Toraja. Toraja berasal dari bahasa Bugis to yang artinya orang dan ri yang artinya dari, serta saja yang artinya atas. Nama Toraja dibakukan menjadi sebutan suku bangsa semenjak pakar bahasa dan kebudayaan serta penginjil Belanda, N. Adriani dan A.C. Kruyt.
Totalitas: Sifat forum pemerintahan negara, yakni bahwa semua hal tanpa kecuali meliputi kewenangan pemerintahan negara, contohnya semua orang harus membayar pajak, semua orang wajib membela negara, semua orang berdasarkan hukum, dan sebagainya.
Totem: Benda atau hewan yang dianggap suci dan dipuja.
Totemisme: Bentuk religi yang ada dalam masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok relasi yang unilineal, dan berdasarkan iktikad bahwa kelompok-kelompok unilineal tadi masing-masing berasal dari dewa-dewa nenek moyang mereka. Guna mempererat kesatuan dalam kelompok unilineal, masing-masing kelompok tersebut mempergunakan benda-benda yang melambangkan dewa-dewa nenek moyang mereka.
Tr-
Tradisi: Adat kebiasaan yang bebuyutan dari nenek moyang yang masih ada di dalam masyarakat.
Tradisi lisan: Segala sesuatu yang bekerjasama dengan budbahasa istiadat dan kebiasaan yang mendarah daging yang dilakukan dengan bahasa lisan atau kata-kata yang keluar eksklusif dari mulut. Tradisi lisan sanggup kita lihat dan temukan pada banyak sekali jenis sastra rakyat yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Contohnya, Wayang Kulit, Didong, Mak Yong, dan sebagainya.
Tradisional: Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan budbahasa kebiasaan yang ada secara turun temurun.
Traditional action (tindakan lantaran kebiasaan): Tindakan sosial ini dilakukan semata-mata mengikuti tradisi atau kebiasaan yang sudah baku. Seseorang bertindak lantaran sudah rutin melakukannya. Misalnya, tradisi pulang kampung ketika Idulfitri atau Hari Raya Idul Fitri. Orang tetap memaksakan diri untuk pulang kampung meski harus bersusah payah untuk mewujudkannya. Contoh lainnya, berupa peringatan hari kelahiran, mitoni bagi masyarakat Jawa, atau kegiatan upacara yang telah dilakukan semenjak nenek moyang dahulu.
Trait complexes: Alat-alat yang melengkapi kegiatan kebudayaan.
Traits: Unit budaya terkecil berdasarkan cara pengamat tertentu.
Trance: Peristiwa keraksukan roh ketika melaksanakan tarian budbahasa upacara keagamaan.
Transendental: Segala hal yang berada di luar jangkauan pengindraan manusia.
Transfer kebudayaan: Proses pewarisan budaya antargenerasi.
Transformasi: Perubahan bentuk.
Transformasi sosial: Perubahan menyeluruh dalam bentuk, rupa, sifat, watak, dan sebagainya, dalam relasi timbal balik antarmanusia, baik sebagai individu-individu maupun kelompok-kelompok. Sering kali istilah transformasi sosial diartikan sama dengan perubahan sosial. Faktor-faktor penting yang mungkin terlibat dalam perubahan sosial yakni peranan faktor penduduk, teknologi, nilai-nilai kebudayaan, dan gerakan sosial.
Transformatif: Jenis seni yang menampilkan kepedulian terhadap nasib-nasib orang lain terutama mereka yang terdesak oleh yang kuat dan bisa memperlihatkan jalan kesadaran atau perubahan mengenai struktur mana yang harus ditempuh biar terjadi perbaikan nasib, baik dalam keadilan, sikap menghormati hak-hak dasar insan ataupun lainnya.
Transgender: Istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan ketika mereka lahir. “Transgender” tidak memperlihatkan bentuk spesifik apa pun dari orientasi seksual orangnya. Orang-orang transgender sanggup mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau aseksual.
Transmigrasi: Perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam suatu negara.
Trial and error methods (metode coba-coba): Cara penanggulangan duduk kasus sosial yang paling sederhana. Metode ini sering dipakai untuk menanggulangi duduk kasus sosial pada masyarakat yang masih tergolong sederhana. Dengan proteksi seorang dukun, atau dengan menawarkan sesajen yang diletakan pada tempat-tempat tertentu.
Trial stage: Tahapan proses adopsi di mana individu menerapkan pandangan gres baru dalam skala yang kecil untuk memilih kegunaan pandangan gres itu bagi dirinya.
Triangulasi: Pengumpulan data, penggunaan teori, yang memakai banyak sekali metode atau cara.
Trias politica: Konsep yang dirumuskan oleh J.J. Rousseu. Konsep trias politica mengajarkan perlunya pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam penyelenggaraan negara. Sekarang konsep trias politica menjadi kepingan penting dari demokrasi yang diterapkan di sebagian besar negara di dunia.
Trilogi: Pembangunan prinsip-prinsip pembangunan nasional yang terdiri atas pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan stabilitas nasional.
Trimurti: Konsep satu Tuhan dalam Hindu. Keesaan Trimurti ini mempunyai tiga wujud atau manifestasi, yaitu wujud Brahmana sebagai pencipta, wujud Wisnu sebagai pelindung dan pemelihara, dan wujud Siwa sebagai pelebur dari segala yang ada.
