Penyimpangan Seksual

Secara umum, penyimpangan* seksual sanggup dimaknai sebagai segala bentuk sikap yang tidak bersesuaian dengan orientasi heteroseksual (menyukai lawan jenis yang relatif setaraf dalam hal usia maupun kematangan biologis), yang selama ini dianggap normal. Adapun penyimpangan* seksual tersebut antara lain:
a. Homoseksualitas dan transvestism
Homoseksualitas yaitu suatu kondisi ketika pelaku mempunyai ketertarikan erotik seksual terhadap individu dari jenis kelamin yang sama, demikian pula pada pelaku transvestism. Perbedaannya, pada penderita homoseksual, tidak terdapat harapan untuk memakai pakaian perempuan dan menampilkan diri sebagai wanita. Sedangkan penderita transvestism, selain ketertarikan seksual erotik tertuju pada jenis kelamin yang sama, juga menikmati penampilan sosial dengan memakai atribut kewanitaan (waria).

b. Actromophilia
Penyimpangan seksual ini ditandai oleh pencapaian kenikmatan seksual jikalau melihat badan insan yang pada kepingan tertentu sudah mengalami amputasi, contohnya kaki.

c. Bestialitas
Penyimpangan seksual yang mengakibatkan hewan sebagai objek pemuasan dorongan seksualnya dinamakan bestialitas. Banyak orang yang terangsang secara seksual jikalau melihat hewan berafiliasi seksualitas, sehingga mungkin saja ada segelintir cukup umur pria yang membayangkan dirinya berperan sebagai hewan jantannya dan terobsesi oleh imajinasi tersebut, sehingga membuka peluang bagi perkembangan ke arah bestialitas.

d. Exhibionis
Penyimpangan seksual ini ditandai oleh pencapaian kenikmatan seksual dengan cara mempertontonkan alat kelamin di antara sejumlah kecil orang atau pada kelompok yang lebih besar, yang secara lebih banyak didominasi terdiri atas orang-orang yang berlawanan jenis. Kadang-kadang demonstrasi alat kelamin tersebut disertai oleh acara masturbasi.


e. Fetishism
Pelaku mempunyai minat seksual yang terkait dengan kepingan badan yang hidup menyerupai rambut perempuan ataupun objek-objek semisal pakaian dalam perempuan.

f. Frotteurism
Yaitu suatu bentuk penyimpangan seksual ketika seorang pria mendapat kepuasan seksual dengan cara menggesekkan alat kelaminnya ke badan perempuan di daerah umum menyerupai ketika berdesakan di kereta api, bus, dan sebagainya.

g. Nekrofilia
Nekrofilia yaitu suatu keadaan di mana pelaku mendapat kepuasan seksual melalui relasi seksual dengan jenazah perempuan. Beberapa kasus nekrofilia diikuti oleh kecenderungan sadisme ekstrem yang mendorong penderita untuk melaksanakan pembunuhan terhadap korban perempuan untuk selanjutnya diikuti oleh pelampiasan dorongan seksual terhadapnya.

h. Pedofilia
Yakni pelaku yang memperoleh kepuasan dari anak-anak di anak-anak sebagai objek seksual. Kasus pedofilia terdiri dari dua jenis, yaitu:
- Pedofilia homoseksual, yang objek seksualnya yaitu anak pria di bawah umur.
- Pedofilia heteroseksual, yang objek seksualnya yaitu anak perempuan di bawah umur.

i. Sadisme
Seorang pelaku sadisme akan memperoleh kepuasan seksual melalui jeritan dan teriakan kesakitan pasangannya, alasannya yaitu siksaan fisik yang dilakukannya selama relasi seksual. Pada umumnya, penderita sadisme yaitu laki-laki.

j. Voyeurism
Voyeurism yaitu sikap mengintip sebagai cara untuk memperoleh kepuasan seksual. Objek sikap tersebut yaitu badan perempuan telanjang yang sedang berada di kamar mandi, atau justru mengintip pasangan yang tengah melaksanakan relasi seksual.


Download di Sini

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 5. Perilaku Menyimpang (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 3. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013) 
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 3.3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Ujian Nasional Kompetensi Penyimpangan dan Pengendalian Sosial

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel