Tokoh-Tokoh Yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
1. Auguste Comte (1798-1857)*
Auguste Comte, seorang Prancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama-tama memberi nama pada ilmu tersebut (yaitu kata-kata socius dan logos). Walaupun dia tidak menguraikan secara rinci masalah-masalah yang menjadi objek sosiologi, dia memiliki anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua pecahan pokok,yaitu social statistic dan social dynamics. Konsepsi tersebut merupakan pembagian dari isi sosiologi yang sifatnya pokok sekali. Sebagai social statistic, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari korelasi timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sementara itu, social dynamics meneropong bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa. Perkembangan tersebut pada hakikatnya melewati tiga tahap, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan pikiran manusia, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Teologis
Tahap ini merupakan tingkat pemikiran insan yang beranggapan semua benda di dunia ini memiliki jiwa dan itu disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di atas manusia.
b. Tahap Metafisis
Pada tahap ini insan masih percaya bahwa gejala-gejala di dunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas manusia.
c. Tahap Positif
Tahap positif merupakan tahap di mana insan telah sanggup untuk berpikir secara ilmiah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan.
Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara banyak sekali masyarakat yang berlainan. Hasil karya Comte yang terutama adalah:
a. The Scientific Labors Neccesary for The Reorganization of Society (1822)
b. The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840)
c. Subjective Synthesis (1820-1903)
2. Herbert Spencer (1820-1903)*
Dalam bukunya yang berjudul The Principles of Sociology (3 jilid, 1877), Herbert Spencer menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Spencer menyampaikan bahwa objek sosiologi yang pokok ialah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Sebagai suplemen disebutkan asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, lapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian, dan keindahan.
Tidak lupa dia menekankan bahwa sosiologi harus menyoroti korelasi timbal balik antara unsur-unsur masyarakat menyerupai imbas norma-norma atas kehidupan keluarga, korelasi antara forum politik dengan forum keagamaan. Unsur-unsur masyarakat tadi memiliki korelasi yang tetap dan harmonis, serta merupakan suatu integrasi.
Sebagaimana juga dengan Comte, Spencer menganggap penting penelitian atas perkembangan masyarakat dan perbandingan antara masyarakat-masyarakat tersebut. Hasil karyanya yang populer di samping yang telah disebut di atas adalah:
1. Social Statistics (1850)
2. Principles of Psychology (1955)
3. Principles of Biology (2 Jilid, 1864 dan 1961)
4. Principles of Ethics (1893)
3. Emile Durkheim (1858-1917)*
Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial. Dalam majalah sosiologi yang pertama, yaitu L’annee Sociologique, dia mengklasifikasikan pembagian sosiologi atas tujuh seksi, yaitu:
a. Sosiologi umum yang meliputi kepribadian individu dan kelompok manusia
b. Sosiologi agama
c. Sosiologi aturan dan moral yang meliputi organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan dan keluarga
d. Sosiologi ihwal kejahatan
e. Sosiologi ekonomi yang meliputi ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja
f. Demografi yang meliputi masyarakat perkotaan dan pedesaan
g. Dan sosiologi estetika
Dia juga menekankan pentingnya penelitian perbandingan lantaran sosiologi merupakan ilmu mengenal masyarakat. Disamping itu, Durkheim mengulas solidaritas dan angka bunuh diri dalam masyarakat bersahaja sebagai bersifat mekanis lantaran sifatnya yang spontan, sedangkan pada masyarakat yang kompleks bersifat organis.
Hasil karyanya yang terkemuka antara lain:
a. The Social Division of Labor (1893)
b. The Rules of Sociological Method (1895)
c. The Elementary Forms of Religious Life (1912)
4. Max Weber (1864-1920)*
Sosiologi dikatakanya sebagai ilmu yang berusaha menawarkan pengertian ihwal aksi-aksi sosial. Max Weber, seorang Jerman, berusaha menawarkan pengertian mengenai sikap insan dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial.
Di samping populer dengan metode “pengertian”nya (method of understanding). Max Weber juga populer dengan teori ideal typus. Ideal typus merupakan suatu konstruksi dalam pikiran seorang peneliti yang sanggup dipergunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat. Ajaran-ajaran Max Weber amat menyumbang perkembangan sosiologi, contohnya analisisnya ihwal wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi-organisasi ekonomi, dan seterusnya.
Karya yang ditulisnya antara lain adalah:
a. The History of Trading Companies During the Moddle Age (disertasi, 1889)
b. Economy and society (1920)
c. Collected Essay on Sociology of Religion (3 jilid, 1921)
d. Collected Essay on Sociology and Social Problem (1924)
e. From Max Weber: Essay in Sociology (diterjemahkan dan diedit oleh H.H. Gerth dan C. Wright Mills, 1946)
f. The Theory of Social and Economic Organization (diterjemahkan oleh Talcott Parsons, 1947)
g. Alex Weber on the Methodology of Social Sciences (diterjemahkan oleh E.A. Shils dan H.A. Finch, 1949)
5. Charles Horton Cooley (1864-1929)*
Seorang Amerika, yaitu Charles Horton Cooley, menyebarkan konsepsi mengenai korelasi timbal balik dan korelasi yang tidak terpisahkan antara individu dengan masyarakat. Terlebih dahulu ia memulai dengan perkembangan kehidupan insan semenjak dia dilahirkan. Pada waktu insan berada di bawah dominasi kelompok utama (primary group), yaitu keluarga, kelompok sepermainan dan rukun tetangga. Kelompok utama ditandai dengan saling kenal antarwarga serta kolaborasi eksklusif yang bersahabat ialah peleburan individu-individu dalam satu kelompok sehingga tujuan individu juga menjadi tujuan kelompok.
Cooley dalam mengemukakan teorinya terpengaruh oleh aliran romantik yang mengidamkan kehidupan bersama, rukun, dan damai, sebagaimana dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang masih bersahaja. Dia prihatin melihat masyarakat-masyarakat modern yang telah goyah norma-normanya sehingga masyarakat-masyarakat bersahaja merupakan bentuk ideal yang terlalu berlebih-lebihan kesempurnaannya.
Hasil-hasil karyanya adalah, antara lain:
1. Human Nature and Social Order (3 jilid, 1902)
2. Social Organization (1909)
3. Social Process
6. Pierre Guillaurne Frederic Le Play (1806-1882)
Le Play, seorang Prancis, merupakan salah spesialis ilmu pengetahuan kemasyarakatan terkemuka masa ke-19. Dia berhasil mengenalkan suatu metode tertentu di dalam meneliti dan menganalisis gejala-gejala sosial, yaitu dengan jalan mengadakan observasi terhadap fakta-fakta sosial dan analisis induktif. Kemudian dia juga memakai metode case study dalam penelitian-penelitian sosial.
Penelitian-penelitiannya terhadap masyarakat menghasilkan dalil bahwa lingkungan geografis memilih jenis pekerjaan dan hal ini menghipnotis organisasi ekonomi, keluarga, serta lembaga-lembaga lainnya. keluarga merupakan objek utama dalam penyelidikan. Dia berkeyakinan bahwa anggaran belanja suatu keluarga merupakan ukuran kuantitatif bagi keluarga sekaligus memperlihatkan kepentingan keluarga tersebut. Akhirnya dikatakan bahwa organisasi sosial keluarga sepenuhnya terikat pada anggaran keluarga tersebut.
Karangan-karangan yang pernah dibuatnya ialah misalnya:
a. European Workers (1855)
b. Social Reform in France (1864)
c. The Organization of the Family (1871)
d. The Organization of Labor (1872)
7. Ferdinand Tonnies*
Ferdinand Tonnies populer dengan teorinya mengenai Gemeinschft dan Gesellschaft sebagai dua bentuk yang menyertai perkembangan kelompok-kelompok sosial. Gemeinschaft (paguyuban) ialah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh korelasi batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar korelasi ialah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang juga bersifat faktual dan organis sebagaimana sanggup diumpamakan pada peralatan hidup badan insan atau hewan. Bentuk Gemeinschaft terutama sanggup dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya.
Gesellschaft (patembayan) merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Gesellschaft bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana sanggup diumpamakan pada sebuah mesin. Bentuk Gesellschaft, misalnya, terdapat pada organisasi perdagangan, organisasi suatu pabrik atau sanggup pada suatu organisasi industri dan seterusnya.
Hasil-hasil karyanya ialah antara lain:
a. Gemeinschft und Gesellschaft (1887). Custom (1909)
b. Sociological Studies and Criticism (3 jilid, 1952)
c. Introduction to Sociology (1937) dan lain-lain
8. Leopold von Wiese (1876-1949)
Von Wiese, seorang Jerman, menganggap sosiologi sebagai ilmu pengetahuan empiris yang bangkit sendiri. Objek sosiologi ialah penelitian terhadap korelasi antarmanusia yang merupakan kenyataan sosial. Jadi, menurutnya, objek khusus ilmu sosiologi ialah interaksi sosial atau proses sosial. Penelitiannya yang pertama merupakan suatu penyelidikan terhadap pembagian terstruktur mengenai proses-proses sosial dengan terutama menyoroti proses-proses sosial yang asosiatif dan disosiatif. Setiap kategori proses sosial dibagi-baginya ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil atas dasar derajat asosiatif dan disosiatifnya.
Penelitian selanjutnya dilakukannya terhadap struktur sosial yang merupakan jalan masuk dari korelasi antarmanusia. Hasil-hasil karyanya ialah antara lain:
a. The Basic of Sociology: A Critical examination of Herbert Spencer’s Synthetic Philosophy (1906)
b. General Sociology, jilid 1 Social Relations (1924); dan jilid II
c. Social Forms (1929)
d. Systematic Sociology (bersama-sama dengan Howard Becker, 1932)
e. Sociology of Social Relation (1941)
9. Alfred Vierkandt (1867-1953)
Pada permulaannya Alfred Vierkandt menganggap sosiologi harus mempelajari sejarah kebudayaan. Kemudian, ia menyatakan bahwa sosiologi terutama mempelajari interaksi dan hasil interaksi tersebut. Masyarakat merupakan himpunan interaksi-interaksi sosial, sehingga sosiologi bertugas mengonstruksikan teori-teori ihwal masyarakat dan kebudayaan.
Menurutnya setiap masyarakat, merupakan suatu kebulatan di mana masing-masing unsur saling memengaruhi. Dasar semua struktur sosial ialah ikatan emosional; tak ada konflik antara individual dengan kelompok lantaran individu tunduk pada tujuan kelompoknya. Hubungan antarindividu merupakan suatu mata rantai. Hubungan tersebut timbul dan hilang, tetapi struktur dan tujuan kelompok sosial tetap bertahan. Sosiologi mempelajari bentuk dan struktur-struktur tersebut.
Hasil-hasil karyanya ialah antara lain:
a. Primitive and Civilized Peoples (1896)
b. Inertia in Culture Change (1908)
c. Theory of Society; Main Problems of Philosophical Sociology (1922, diperbaiki pada 1928 dan 1949)
d. Dictionary of Sociology (1931)
e. Family, People and State in their Social Life (1936)
10. Lester Frank Ward* (1841-1913)
Ward sanggup dianggap sebagai salah seorang penggagas sosiologi di Amerika Serikat. Tujuan utamanya ialah membentuk suatu sistem sosiologi yang akan menyempurnakan kesejahteraan umum manusia. Menurutnya, sosiologi bertujuan untuk meneliti kemajuan-kemajuan manusia. Ilmu tersebut mempelajari apa yang dilaksanakan insan jadi, fungsi masyarakat yang dipelajarinya. Ia membedakan antara pure sociology (sosiologi murni) yang meneliti asal dan perkembangan gejala-gejala sosial, dan applied sociology (sosiologi terapan) yang khusus mempelajari perubahan-perubahan dalam masyarakat lantaran usaha-usaha manusia. Menurut Ward, kekuatan dinamis dalam tanda-tanda sosial ialah perasaan. Ia terdiri dari keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan. Rasa lapar dan rasa cinta merupakan keinginan-keinginan yang kuat. Perasaan merupakan kekuatan individu lantaran interaksi berkembang menjadi kekuatan sosial. Kekuatan sosial memiliki kemampuan untuk menggerakkan kecakapan-kecakapan insan di dalam memenuhi tujuannya.
Hasil-hasil karyanya ialah misalnya:
a. Dynamic Society (1883)
b. Psychic Factors of Civilization (1893)
c. Pure Sociology (1903)
11. Vilfredo Pareto* (1848-1923)
Vilfredo Pareto telah menciptakan beberapa teori dalam sosiologi yang dianggap sebagai logi-experimental science. Sosiologinya didasarkan pada observasi terhadap tindakan-tindakan, eksperimen terhadap fakta-fakta, dan rumus-rumus matematis. Dalil-dalil yang umum, kata Pareto, hendaknya dibuat atas dasar metode induksi. Spekulasi dan pertanyaan yang aprioristis tidak bernilai bagi ilmu pengetahuan. Menurut dia, masyarakat merupakan sistem kekuatan yang seimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada ciri-ciri tingkah laris dan tindakan-tindakan insan dan tindakan-tindakan insan tergantung dari keinginan-keinginan serta dorongan-dorongan dalam dirinya.
Buku yang telah pernah ditulisnya ialah antara lain Treatise on General Sociology (3 jilid, 1917) yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (4 jilid, 1935) dengan judul The Mind and Society.
12. Georg Simmel (1858-1918)*
Menurut Georg Simmel, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan khusus, yaitu satu-satunya ilmu pengetahuan analitis yang ajaib di antara semua ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Menurutnya masyarakat merupakan suatu proses yang berjalan dan berkembang terus. Masyarakat ada di mana individu mengadakan interaksi dengan individu-individu lainnya. interaksi timbul lantaran kepentingan-kepentingan dan dorongan tertentu.
Georg Simmel menyampaikan bahwa objek sosiologi merupakan bentuk-bentuk korelasi antarmanusia. Mazhab yang dipelopori Simmel ialah mazhab sosiologi formal. Di antara hasil-hasil karyanya, adalah,
a. Concerning Social Differentiation (1890)
b. Sociology, Studies of The Form of Socialization (1908)
c. Basic Problems of Sociology (1917)
d. Conflict of Modern Culture (1918)
13. William Graham Sumner (1840-1910)*
Sistem sosiologi Sumner (seorang Amerika) didasarkan pada konsep in-group dan out-group. Masyarakat merupakan peleburan dari kelompok-kelompok sosial. Kebiasaan dan tata kelakuan merupakan petunjuk-petunjuk bagaimana harus memperlakukan warga-warga sekelompok, maupun warga-warga dari kelompok lainnya. apabila suatu kebiasaan dianggap demikian pentingnya bagi kesejahteraan kelompok sosial, kebiasaan tersebut menjadi tata kelakuan atau moral kelompok yang memiliki sanksi-sanksi yang tegas. Menurut Sumner, ada empat dorongan yang universal dalam diri manusia, yaitu rasa lapar, rasa cinta, rasa takut, dan rasa hampa. Dari dorongan tersebut timbullah kepentingan-kepentingan, yang mengakibatkan terjadinya pola-pola kegiatan kebudayaan. Oleh lantaran itu, keempat dorongan tersebut merupakan kekuatan-kekuatan sosial yang terpokok.
Hasil karyanya misalnya:
a. Collected Essays on Political and Science (1885)
b. What Social Classes Owe to Folkways (1907)
c. Selected Essay of William Graham Sumner (1924)
d. The Science of Sociology (dengan A.C. Keller, 1927)
e. Essay of William Graham Sumner (2 jilid, 1934)
14. Robert Ezra Park (1864-1944)*
Park dianggap sebagai penggagas dari salah satu mazhab dalam ilmu sosiologi, yaitu mazhab ekologi yang diakui sebagai cabang ilmu sosiologi, pada 1925 oleh suatu pertemuan American Sociological Society.
Pokok ajarannya ialah suatu pendapat yang menyatakan bahwa sosiologi meneliti masyarakat setempat dari sudut korelasi antarmanusia. Park memimpin sejumlah besar penyelidikan mengenai banyak sekali insiden dalam pergaulan hidup kota dan mengenai sifat-sifat suatu bangsa. Namanya populer dikarenakan telah mengarang sebuah buku pengantar sosiologi (bersama Burgess) yang berjudul: Introduction to the Science of Sociology pada tahun 1921. Dalam buku ini, Park membahas semua kasus ilmu sosiologi, yang sebagian diambil dari kupasan-kupasan hasil karya para sarjana sosiologi terkemuka. Bukunya kuat besar pada perkembangan lanjut ilmu sosiologi terutama di Amerika Serikat. Di samping bukunya tersebut di atas, hasil karyanya yang lain ialah Race and Culture (diterbitkan pada 1950, sehabis dia meninggal dunia), dan sebelumnya dia telah menulis sebuah buku gotong royong dengan H.A. Miller (pada 1921) yang berjudul: Old world traits transplanted.
15. Karl Mannheim* (1893-1947)
Karl Mannheim mula-mula ialah seorang guru besar pada Universitas Frankfurt-am-Main di Jerman. Kemudian, ia pindah dan menetap di Inggris, di mana dia menjadi guru besar pada Universitas London.
Mannheim telah banyak menyumbangkan buah pikirannya bagi perkembangan sosiologi. Antara lain dipeloporinya suatu cabang sosiologi, yang dinamakannya sosiologi pengetahuan, yang khusus menelaah korelasi antara masyarakat dengan pengetahuan. Kemudian, teorinya yang sangat populer ialah mengenai krisis. Akar segenap kontradiksi yang menjadikan krisis terletak dalam ketegangan-ketegangan yang timbul di semua lapangan kehidupan lantaran asas laissez faire berdampingan dengan asas-asas yang gres dalam kehidupan ekonomi. Ini berlaku pula bagi lapangan-lapangan kehidupan lainnya.
Pertimbangan-pertimbangan dalam masyarakat berkembang berdasarkan asas yang baru, dan dalam hal ini manusialah yang harus memberi bentuk kepada perimbangan-perimbangan gres tadi. Akan tetapi, dalam hal ini insan gagal melakukannya. Inilah yang mengakibatkan krisis. Menurut Mannheim, yang sangat perlu ialah diadakannya suatu planning for freedom, yaitu semacam perencanaan yang diawasi secara demokratis dan menjamin kemerdekaan aktivitas-aktivitas individu, maupun kelompok manusia, di dalam maupun di luar rangka perimbangan-perimbangan tersebut di atas. Dalam rangka planning for freedom tersebut, Mannheim merintis pembentukan The Internasional Library of Sociology and Social Reconstruction yang bertujuan untuk menelaah (secara ilmiah) persoalan-persoalan ekonomi dan perencanaan sosial yang merupakan kasus penting arif balig cukup akal ini.
Hasil-hasil karya Karl Mannheim yang populer ialah antara lain:
a. Ideology and Utopia (1929)
b. Man and Society in an Age of Reconstruction (1940)
c. Diagnosis of our Time (1943)
Download di Sini
Baca Juga
Biografi, Pemikiran, dan Karya
1. Auguste Comte
2. Herbert Spencer
3. Emile Durkheim
4. Max Weber
5. Karl Marx
6. Charles Horton Cooley
7. Ferdinand Tonnies
8. Lester Frank Ward
9. Vilfredo Pareto
10. Georg Simmel
11. William Graham Sumner
12. Robert Erza Park
13. Karl Mannheim
Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Sosiologi sebagai Ilmu ihwal Masyarakat (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Fungsi dan Peran Sosiologi (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.1 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.2 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi
Auguste Comte, seorang Prancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama-tama memberi nama pada ilmu tersebut (yaitu kata-kata socius dan logos). Walaupun dia tidak menguraikan secara rinci masalah-masalah yang menjadi objek sosiologi, dia memiliki anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua pecahan pokok,yaitu social statistic dan social dynamics. Konsepsi tersebut merupakan pembagian dari isi sosiologi yang sifatnya pokok sekali. Sebagai social statistic, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari korelasi timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sementara itu, social dynamics meneropong bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa. Perkembangan tersebut pada hakikatnya melewati tiga tahap, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan pikiran manusia, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Teologis
Tahap ini merupakan tingkat pemikiran insan yang beranggapan semua benda di dunia ini memiliki jiwa dan itu disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di atas manusia.
b. Tahap Metafisis
Pada tahap ini insan masih percaya bahwa gejala-gejala di dunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas manusia.
c. Tahap Positif
Tahap positif merupakan tahap di mana insan telah sanggup untuk berpikir secara ilmiah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan.
Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara banyak sekali masyarakat yang berlainan. Hasil karya Comte yang terutama adalah:
a. The Scientific Labors Neccesary for The Reorganization of Society (1822)
b. The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840)
c. Subjective Synthesis (1820-1903)
2. Herbert Spencer (1820-1903)*
Dalam bukunya yang berjudul The Principles of Sociology (3 jilid, 1877), Herbert Spencer menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Spencer menyampaikan bahwa objek sosiologi yang pokok ialah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Sebagai suplemen disebutkan asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, lapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian, dan keindahan.
Tidak lupa dia menekankan bahwa sosiologi harus menyoroti korelasi timbal balik antara unsur-unsur masyarakat menyerupai imbas norma-norma atas kehidupan keluarga, korelasi antara forum politik dengan forum keagamaan. Unsur-unsur masyarakat tadi memiliki korelasi yang tetap dan harmonis, serta merupakan suatu integrasi.
Sebagaimana juga dengan Comte, Spencer menganggap penting penelitian atas perkembangan masyarakat dan perbandingan antara masyarakat-masyarakat tersebut. Hasil karyanya yang populer di samping yang telah disebut di atas adalah:
1. Social Statistics (1850)
2. Principles of Psychology (1955)
3. Principles of Biology (2 Jilid, 1864 dan 1961)
4. Principles of Ethics (1893)
3. Emile Durkheim (1858-1917)*
Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial. Dalam majalah sosiologi yang pertama, yaitu L’annee Sociologique, dia mengklasifikasikan pembagian sosiologi atas tujuh seksi, yaitu:
a. Sosiologi umum yang meliputi kepribadian individu dan kelompok manusia
b. Sosiologi agama
c. Sosiologi aturan dan moral yang meliputi organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan dan keluarga
d. Sosiologi ihwal kejahatan
e. Sosiologi ekonomi yang meliputi ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja
f. Demografi yang meliputi masyarakat perkotaan dan pedesaan
g. Dan sosiologi estetika
Dia juga menekankan pentingnya penelitian perbandingan lantaran sosiologi merupakan ilmu mengenal masyarakat. Disamping itu, Durkheim mengulas solidaritas dan angka bunuh diri dalam masyarakat bersahaja sebagai bersifat mekanis lantaran sifatnya yang spontan, sedangkan pada masyarakat yang kompleks bersifat organis.
Hasil karyanya yang terkemuka antara lain:
a. The Social Division of Labor (1893)
b. The Rules of Sociological Method (1895)
c. The Elementary Forms of Religious Life (1912)
Sosiologi dikatakanya sebagai ilmu yang berusaha menawarkan pengertian ihwal aksi-aksi sosial. Max Weber, seorang Jerman, berusaha menawarkan pengertian mengenai sikap insan dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial.
Di samping populer dengan metode “pengertian”nya (method of understanding). Max Weber juga populer dengan teori ideal typus. Ideal typus merupakan suatu konstruksi dalam pikiran seorang peneliti yang sanggup dipergunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat. Ajaran-ajaran Max Weber amat menyumbang perkembangan sosiologi, contohnya analisisnya ihwal wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi-organisasi ekonomi, dan seterusnya.
Karya yang ditulisnya antara lain adalah:
a. The History of Trading Companies During the Moddle Age (disertasi, 1889)
b. Economy and society (1920)
c. Collected Essay on Sociology of Religion (3 jilid, 1921)
d. Collected Essay on Sociology and Social Problem (1924)
e. From Max Weber: Essay in Sociology (diterjemahkan dan diedit oleh H.H. Gerth dan C. Wright Mills, 1946)
f. The Theory of Social and Economic Organization (diterjemahkan oleh Talcott Parsons, 1947)
g. Alex Weber on the Methodology of Social Sciences (diterjemahkan oleh E.A. Shils dan H.A. Finch, 1949)
5. Charles Horton Cooley (1864-1929)*
Seorang Amerika, yaitu Charles Horton Cooley, menyebarkan konsepsi mengenai korelasi timbal balik dan korelasi yang tidak terpisahkan antara individu dengan masyarakat. Terlebih dahulu ia memulai dengan perkembangan kehidupan insan semenjak dia dilahirkan. Pada waktu insan berada di bawah dominasi kelompok utama (primary group), yaitu keluarga, kelompok sepermainan dan rukun tetangga. Kelompok utama ditandai dengan saling kenal antarwarga serta kolaborasi eksklusif yang bersahabat ialah peleburan individu-individu dalam satu kelompok sehingga tujuan individu juga menjadi tujuan kelompok.
Cooley dalam mengemukakan teorinya terpengaruh oleh aliran romantik yang mengidamkan kehidupan bersama, rukun, dan damai, sebagaimana dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang masih bersahaja. Dia prihatin melihat masyarakat-masyarakat modern yang telah goyah norma-normanya sehingga masyarakat-masyarakat bersahaja merupakan bentuk ideal yang terlalu berlebih-lebihan kesempurnaannya.
Hasil-hasil karyanya adalah, antara lain:
1. Human Nature and Social Order (3 jilid, 1902)
2. Social Organization (1909)
3. Social Process
6. Pierre Guillaurne Frederic Le Play (1806-1882)
Le Play, seorang Prancis, merupakan salah spesialis ilmu pengetahuan kemasyarakatan terkemuka masa ke-19. Dia berhasil mengenalkan suatu metode tertentu di dalam meneliti dan menganalisis gejala-gejala sosial, yaitu dengan jalan mengadakan observasi terhadap fakta-fakta sosial dan analisis induktif. Kemudian dia juga memakai metode case study dalam penelitian-penelitian sosial.
Penelitian-penelitiannya terhadap masyarakat menghasilkan dalil bahwa lingkungan geografis memilih jenis pekerjaan dan hal ini menghipnotis organisasi ekonomi, keluarga, serta lembaga-lembaga lainnya. keluarga merupakan objek utama dalam penyelidikan. Dia berkeyakinan bahwa anggaran belanja suatu keluarga merupakan ukuran kuantitatif bagi keluarga sekaligus memperlihatkan kepentingan keluarga tersebut. Akhirnya dikatakan bahwa organisasi sosial keluarga sepenuhnya terikat pada anggaran keluarga tersebut.
Karangan-karangan yang pernah dibuatnya ialah misalnya:
a. European Workers (1855)
b. Social Reform in France (1864)
c. The Organization of the Family (1871)
d. The Organization of Labor (1872)
7. Ferdinand Tonnies*
Ferdinand Tonnies populer dengan teorinya mengenai Gemeinschft dan Gesellschaft sebagai dua bentuk yang menyertai perkembangan kelompok-kelompok sosial. Gemeinschaft (paguyuban) ialah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh korelasi batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar korelasi ialah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang juga bersifat faktual dan organis sebagaimana sanggup diumpamakan pada peralatan hidup badan insan atau hewan. Bentuk Gemeinschaft terutama sanggup dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya.
Gesellschaft (patembayan) merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Gesellschaft bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana sanggup diumpamakan pada sebuah mesin. Bentuk Gesellschaft, misalnya, terdapat pada organisasi perdagangan, organisasi suatu pabrik atau sanggup pada suatu organisasi industri dan seterusnya.
Hasil-hasil karyanya ialah antara lain:
a. Gemeinschft und Gesellschaft (1887). Custom (1909)
b. Sociological Studies and Criticism (3 jilid, 1952)
c. Introduction to Sociology (1937) dan lain-lain
8. Leopold von Wiese (1876-1949)
Von Wiese, seorang Jerman, menganggap sosiologi sebagai ilmu pengetahuan empiris yang bangkit sendiri. Objek sosiologi ialah penelitian terhadap korelasi antarmanusia yang merupakan kenyataan sosial. Jadi, menurutnya, objek khusus ilmu sosiologi ialah interaksi sosial atau proses sosial. Penelitiannya yang pertama merupakan suatu penyelidikan terhadap pembagian terstruktur mengenai proses-proses sosial dengan terutama menyoroti proses-proses sosial yang asosiatif dan disosiatif. Setiap kategori proses sosial dibagi-baginya ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil atas dasar derajat asosiatif dan disosiatifnya.
Penelitian selanjutnya dilakukannya terhadap struktur sosial yang merupakan jalan masuk dari korelasi antarmanusia. Hasil-hasil karyanya ialah antara lain:
a. The Basic of Sociology: A Critical examination of Herbert Spencer’s Synthetic Philosophy (1906)
b. General Sociology, jilid 1 Social Relations (1924); dan jilid II
c. Social Forms (1929)
d. Systematic Sociology (bersama-sama dengan Howard Becker, 1932)
e. Sociology of Social Relation (1941)
9. Alfred Vierkandt (1867-1953)
Pada permulaannya Alfred Vierkandt menganggap sosiologi harus mempelajari sejarah kebudayaan. Kemudian, ia menyatakan bahwa sosiologi terutama mempelajari interaksi dan hasil interaksi tersebut. Masyarakat merupakan himpunan interaksi-interaksi sosial, sehingga sosiologi bertugas mengonstruksikan teori-teori ihwal masyarakat dan kebudayaan.
Menurutnya setiap masyarakat, merupakan suatu kebulatan di mana masing-masing unsur saling memengaruhi. Dasar semua struktur sosial ialah ikatan emosional; tak ada konflik antara individual dengan kelompok lantaran individu tunduk pada tujuan kelompoknya. Hubungan antarindividu merupakan suatu mata rantai. Hubungan tersebut timbul dan hilang, tetapi struktur dan tujuan kelompok sosial tetap bertahan. Sosiologi mempelajari bentuk dan struktur-struktur tersebut.
Hasil-hasil karyanya ialah antara lain:
a. Primitive and Civilized Peoples (1896)
b. Inertia in Culture Change (1908)
c. Theory of Society; Main Problems of Philosophical Sociology (1922, diperbaiki pada 1928 dan 1949)
d. Dictionary of Sociology (1931)
e. Family, People and State in their Social Life (1936)
10. Lester Frank Ward* (1841-1913)
Ward sanggup dianggap sebagai salah seorang penggagas sosiologi di Amerika Serikat. Tujuan utamanya ialah membentuk suatu sistem sosiologi yang akan menyempurnakan kesejahteraan umum manusia. Menurutnya, sosiologi bertujuan untuk meneliti kemajuan-kemajuan manusia. Ilmu tersebut mempelajari apa yang dilaksanakan insan jadi, fungsi masyarakat yang dipelajarinya. Ia membedakan antara pure sociology (sosiologi murni) yang meneliti asal dan perkembangan gejala-gejala sosial, dan applied sociology (sosiologi terapan) yang khusus mempelajari perubahan-perubahan dalam masyarakat lantaran usaha-usaha manusia. Menurut Ward, kekuatan dinamis dalam tanda-tanda sosial ialah perasaan. Ia terdiri dari keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan. Rasa lapar dan rasa cinta merupakan keinginan-keinginan yang kuat. Perasaan merupakan kekuatan individu lantaran interaksi berkembang menjadi kekuatan sosial. Kekuatan sosial memiliki kemampuan untuk menggerakkan kecakapan-kecakapan insan di dalam memenuhi tujuannya.
Hasil-hasil karyanya ialah misalnya:
a. Dynamic Society (1883)
b. Psychic Factors of Civilization (1893)
c. Pure Sociology (1903)
11. Vilfredo Pareto* (1848-1923)
Vilfredo Pareto telah menciptakan beberapa teori dalam sosiologi yang dianggap sebagai logi-experimental science. Sosiologinya didasarkan pada observasi terhadap tindakan-tindakan, eksperimen terhadap fakta-fakta, dan rumus-rumus matematis. Dalil-dalil yang umum, kata Pareto, hendaknya dibuat atas dasar metode induksi. Spekulasi dan pertanyaan yang aprioristis tidak bernilai bagi ilmu pengetahuan. Menurut dia, masyarakat merupakan sistem kekuatan yang seimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada ciri-ciri tingkah laris dan tindakan-tindakan insan dan tindakan-tindakan insan tergantung dari keinginan-keinginan serta dorongan-dorongan dalam dirinya.
Buku yang telah pernah ditulisnya ialah antara lain Treatise on General Sociology (3 jilid, 1917) yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (4 jilid, 1935) dengan judul The Mind and Society.
12. Georg Simmel (1858-1918)*
Menurut Georg Simmel, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan khusus, yaitu satu-satunya ilmu pengetahuan analitis yang ajaib di antara semua ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Menurutnya masyarakat merupakan suatu proses yang berjalan dan berkembang terus. Masyarakat ada di mana individu mengadakan interaksi dengan individu-individu lainnya. interaksi timbul lantaran kepentingan-kepentingan dan dorongan tertentu.
Georg Simmel menyampaikan bahwa objek sosiologi merupakan bentuk-bentuk korelasi antarmanusia. Mazhab yang dipelopori Simmel ialah mazhab sosiologi formal. Di antara hasil-hasil karyanya, adalah,
a. Concerning Social Differentiation (1890)
b. Sociology, Studies of The Form of Socialization (1908)
c. Basic Problems of Sociology (1917)
d. Conflict of Modern Culture (1918)
13. William Graham Sumner (1840-1910)*
Sistem sosiologi Sumner (seorang Amerika) didasarkan pada konsep in-group dan out-group. Masyarakat merupakan peleburan dari kelompok-kelompok sosial. Kebiasaan dan tata kelakuan merupakan petunjuk-petunjuk bagaimana harus memperlakukan warga-warga sekelompok, maupun warga-warga dari kelompok lainnya. apabila suatu kebiasaan dianggap demikian pentingnya bagi kesejahteraan kelompok sosial, kebiasaan tersebut menjadi tata kelakuan atau moral kelompok yang memiliki sanksi-sanksi yang tegas. Menurut Sumner, ada empat dorongan yang universal dalam diri manusia, yaitu rasa lapar, rasa cinta, rasa takut, dan rasa hampa. Dari dorongan tersebut timbullah kepentingan-kepentingan, yang mengakibatkan terjadinya pola-pola kegiatan kebudayaan. Oleh lantaran itu, keempat dorongan tersebut merupakan kekuatan-kekuatan sosial yang terpokok.
Hasil karyanya misalnya:
a. Collected Essays on Political and Science (1885)
b. What Social Classes Owe to Folkways (1907)
c. Selected Essay of William Graham Sumner (1924)
d. The Science of Sociology (dengan A.C. Keller, 1927)
e. Essay of William Graham Sumner (2 jilid, 1934)
14. Robert Ezra Park (1864-1944)*
Park dianggap sebagai penggagas dari salah satu mazhab dalam ilmu sosiologi, yaitu mazhab ekologi yang diakui sebagai cabang ilmu sosiologi, pada 1925 oleh suatu pertemuan American Sociological Society.
Pokok ajarannya ialah suatu pendapat yang menyatakan bahwa sosiologi meneliti masyarakat setempat dari sudut korelasi antarmanusia. Park memimpin sejumlah besar penyelidikan mengenai banyak sekali insiden dalam pergaulan hidup kota dan mengenai sifat-sifat suatu bangsa. Namanya populer dikarenakan telah mengarang sebuah buku pengantar sosiologi (bersama Burgess) yang berjudul: Introduction to the Science of Sociology pada tahun 1921. Dalam buku ini, Park membahas semua kasus ilmu sosiologi, yang sebagian diambil dari kupasan-kupasan hasil karya para sarjana sosiologi terkemuka. Bukunya kuat besar pada perkembangan lanjut ilmu sosiologi terutama di Amerika Serikat. Di samping bukunya tersebut di atas, hasil karyanya yang lain ialah Race and Culture (diterbitkan pada 1950, sehabis dia meninggal dunia), dan sebelumnya dia telah menulis sebuah buku gotong royong dengan H.A. Miller (pada 1921) yang berjudul: Old world traits transplanted.
15. Karl Mannheim* (1893-1947)
Karl Mannheim mula-mula ialah seorang guru besar pada Universitas Frankfurt-am-Main di Jerman. Kemudian, ia pindah dan menetap di Inggris, di mana dia menjadi guru besar pada Universitas London.
Mannheim telah banyak menyumbangkan buah pikirannya bagi perkembangan sosiologi. Antara lain dipeloporinya suatu cabang sosiologi, yang dinamakannya sosiologi pengetahuan, yang khusus menelaah korelasi antara masyarakat dengan pengetahuan. Kemudian, teorinya yang sangat populer ialah mengenai krisis. Akar segenap kontradiksi yang menjadikan krisis terletak dalam ketegangan-ketegangan yang timbul di semua lapangan kehidupan lantaran asas laissez faire berdampingan dengan asas-asas yang gres dalam kehidupan ekonomi. Ini berlaku pula bagi lapangan-lapangan kehidupan lainnya.
Pertimbangan-pertimbangan dalam masyarakat berkembang berdasarkan asas yang baru, dan dalam hal ini manusialah yang harus memberi bentuk kepada perimbangan-perimbangan gres tadi. Akan tetapi, dalam hal ini insan gagal melakukannya. Inilah yang mengakibatkan krisis. Menurut Mannheim, yang sangat perlu ialah diadakannya suatu planning for freedom, yaitu semacam perencanaan yang diawasi secara demokratis dan menjamin kemerdekaan aktivitas-aktivitas individu, maupun kelompok manusia, di dalam maupun di luar rangka perimbangan-perimbangan tersebut di atas. Dalam rangka planning for freedom tersebut, Mannheim merintis pembentukan The Internasional Library of Sociology and Social Reconstruction yang bertujuan untuk menelaah (secara ilmiah) persoalan-persoalan ekonomi dan perencanaan sosial yang merupakan kasus penting arif balig cukup akal ini.
Hasil-hasil karya Karl Mannheim yang populer ialah antara lain:
a. Ideology and Utopia (1929)
b. Man and Society in an Age of Reconstruction (1940)
c. Diagnosis of our Time (1943)
Download di Sini
Baca Juga
Biografi, Pemikiran, dan Karya
1. Auguste Comte
2. Herbert Spencer
3. Emile Durkheim
4. Max Weber
5. Karl Marx
6. Charles Horton Cooley
7. Ferdinand Tonnies
8. Lester Frank Ward
9. Vilfredo Pareto
10. Georg Simmel
11. William Graham Sumner
12. Robert Erza Park
13. Karl Mannheim
Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Sosiologi sebagai Ilmu ihwal Masyarakat (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 1. Fungsi dan Peran Sosiologi (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.1 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas X Bab 1.2 Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Teori dan Pengetahuan Sosiologi