Tripartisme: Korporatisme ekonomi berdasarkan kontrak tripihak antara afiliasi bisnis, buruh, dan negara dalam ekonomi. Masing-masing bertindak sebagai sebuah kawan sosial untuk membuat kebijakan ekonomi melalui kerja sama, konsultasi, negosiasi, dan kompromi. Tripartisme yakni bentuk umum dalam neo-korporatisme.
Triwara: Nama dari sebuah pekan atau ahad yang terdiri dari 3 hari, dalam budaya Jawa dan Bali. Ketiga hari itu yakni pasah atau dora yang berarti tersisih, beteng atau aya yang berarti makmur dan kajeng atau biantara yang berarti tekanan yang tajam.
Ts-
Tsyem (Asmat): Rumah kediaman suku bangsa Asmat yang terdiri atas rumah panggung kecil berukuran (3x4x5) m.
Tsyimbu (Asmat): Upacara pembuatan dan pengukuhan bahtera lesung.
Tu-
Tuhan: Sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh insan sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya.
Tujuan penelitian: Bagian penelitian yang merupakan rumusan kalimat yang memperlihatkan harapan peneliti untuk mencapai sesuatu dalam penelitiannya. Tujuan penelitian isinya sama dengan yang terdapat dalam rumusan masalah. Hanya bentuk kalimatnya saja yang berbeda. Dalam rumusan duduk kasus berupa kalimat pertanyaan, sedangkan dalam tujuan penelitian berupa kalimat pernyataan. Dengan demikian jumlah rumusan duduk kasus sama dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian dipakai sebagai kontribusi terhadap ilmu yang berkaitan dengan subjek penelitian yang dimaksudkan. Contoh tujuan penelitian yakni “untuk mengetahui relasi antara frekuensi berguru dengan nilai ulangan siswa”.
Tuman (Ambon): Blok-blok empat persegi dari tepung sagu.
Tunggal panaluan (Batak): Tongkat kayu berukir lima wajah laki-laki, dua wajah perempuan, satu wajah anjing, dan satu ular, kemudian dililiti dengan benang tiga warga: merah, hitam, putih.
Download Kamus Sosiologi di Sini
Lihat Juga
Kamus Sosiologi, Abjad A
Kamus Sosiologi, Abjad B
Kamus Sosiologi, Abjad C
Kamus Sosiologi, Abjad D
Kamus Sosiologi, Abjad E
Kamus Sosiologi, Abjad F
Kamus Sosiologi, Abjad G
Kamus Sosiologi, Abjad H
Kamus Sosiologi, Abjad I
Kamus Sosiologi, Abjad J
Kamus Sosiologi, Abjad K
Kamus Sosiologi, Abjad L
Kamus Sosiologi, Abjad M
Kamus Sosiologi, Abjad N
Kamus Sosiologi, Abjad O
Kamus Sosiologi, Abjad P
Kamus Sosiologi, Abjad Q
Kamus Sosiologi, Abjad R
Kamus Sosiologi, Abjad S
Kamus Sosiologi, Abjad T
Kamus Sosiologi, Abjad U
Kamus Sosiologi, Abjad V
Kamus Sosiologi, Abjad W
Kamus Sosiologi, Abjad X
Kamus Sosiologi, Abjad Y
Kamus Sosiologi, Abjad Z
Ta motanggomo: Penyangi tanggomo. Tanggomo merupakan bentuk puitis sastra lisan Gorontalo, Sulawesi Utara. Syair Tanggomo menceritakan kisah yang sedang hangat atau insiden menarik setempat, mempunyai banyak penganut. Selain menghibur, tanggamo juga memberi penerangan. Tanggamo merekam insiden sejarah, mitos, legenda, kisah keagamaan, dan pendidikan. Secara harfiah, tanggamo berarti menampung; dan ta motanggomo menampung minat penonton, memberikan dongeng dengan semenarik mungkin.
Tabel frekuensi: Tabel yang menyajikan beberapa kali sesuatu hal terjadi. Tabel ini sanggup dibedakan atas tabel frekuensi relatif, yaitu tabel frekuensi yang berisi persentase, dan tabel frekuensi kumulatif, yaitu tabel frekuensi yang berisi angka kumulatif.
Tabu: Yang dihentikan atau dianggap suci/tidak boleh disentuh, diucapkan, dan sebagainya (pantangan).
Tabuik (Minangkabau): Upacara memperingati ajal Hasan dan Husein di Padang Karbala.
Tabula rasa: Teori yang mengemukakan bahwa insan yang gres lahir mirip kerikil tulis yang higienis dan akan menjadi mirip apa kepribadian seseorang ditentukan oleh pengalaman yang didapatkannya. Teori ini mengandaikan bahwa semua individu pada waktu lahir mempunyai potensi kepribadian yang sama. Kepribadian seseorang setelah itu semata-mata hasil pengalaman-pengalaman setelah lahir. Perbedaan pengalaman yang dialami seseorang itulah yang mengakibatkan adanya bermacam-macam kepribadian dan adanya perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lain. Orang yang mengemukakan teori ini yakni John Locke pada tahun 1690.
Tabulasi: Penyusunan berdasarkan lajur yang telah tersedia; penyampaian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi.
Tahap menggandakan (play stage): Tahap di mana anak mulai berguru mengambil kiprah orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai menirukan kiprah yang dijalankan orang tuanya atau kiprah orang berilmu balig cukup akal lain yang sering berinteraksi dengannya. Wujud peniruan itu antara itu, contohnya anak kecil menirukan kiprah yang dijalankan ayah, ibu, kakak, nenek, polisi, dokter, tukang pos, sopir, dan lain-lain. Namun, pada ketika ini sang anak belum memahami alasan melaksanakan tindakan dan makna tindakan tadi. Anak itu sanggup menggandakan tindakan seorang dokter, misalnya, tetapi ia tidak memahami alasan dokter menyuntik pasien, serta makna tindakan menyuntik itu.
Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage): Tahap di mana seseorang telah dianggap berilmu balig cukup akal dan sudah sanggup menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia sanggup bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia berilmu balig cukup akal menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuh-penuhnya. Dalam tahap ini, individu dinilai sudah mencapai tahap kematangan untuk siap terjun dalam kehidupan masyarakat.
Tahap persiapan (preparatory stage): Tahap ini dialami semenjak insan dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya. Pada tahap ini juga anak mulai melaksanakan kegiatan menggandakan meski tidak sempurna. Dalam tahap ini, individu sebagai calon anggota masyarakat dipersiapkan dengan dibekali nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi aliran bergaul dalam masyarakat oleh lingkungan yang terdekat, yaitu keluarga. Lingkungan yang memengaruhi termasuk individu yang berperan dalam tahapan ini relatif sangat terbatas, sehingga proses penerimaan nilai dan norma juga masih dalam tataran yang paling sederhana.
Tahap siap bertindak (game stage): Tahap di mana seorang anak mengetahui kiprah yang harus dijalankan serta mengetahui kiprah yang harus dijalankan oleh orang lain yang berinteraksi dengannya. Hal ini tampak dalam suatu pertandingan. Seorang anak yang bermain sebagai penjaga gawang sepak bola, misalnya. Dia mengetahui tindakan yang harus dilakukannya serta tindakan para pemain lain, wasit, penjaga garis, dan sebagainya.
Tahlil: Zikir yang dilakukan oleh umat Islam. Zikir ini dianggap mempunyai nilai yang terbesar dan mempunyai banyak keutamaan. Adab tahlil pada umumnya sering dilakukan pada ketika suatu keluarga mengalami kedukaan (ada di antara salah satu familinya yang meninggal dunia), yang bahwasanya dalam Islam sendiri tahlil untuk ajal tidak ada.
Tahlilan: Ritual/upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam, kebanyakan di Indonesia dan kemungkinan di Malaysia, untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya dilakukan pada hari pertama ajal dan hingga hari ketujuh, dan selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Ada pula yang melaksanakan tahlilan pada hari ke-1000.
Taikamanua (Mentawai): Pemimpin dari negara roh.
Takhayul: Kebenaran yang didasarkan pada kepercayaan, yang belum tentu kebenarannya berdasarkan nalar pikiran manusia.
Tambun dan bungai: Jenis tarian masyarakat suku Dayak yang melukiskan ihwal kisah kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat.
Tanggomo: Lihat ta motanggomo.
Tangtu (Baduy): Suku Baduy Dalam atau Kajeroan.
Tanjidor: Kesenian musik orkes Betawi yang memakai terompet besar (alat musik tiup). Tanjidor merupakan bentuk adanya imbas kebudayaan Eropa. Alat musik tanjidor terdiri atas alat musik tiup, mirip piston (cornet a piston), trombon, tenor, klarinet, bass, dilengkapi dengan alat musik membrane mirip tambur atau genderang. Pada umumnya musik tanjidor dimainkan untuk mengiringi pawai barisan atau arak-arakan pengantin.
Tantrisme: Istilah yang mengacu pada sekolah esoteris dari Hinduisme dan Buddhisme dan dengan kitab suci (disebut “tantra”) biasanya diidentifikasi dengan pemujaan Shakti. [1] Tantra terutama berkaitan dengan praktek-praktek spiritual dan bentuk-bentuk ritual ibadah yang bertujuan pada pembebasan dari kebodohan dan kelahiran kembali, alam semesta yang dianggap sebagai permainan ilahi Shakti dan Siwa.
Tata kelakuan: Lihat mores.
Tata tertib: Peraturan-peraturan yang harus ditaati atau dilaksanakan.
Tawuran: Istilah yang sering dipakai masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele hingga hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok.
Tayub: Jenis tari pergaulan yang masih banyak di gemari di tempat Blora, dan Sragen.
Te-
Teater: Seni pertunjukan yang terfokus pada cerita, dialog, dan seni kiprah (acting). Seni teater termasuk dalam seni multimedia lantaran memakai lebih dari satu media. Seni teater mengungkapkan maknanya melalui bahasa teatrikal (pengalaman teater). Tujuan utama seni teater yakni pengalaman dan kenikmatan teatrikal.
Teguran: Cara pengendalian sosial melalui perkataan atau goresan pena secara langsung. Seorang siswa yang menyontek pada waktu ulangan akan ditegur oleh guru. Teguran dilakukan biar pelaku sikap menyimpang segera menyadari kekeliruannya dan memperbaiki dirinya.
Teknik pengukuran: Cara pengumpulan data dengan jalan melaksanakan pengukuran tertentu. Misalnya, dalam penelitian kesehatan balita, si peneliti harus melaksanakan pengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, dan jumlah makanan yang diberikan.
Teknik sampling: Lihat sampling.
Teknik studi dokumenter: Lihat bibliografi.
Teknologi: Kemampuan teknik dalam pengertiannya yang utuh dan menyeluruh bertopang kepada ilmu pengetahuan yang bersandar kepada proses teknis tertentu.
Teknologi adaptif: Teknologi yang sanggup menyesuaikan kebutuhan manusia.
Teknologi informasi: Istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu insan dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau berbagi informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari teknologi informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel). Lihat juga teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi informasi dan komunikasi: Biasanya disebut TIK, sering dipakai sinonim memperpanjang untuk teknologi informasi (TI), namun biasanya merupakan istilah yang lebih umum yang menekankan kiprah komunikasi terpadu dan integrasi telekomunikasi (saluran telepon dan sinyal nirkabel), sistem administrasi cerdas membangun audio visual dalam teknologi informasi modern. TIK terdiri dari semua teknis cara yang dipakai untuk menangani informasi dan komunikasi bantuan, termasuk perangkat keras komputer dan jaringan, perangkat tengah komunikasi serta perangkat lunak yang diperlukan. Dengan kata lain, TIK terdiri dari TI serta media telepon, media siaran, semua jenis pengolahan audio dan video dan transmisi dan kontrol jaringan berbasis dan fungsi pengawasan. Ungkapan ini pertama kali dipakai pada tahun 1997 dalam laporan oleh Dennis Stevenson kepada pemerintah Inggris dan dipromosikan oleh dokumen Kurikulum Nasional yang gres untuk Inggris pada tahun 2000.
Teknologi maju: Teknologi yang mempunyai tingkat kerumitan dan kecanggihan lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi biasa. Contoh dari teknologi ini antara lain satelit, radar, nuklir, pesawat ruang angkasa, dan lain-lain.
Teknologi protektif: Teknologi yang bisa melindungi manusia. Contoh dari teknologi ini yakni senapan mesin. Senapan mesin mempunyai kecanggihan memuntahkan peluru sebagai senjata untuk pertahanan diri. Oleh lantaran itu, senapan mesin termasuk dalam teknologi protektif. Senapan tersebut sanggup dipakai sebagai teknologi protektif.
Tema budaya: Prinsip kognitif yang bersifat tersirat maupun tersurat, berulang dalam sejumlah lebih banyak didominasi dan berperan sebagai suatu relasi di antara banyak sekali subsistem makna budaya.
Teman sepermainan: Kelompok sosial yang jumlahnya kecil mempunyai kesamaan usia, mempunyai kesamaan kegiatan yaitu bermain, biasanya kelompok ini mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari kepuasan rohani yaitu tujuan rekreatif. Intensitas interaksi sosial antar kelompok ini sangat tinggi, ditandai dengan rasa mempunyai satu sama lain dan bahagia melaksanakan kegiatan bersama-sama. Kelompok sosial ini bukan berdasarkan atas relasi darah, keturunan ataupun relasi tetapi atas dasar seringnya terjadi pertemuan antar anggota kelompok dan kesamaan kepentingan. Teman sepermainan disebut dengan sahabat, pada usia remaja contoh relasi antar sobat ini menawarkan imbas yang besar dalam proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
Tembikar: Peralatan yang terbuat dari tanah liat.
Tenaga kerja: Seluruh jumlah penduduk yang dianggap sanggup bekerja dan sanggup bekerja kalau tidak ada undangan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun hingga dengan 64 tahun.
Tenaga kerja terdidik: Tenaga kerja yang mempunyai suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
Tenaga kerja terampil: Orang-orang yang mempunyai keterampilan teknik mekanik mirip pemotong rambut, pekerja pabrik, sekretaris, dan stenografer.
Tenaga kerja tidak terdidik: Tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
Tengger: Sebuah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang. Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin merupakan keturunan eksklusif dari Majapahit. Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu “Teng” akhiran nama Roro An-“teng” dan “ger” balasannya nama dari Joko Se-“ger”.
Teologis: 1. Tahap perkembangan pikiran insan di mana pengetahuan insan didasarkan pada iktikad akan adanya penguasa adikodrati yang mengatur dan menggerakkan gejala-gejala alam. 2. Lihat zaman teologis.
Teoretis: Hasil observasi yang disusun secara logis dan bertujuan menjelaskan relasi lantaran akibat.
