Martin Heidegger. Karya-Karyanya
Buku Ada dan waktu (1927) direncanakan Heidegger dalam dua jilid. Tetapi yang diterbitkan hanya jilid pertama (dan bekerjsama jilid pertama pun tidak lengkap). Kant und das Problem der Metphysik (1929) (Kant* dan persoalan metafisika) sanggup dianggap sebagai karangan yang dipersiapkan untuk dimuat dalam jilid kedua. Dalam cetakan ke-7 dari Ada dan Waktu (1953) Heidegger menambah suatu catatan pendek yang menyampaikan bahwa jilid kedua tidak akan terbit lagi. Terbengkalainya karya ini berafiliasi bersahabat dengan suatu perkembangan dalam pedoman Heidegger.
Sesudah Ada dan waktu Heidegger menerbitkan banyak karya lagi, hampir hingga simpulan hidupnya. Kebanyakan karya ini menyajikan salah satu ceramah atau serangkaian ceramah yang pernah dibawakan Heidegger, menyerupai misalnya: Was ist Metaphysik? (1929) (Apakah Metafisika?), Holzwege (Jalan-jalan buntu), Vortrage und Aufsatze (1954) (Ceramah-ceramah dan karangan-karangan), Identitat und Differenz (1957) (Identitas dan perbedaan), Zur Sache des Denkens (1969) (Hal yang menyangkut pemikiran). Ada juga beberapa karya yang berisi kuliah-kuliah yang pernah diberikan di universitas, misalnya: Einfuhrung in die Metaphysik (1953) (Pengantar metafisika), Was heisst Denken? (1954) (Apakah yang dimaksud dengan pemikiran?), Nietzsche, dua jilid (1961). Kerap kali ada jarak waktu panjang antara dikala ditulisnya suatu teks dan dikala diterbitkannya. Hal ini paling mencolok pada buku kecil Phanomenologie und Theologie (1970) bersama sepucuk surat yang ditulis tahun 1964. Jika ada orang yang ingin mendengar bunyi sang profesor sendiri, keinginannya sanggup dilayani juga, alasannya terdapat dua piringan hitam yang merekam dua ceramah Heidegger.
Sejak awal tahun 1970-an penerbit Klostermann di Frankfurt am Main mulai menyelenggarakan suatu edisi lengkap yang akan meliputi semua karangan Martin Heidegger. Filsuf sendiri telah memberi petunjuk-petunjuk untuk Gesamtausgabe (edisi lengkap) ini. Seluruh edisi akan meliputi 70 jilid, masing-masing berisi sekitar 400 halaman. Penerbit telah membedakan empat bagian: I. Karangan-karangan yang sudah pernah diterbitkan (1914-1970); II. Kuliah-kuliah (1923-1944); III. Karangan-karangan yang belum diterbitkan (1919-1967); IV. Catatan-catatan dan referensi-referensi. Sebagai jilid pertama dikeluarkan pada tahun 1975: Die Grundprobleme der Phanomenologie (Problem-problem dasar fenomenologi), jilid ke-24 dalam edisi seluruhnya, yang memuat kuliah-kuliah dari tahun 1927 dan sanggup membantu banyak untuk memahami lebih baik buku Ada dan waktu.
Karya-karya Heidegger pada umumnya sukar untuk dibaca dan dimengerti. Dan bagi orang yang sudah biasa dengan sejarah filsafat kenyataan ini tidak begitu mengherankan. Di manakah terdapat suatu filsafat yang betul-betul besar dan orisinal yang tidak menuntut suatu perjuangan luar biasa untuk “merebut” maksudnya? Beberapa jago bahasa Jerman beropini bahwa bahasa yang digunakan Heidegger buruk dan terlalu dipengaruhi bahasa daerah. Ia condong memakai kata-kata kuno yang sudah tidak dipergunakan lagi dalam bahasa Jerman modern. Tentang kata-kata Jerman dan Yunani tidak jarang pula dikemukakannya etimologi yang diragukan para ahli. Ia tidak segan pula membuat kata-kata gres dan ungkapan-ungkapan gres yang agak asing kedengarannya bagi “para awam”. Dalam hal ini ia telah mengalami serangan-serangan hebat dari pihak pengikut-pengikut neopositivisme (seperti contohnya Rudolf Carnap perihal ungkapan das Nichts nichtet, yang artinya kira-kira “ketiadaan meniada”). Banyak juga digunakan tanda relasi dalam suatu kata atau antara beberapa kata (Ek-sistenz atau In-der-Welt-sein, umpamanya). Entah kritik sedemikian beralasan atau tidak, perlu diakui bahwa penggunaan bahasa oleh Heidegger tidak sanggup dipisahkan dari filsafatnya. Orang yang secara serius berusaha mengerti filsafatnya, akan berkesimpulan bahwa Heidegger berhasil membuat suatu bahasa yang cocok untuk mengungkapkan pedoman yang sungguh-sungguh mendalam dan orisinal. Bagi Heidegger terdapat relasi bersahabat antara pikiran dan puisi. Hal ini sanggup dialami juga dalam bahasanya yang tidak jarang bersifat puitis.
Dapat dimengerti pula bahwa penerjemahan karya-karya Heidegger ke dalam bahasa-bahasa lain menjadikan banyak kesulitan. Sein und Zeit (1927), misalnya, harus menunggu agak usang hingga kesannya sanggup dibaca dalam bahasa asing: terjemahan Inggris gres keluar pada tahun 1962 dan terjemahan Prancis (belum lengkap) gres pada tahun 1964. Dan sesudah tersedia terjemahan-terjemahan, bagi karya-karya Heidegger sanggup dibenarkan pula apa yang berlaku bagi banyak karangan filosofis: suatu terjemahan tidak sanggup mengganti teks asli. Maka dari itu beberapa terjemahan Inggris juga menyajikan teks orisinil atau—seperti Being and Time—menunjuk juga kepada penomoran halaman dalam edisi asli.
Tentang filsafat Heidegger ditulis banyak sekali. Sudah terdapat berapa bibliografi yang menyebutkan semua studi perihal Heidegger. Bibliografi yang paling baik adalah: H.—M. Sass, Martin Heidegger. Bibliography and glossary, Bowling Green, 1982.
Baca Juga
1. Martin Heidegger. Biografi
2. Martin Heidegger (1889-1976). Periode Pertama
3. Martin Heidegger (1889-1976). Periode Kedua
4. Memahami Keber-Ada-an yang Me-Waktu
Sumber
Bertens. K. 2002. Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Download
Sesudah Ada dan waktu Heidegger menerbitkan banyak karya lagi, hampir hingga simpulan hidupnya. Kebanyakan karya ini menyajikan salah satu ceramah atau serangkaian ceramah yang pernah dibawakan Heidegger, menyerupai misalnya: Was ist Metaphysik? (1929) (Apakah Metafisika?), Holzwege (Jalan-jalan buntu), Vortrage und Aufsatze (1954) (Ceramah-ceramah dan karangan-karangan), Identitat und Differenz (1957) (Identitas dan perbedaan), Zur Sache des Denkens (1969) (Hal yang menyangkut pemikiran). Ada juga beberapa karya yang berisi kuliah-kuliah yang pernah diberikan di universitas, misalnya: Einfuhrung in die Metaphysik (1953) (Pengantar metafisika), Was heisst Denken? (1954) (Apakah yang dimaksud dengan pemikiran?), Nietzsche, dua jilid (1961). Kerap kali ada jarak waktu panjang antara dikala ditulisnya suatu teks dan dikala diterbitkannya. Hal ini paling mencolok pada buku kecil Phanomenologie und Theologie (1970) bersama sepucuk surat yang ditulis tahun 1964. Jika ada orang yang ingin mendengar bunyi sang profesor sendiri, keinginannya sanggup dilayani juga, alasannya terdapat dua piringan hitam yang merekam dua ceramah Heidegger.
Sejak awal tahun 1970-an penerbit Klostermann di Frankfurt am Main mulai menyelenggarakan suatu edisi lengkap yang akan meliputi semua karangan Martin Heidegger. Filsuf sendiri telah memberi petunjuk-petunjuk untuk Gesamtausgabe (edisi lengkap) ini. Seluruh edisi akan meliputi 70 jilid, masing-masing berisi sekitar 400 halaman. Penerbit telah membedakan empat bagian: I. Karangan-karangan yang sudah pernah diterbitkan (1914-1970); II. Kuliah-kuliah (1923-1944); III. Karangan-karangan yang belum diterbitkan (1919-1967); IV. Catatan-catatan dan referensi-referensi. Sebagai jilid pertama dikeluarkan pada tahun 1975: Die Grundprobleme der Phanomenologie (Problem-problem dasar fenomenologi), jilid ke-24 dalam edisi seluruhnya, yang memuat kuliah-kuliah dari tahun 1927 dan sanggup membantu banyak untuk memahami lebih baik buku Ada dan waktu.
Karya-karya Heidegger pada umumnya sukar untuk dibaca dan dimengerti. Dan bagi orang yang sudah biasa dengan sejarah filsafat kenyataan ini tidak begitu mengherankan. Di manakah terdapat suatu filsafat yang betul-betul besar dan orisinal yang tidak menuntut suatu perjuangan luar biasa untuk “merebut” maksudnya? Beberapa jago bahasa Jerman beropini bahwa bahasa yang digunakan Heidegger buruk dan terlalu dipengaruhi bahasa daerah. Ia condong memakai kata-kata kuno yang sudah tidak dipergunakan lagi dalam bahasa Jerman modern. Tentang kata-kata Jerman dan Yunani tidak jarang pula dikemukakannya etimologi yang diragukan para ahli. Ia tidak segan pula membuat kata-kata gres dan ungkapan-ungkapan gres yang agak asing kedengarannya bagi “para awam”. Dalam hal ini ia telah mengalami serangan-serangan hebat dari pihak pengikut-pengikut neopositivisme (seperti contohnya Rudolf Carnap perihal ungkapan das Nichts nichtet, yang artinya kira-kira “ketiadaan meniada”). Banyak juga digunakan tanda relasi dalam suatu kata atau antara beberapa kata (Ek-sistenz atau In-der-Welt-sein, umpamanya). Entah kritik sedemikian beralasan atau tidak, perlu diakui bahwa penggunaan bahasa oleh Heidegger tidak sanggup dipisahkan dari filsafatnya. Orang yang secara serius berusaha mengerti filsafatnya, akan berkesimpulan bahwa Heidegger berhasil membuat suatu bahasa yang cocok untuk mengungkapkan pedoman yang sungguh-sungguh mendalam dan orisinal. Bagi Heidegger terdapat relasi bersahabat antara pikiran dan puisi. Hal ini sanggup dialami juga dalam bahasanya yang tidak jarang bersifat puitis.
Dapat dimengerti pula bahwa penerjemahan karya-karya Heidegger ke dalam bahasa-bahasa lain menjadikan banyak kesulitan. Sein und Zeit (1927), misalnya, harus menunggu agak usang hingga kesannya sanggup dibaca dalam bahasa asing: terjemahan Inggris gres keluar pada tahun 1962 dan terjemahan Prancis (belum lengkap) gres pada tahun 1964. Dan sesudah tersedia terjemahan-terjemahan, bagi karya-karya Heidegger sanggup dibenarkan pula apa yang berlaku bagi banyak karangan filosofis: suatu terjemahan tidak sanggup mengganti teks asli. Maka dari itu beberapa terjemahan Inggris juga menyajikan teks orisinil atau—seperti Being and Time—menunjuk juga kepada penomoran halaman dalam edisi asli.
Tentang filsafat Heidegger ditulis banyak sekali. Sudah terdapat berapa bibliografi yang menyebutkan semua studi perihal Heidegger. Bibliografi yang paling baik adalah: H.—M. Sass, Martin Heidegger. Bibliography and glossary, Bowling Green, 1982.
Baca Juga
1. Martin Heidegger. Biografi
Baca Juga
3. Martin Heidegger (1889-1976). Periode Kedua
4. Memahami Keber-Ada-an yang Me-Waktu
Sumber
Bertens. K. 2002. Filsafat Barat Kontemporer; Inggris-Jerman. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Download