Teori: Prinsip-prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk rumus atau aturan yang berlaku umum, sanggup menjelaskan hakikat suatu gejala, hakikat relasi suatu gejala, hakikat relasi antara dua tanda-tanda atau lebih, relevan dengan kenyataan yang ada dan operasional, alat untuk memperjelas, sanggup diverifikasi dan dibuktikan, serta mempunyai kegunaan dalam meramalkan suatu kejadian. Teori berfungsi untuk menyimpulkan generalisasi dan fakta-fakta hasil pengamatan, memberi kerangka orientasi untuk analisis dan penjabaran fakta-fakta yang diperoleh, memberi ramalan terhadap gejala-gejala gres yang akan terjadi, serta mengisi lowongan-lowongan dalam pengetahuan ihwal gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi.
Teori anomi: Teori yang menyatakan bahwa masyarakat kompleks cenderung menjadi masyarakat tanpa norma, yang tidak menawarkan aliran terang yang sanggup dipelajari dan dipatuhi orang.
Teori asosiasi diferensial: Teori yang menyatakan bahwa sikap kriminal sanggup ditemukan pada semua tempat dan pada semua tingkat kelas sosial, bukan hanya di tempat perkampungan kumuh. Teori asosiasi diferensial menyebutkan bahwa sikap kriminal diketahui melalui kontak dengan pola-pola kriminal yang diterima dan dihargai dalam lingkungan fisik dan sosial seseorang.
Teori biologis: Teori biologis melihat faktor biologis sebagai penyebab dari sebagian besar tindakan penyimpangan.
Teori determinisme ekonomi: Teori yang menyatakan bahwa faktor-faktor ekonomi mengontrol semua contoh dan institusi di masyarakat. Teori itu banyak dianggap sebagai dasar terbentuknya komunisme. Teori ini dikembangkan oleh Friedrich Engels dan Karl Marx.
Teori evolusi (evolutionary theory): Teori ini berpijak pada teori evolusi Darwin dan dipengaruhi oleh pemikiran Herbert Spencer. Tokoh yang kuat pada teori ini yakni Emile Durkheim dan Ferdinand Tonnies. Durkheim beropini bahwa perubahan lantaran evolusi memengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang bekerjasama dengan kerja. Adapun Tonnies memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai relasi yang erat dan kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yang mempunyai relasi yang terspesialisasi dan impersonal.
Teori fungsional (functional theory): Teori ini memandang bahwa setiap elemen masyarakat menawarkan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu kepingan masyarakat akan mengakibatkan perubahan pada kepingan yang lain pula.
Teori konflik (conflict theory): Teori yang menyatakan bahwa konflik berasal dari kontradiksi kelas antara kelompok tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada perubahan sosial.
Teori konflik budaya: Teori yang menilai penyimpangan diawali dengan adanya kontradiksi norma antara banyak sekali kebudayaan khusus yang berlainan.
Teori konflik kelas sosial: Teori yang melihat penyimpangan bermula dari adanya perbenturan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang berbeda.
Teori Merton: Teori yang menyatakan bahwa struktur sosial bukan hanya menghasilkan sikap yang konfromis (sesuai dengan norma) melainkan juga menghasilkan sikap yang menyimpang. Struktur sosial sanggup menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial dan juga menghasilkan anomie yaitu pudarnya kaidah.
Teori pemberian cap (labelling): Teori ini beropini bahwa penyimpangan lahir lantaran adanya batasan (definisi) atas suatu perbuatan yang disebut perbuatan menyimpang; suatu perbuatan disebut menyimpang lantaran dinilai sebagai menyimpang.
Teori pengendalian: Teori yang menghubungkan penyimpangan dengan lemahnya ikatan-ikatan dengan lembaga-lembaga sosial di masyarakat, mirip keluarga, sekolah, dan pekerjaan. Teori pengendalian memandang norma yang diakui dan pemberian eksekusi yang sistematis sebagai alat kendali yang bermanfaat.
Teori perkembangan/teori linier: Menurut teori ini perubahan sosial bersifat linier atau berkembang menuju ke suatu titik tujuan tertentu. Penganut teori ini percaya bahwa perubahan sosial bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Masyarakat berkembang dari tradisional menuju masyarakat kompleks modern.
Teori psikologis: Teori yang menganggap bahwa ketidakmampuan mengikuti keadaan secara psikologislah yang merupakan penyebab penyimpangan.
Teori Ralph dan Conton: Teori yang menyampaikan bahwa setiap kebudayaan menekankan serangkaian imbas umum terhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan itu. Pengaruh-pengaruh ini berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, tetapi semuanya merupakan kepingan dari pengalaman bagi setiap orang yang termasuk dalam masyarakat tertentu.
Teori reaksi masyarakat (labeling theory): Teori yang memusatkan perhatian pada pembuat peraturan dan para pelanggar peraturan. Pemberian cap menyimpang pada seseorang sering kali mengubah perlakuan masyarakat terhadap orang itu.
Teori siklus: Teori siklus menjelaskan bahwa perubahan sosial bersifat siklus artinya berputar melingkar. Menurut teori siklus, perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tertentu, tetapi berputar-putar berdasarkan contoh melingkar. Pandangan teori siklus ini, yaitu perubahan sosial sebagai suatu hal yang berulang-ulang. Apa yang terjadi kini akan mempunyai kesamaan atau kemiripan dengan apa yang ada di zaman dahulu. Di dalam contoh perubahan ini tidak ada proses perubahan masyarakat secara sedikit demi sedikit sehingga batas-batas antara contoh hidup primitif, tradisional, dan modern tidak jelas.
Teori sosialisasi: Teori yang menghubungkan penyimpangan dengan ketidakmampuan untuk menghayati nilai dan norma yang lebih banyak didominasi di masyarakat. Ketidakmampuan mungkin disebabkan oleh sosialisasi dalam kebudayaan yang menyimpang.
Teori transmisi budaya: Teori penyimpangan sosial yang menyatakan bahwa kebudayaan menyimpang masyarakat secara perlahan ditransmisikan kepada warganya menjadi kepingan dari kepribadian warga tersebut. Wilayah yang mayoritas warganya berperilaku menyimpang atau jahat oleh Shaw dan Mc Kay disebut wilayah kejahatan (deliquency area).
Tertib sosial: Keadaan suatu masyarakat dengan kehidupannya yang teratur, dinamis, sebagai hasil dari relasi sosial yang serasi dan selaras dengan norma dan nilai sosial dalam interaksi masyarakat.
Tes: Daftar pertanyaan atau latihan atau alat lain yang dipakai untuk mengukur kecerdasan/pengetahuan, keterampilan, kemampuan, intelegensi, bakat, atau minat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes talenta (aptitude test): Tes yang dipakai untuk mengetahui talenta atau potensi seseorang.
Tes intelegensi (intelegence test): Tes yang dipakai untuk mengukur tingkat intelektual seseorang dengan cara menawarkan banyak sekali kiprah kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
Tes kepribadian (personality test): Tes yang dipakai untuk mengungkapkan kepribadian seseorang.
Tes minat (measure of interest): Tes yang dipakai untuk menggali minat seseorang terhadap suatu hal.
Tes prestasi (achievement test): Tes yang dipakai untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
Tes sikap (attitude test): Tes yang dipakai untuk mengukur banyak sekali sikap seseorang.
Tesis: Karangan ilmiah yang ditulis untuk mendapat gelar kesarjanaan pada suatu universitas.
Th-
The Communist Manifest: Buku karya Karl Marx (1818-1883) yang merupakan sumbangan utama Marx bagi sosiologi yang terletak pada teorinya mengenai kelas sosial. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat insan merupakan sejarah usaha kelas. Menurut Marx perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas borjuis (majikan) terdiri dari orang-orang yang menguasai alat produksi dan kelas proletar (buruh) yang tidak mempunyai alat produksi dan modal sehingga menjadi kelas yang dieksploitasi oleh kelas borjuis (majikan).
The social problem meeting: Berdiskusi ihwal duduk kasus sosial di kelas/lingkungan sekolah.
Ti-
Time series data: Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu pertumbuhan.
Tindak kejahatan: Perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku yang telah disahkan oleh aturan tertulis.
Tindakan afektif: Tindakan sosial yang dilakukan atas dasar perasaan (afeksi).
Tindakan kriminal: Lihat kejahatan.
Tindakan rasional berorientasi nilai: Tindakan sosial yang bersifat rasional dan memperhitungkan kemanfaatan tanpa mempersoalkan tujuan tindakan.
Tindakan rasional instrumental: Tindakan sosial yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian di antara cara yang dipakai dan tujuan yang akan dicapai melalui tindakannya.
Tindakan rasional: Tindakan sosial yang dilakukan dengan sadar dan mengarah ke orang lain untuk tujuan tertentu.
Tindakan sosial: Pola tindakan insan yang dilaksanakan berdasarkan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Tingkat kesuburan total: Istilah yang dipakai di bidang demografi untuk menggambarkan jumlah rata-rata anak yang akan terlahir dari seorang perempuan sepanjang hidupnya bila ia akan mengalami tingkat kesuburan spesifik usia terkini yang niscaya dan ia akan selamat dari kelahiran sepanjang usia reproduktifnya.
Tinjauan kepustakaan (studi literatur): Lihat studi kepustakaan.
Tn-
Tnikenya (Bgu): Jiwa kedua dalam iktikad orang Bgu.
To-
Tokoh masyarakat: Para pemimpin masyarakat, baik formal maupun informal. Mereka ditokohkan lantaran mempunyai imbas atau wibawa atau kharisma di hadapan masyarakatnya. Para tokoh masyarakat sanggup melaksanakan peranan pengendalian sosial terhadap warga masyarakatnya. Misalnya dengan cara mendidik, menasihati, membimbing, membina, menegur, dan sebagainya, biar warga masyarakatnya mematuhi nilai-nilai dan norma yang berlaku.
Tokoh pengantar atau key person: Peran interviewer sebagai motivator dalam proses interview sanggup dilakukan dengan cara mengajak seseorang tokoh yang dikenal baik oleh narasumber. Tokoh tersebut sebagai pengantar sekaligus meyakinkan narasumber biar bersedia menawarkan informasi yang dibutuhkan secara jujur.
Toleransi: Sikap yang menghargai, membiarkan, membolehkan, pendirian, pendapat, iktikad yang berbeda atau yang bertentangan dengan pendiriannya sendiri.
Tolerant-participation: Suatu tabiat perseorangan atau kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut toleran.
Tolok ukur nilai sosial: Daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau ratifikasi yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besar warga masyarakat terhadap nilai sosial tersebut. Disebut daya guna fungsional, lantaran setiap objek dihargai berdasarkan fungsinya dalam struktur dan sistem masyarakat yang bersangkutan. Jadi, penghargaan yang diberikan berbeda-beda, tergantung pada besar kecilnya fungsi.
Tonalitas: Sistem skala dan modifikasi-modifikasi dalam musik. Tonalitas memilih banyak sekali kemungkinan dan batasan-batasan melodi dan harmoni.
Tondi: Roh, jiwa; kekuatan yang memberi hidup kepada bayi (calon manusia) dan terdapat pada semua orang tanpa kecuali.
Tongkonan: Rumah budbahasa masyarakat Toraja. Atapnya melengkung ibarat perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan memakai atap seng). Di kepingan depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan dipakai juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama).
Top down: Kebjiakan yang dibuat, diputuskan, dan berasal dari atas, sedangkan pihak bawah hanya sebagai pelaksana.
Topik: Suatu duduk kasus atau pokok pembicaraan yang akan dibentuk atau dibahas dalam penelitian. Jadi, sebelum mengadakan penelitian ilmiah atau mengarang, harus ditentukan dahulu topiknya. Topik sanggup dicari di mana-mana lantaran sumbernya banyak dan berlimpah. Pengalaman individual. Kreasi imajinatif, dan penyelidikan sesuatu merupakan sumber topik yang luas.
Topografi: Studi ihwal bentuk permukaan bumi dan objek lain mirip planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan imbas insan terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai semenjak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu tiba dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari topografi yakni mengenai posisi suatu kepingan dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal mirip garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk kepingan dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan banyak sekali alasan, di antaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.
Toraja: Suku bangsa yang mendiami wilayah kepingan utara Jazirah Provinsi Sulawesi Selatan, terutama kabupaten Tana Toraja. Toraja berasal dari bahasa Bugis to yang artinya orang dan ri yang artinya dari, serta saja yang artinya atas. Nama Toraja dibakukan menjadi sebutan suku bangsa semenjak pakar bahasa dan kebudayaan serta penginjil Belanda, N. Adriani dan A.C. Kruyt.
Totalitas: Sifat forum pemerintahan negara, yakni bahwa semua hal tanpa kecuali meliputi kewenangan pemerintahan negara, contohnya semua orang harus membayar pajak, semua orang wajib membela negara, semua orang berdasarkan hukum, dan sebagainya.
Totem: Benda atau hewan yang dianggap suci dan dipuja.
Totemisme: Bentuk religi yang ada dalam masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok relasi yang unilineal, dan berdasarkan iktikad bahwa kelompok-kelompok unilineal tadi masing-masing berasal dari dewa-dewa nenek moyang mereka. Guna mempererat kesatuan dalam kelompok unilineal, masing-masing kelompok tersebut mempergunakan benda-benda yang melambangkan dewa-dewa nenek moyang mereka.
Tr-
Tradisi: Adat kebiasaan yang bebuyutan dari nenek moyang yang masih ada di dalam masyarakat.
Tradisi lisan: Segala sesuatu yang bekerjasama dengan budbahasa istiadat dan kebiasaan yang mendarah daging yang dilakukan dengan bahasa lisan atau kata-kata yang keluar eksklusif dari mulut. Tradisi lisan sanggup kita lihat dan temukan pada banyak sekali jenis sastra rakyat yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Contohnya, Wayang Kulit, Didong, Mak Yong, dan sebagainya.
Tradisional: Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan budbahasa kebiasaan yang ada secara turun temurun.
Traditional action (tindakan lantaran kebiasaan): Tindakan sosial ini dilakukan semata-mata mengikuti tradisi atau kebiasaan yang sudah baku. Seseorang bertindak lantaran sudah rutin melakukannya. Misalnya, tradisi pulang kampung ketika Idulfitri atau Hari Raya Idul Fitri. Orang tetap memaksakan diri untuk pulang kampung meski harus bersusah payah untuk mewujudkannya. Contoh lainnya, berupa peringatan hari kelahiran, mitoni bagi masyarakat Jawa, atau kegiatan upacara yang telah dilakukan semenjak nenek moyang dahulu.
Trait complexes: Alat-alat yang melengkapi kegiatan kebudayaan.
Traits: Unit budaya terkecil berdasarkan cara pengamat tertentu.
Trance: Peristiwa keraksukan roh ketika melaksanakan tarian budbahasa upacara keagamaan.
Transendental: Segala hal yang berada di luar jangkauan pengindraan manusia.
Transfer kebudayaan: Proses pewarisan budaya antargenerasi.
Transformasi: Perubahan bentuk.
Transformasi sosial: Perubahan menyeluruh dalam bentuk, rupa, sifat, watak, dan sebagainya, dalam relasi timbal balik antarmanusia, baik sebagai individu-individu maupun kelompok-kelompok. Sering kali istilah transformasi sosial diartikan sama dengan perubahan sosial. Faktor-faktor penting yang mungkin terlibat dalam perubahan sosial yakni peranan faktor penduduk, teknologi, nilai-nilai kebudayaan, dan gerakan sosial.
Transformatif: Jenis seni yang menampilkan kepedulian terhadap nasib-nasib orang lain terutama mereka yang terdesak oleh yang kuat dan bisa memperlihatkan jalan kesadaran atau perubahan mengenai struktur mana yang harus ditempuh biar terjadi perbaikan nasib, baik dalam keadilan, sikap menghormati hak-hak dasar insan ataupun lainnya.
Transgender: Istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan ketika mereka lahir. “Transgender” tidak memperlihatkan bentuk spesifik apa pun dari orientasi seksual orangnya. Orang-orang transgender sanggup mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau aseksual.
Transmigrasi: Perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam suatu negara.
Trial and error methods (metode coba-coba): Cara penanggulangan duduk kasus sosial yang paling sederhana. Metode ini sering dipakai untuk menanggulangi duduk kasus sosial pada masyarakat yang masih tergolong sederhana. Dengan proteksi seorang dukun, atau dengan menawarkan sesajen yang diletakan pada tempat-tempat tertentu.
Trial stage: Tahapan proses adopsi di mana individu menerapkan pandangan gres baru dalam skala yang kecil untuk memilih kegunaan pandangan gres itu bagi dirinya.
Triangulasi: Pengumpulan data, penggunaan teori, yang memakai banyak sekali metode atau cara.
Trias politica: Konsep yang dirumuskan oleh J.J. Rousseu. Konsep trias politica mengajarkan perlunya pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam penyelenggaraan negara. Sekarang konsep trias politica menjadi kepingan penting dari demokrasi yang diterapkan di sebagian besar negara di dunia.
Trilogi: Pembangunan prinsip-prinsip pembangunan nasional yang terdiri atas pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan stabilitas nasional.
Trimurti: Konsep satu Tuhan dalam Hindu. Keesaan Trimurti ini mempunyai tiga wujud atau manifestasi, yaitu wujud Brahmana sebagai pencipta, wujud Wisnu sebagai pelindung dan pemelihara, dan wujud Siwa sebagai pelebur dari segala yang ada.
Tripartisme: Korporatisme ekonomi berdasarkan kontrak tripihak antara afiliasi bisnis, buruh, dan negara dalam ekonomi. Masing-masing bertindak sebagai sebuah kawan sosial untuk membuat kebijakan ekonomi melalui kerja sama, konsultasi, negosiasi, dan kompromi. Tripartisme yakni bentuk umum dalam neo-korporatisme.
Triwara: Nama dari sebuah pekan atau ahad yang terdiri dari 3 hari, dalam budaya Jawa dan Bali. Ketiga hari itu yakni pasah atau dora yang berarti tersisih, beteng atau aya yang berarti makmur dan kajeng atau biantara yang berarti tekanan yang tajam.
Ts-
Tsyem (Asmat): Rumah kediaman suku bangsa Asmat yang terdiri atas rumah panggung kecil berukuran (3x4x5) m.
Tsyimbu (Asmat): Upacara pembuatan dan pengukuhan bahtera lesung.
Tu-
Tuhan: Sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh insan sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya.
Tujuan penelitian: Bagian penelitian yang merupakan rumusan kalimat yang memperlihatkan harapan peneliti untuk mencapai sesuatu dalam penelitiannya. Tujuan penelitian isinya sama dengan yang terdapat dalam rumusan masalah. Hanya bentuk kalimatnya saja yang berbeda. Dalam rumusan duduk kasus berupa kalimat pertanyaan, sedangkan dalam tujuan penelitian berupa kalimat pernyataan. Dengan demikian jumlah rumusan duduk kasus sama dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian dipakai sebagai kontribusi terhadap ilmu yang berkaitan dengan subjek penelitian yang dimaksudkan. Contoh tujuan penelitian yakni “untuk mengetahui relasi antara frekuensi berguru dengan nilai ulangan siswa”.
Tuman (Ambon): Blok-blok empat persegi dari tepung sagu.
Tunggal panaluan (Batak): Tongkat kayu berukir lima wajah laki-laki, dua wajah perempuan, satu wajah anjing, dan satu ular, kemudian dililiti dengan benang tiga warga: merah, hitam, putih.
Download Kamus Sosiologi di Sini
Lihat Juga
Kamus Sosiologi, Abjad A
Kamus Sosiologi, Abjad B
Kamus Sosiologi, Abjad C
Kamus Sosiologi, Abjad D
Kamus Sosiologi, Abjad E
Kamus Sosiologi, Abjad F
Kamus Sosiologi, Abjad G
Kamus Sosiologi, Abjad H
Kamus Sosiologi, Abjad I
Kamus Sosiologi, Abjad J
Kamus Sosiologi, Abjad K
Kamus Sosiologi, Abjad L
Kamus Sosiologi, Abjad M
Kamus Sosiologi, Abjad N
Kamus Sosiologi, Abjad O
Kamus Sosiologi, Abjad P
Kamus Sosiologi, Abjad Q
Kamus Sosiologi, Abjad R
Kamus Sosiologi, Abjad S
Kamus Sosiologi, Abjad T
Kamus Sosiologi, Abjad U
Kamus Sosiologi, Abjad V
Kamus Sosiologi, Abjad W
Kamus Sosiologi, Abjad X
Kamus Sosiologi, Abjad Y
Kamus Sosiologi, Abjad Z