Robert Gagne. Insiden Instruksional
Berdasarkan analisisnya ihwal kejadian-kejadian belajar, Gagne menyarankan kejadian-kejadian instruksional. Menurut Gagne, bukan hanya guru yang sanggup memperlihatkan instruksi, namun kejadian-kejadian belajarnya sanggup juga diterapkan, baik pada berguru penemuan, berguru di luar kelas, maupun berguru dalam kelas. Akan tetapi, kejadian-kejadian isyarat yang dikemukakan Gagne ditujukan pada guru yang menyajikan suatu pelajaran pada sekelompok siswa.
Kejadian-kejadian isyarat itu adalah:
1. Mengaktifkan motivasi
2. Memberitahu tujuan-tujuan belajar
3. Mengarahkan perhatian
4. Merangsang ingatan
5. Menyediakan bimbingan belajar
6. Meningkatkan retensi
7. Melancarkan transfer belajar
8. Mengeluarkan penampilan: memperlihatkan umpan balik
Di bawah ini akan diuraikan setiap kejadian isyarat ini.
1. Mengaktifkan motivasi
Langkah pertama dalam suatu pelajaran ialah memotivasi para siswa untuk belajar. Kerap kali hal ini dilakukan dengan membangkitkan perhatian mereka dalam isi pelajaran dan mengemukakan kegunaannya. Misalnya, guru membangkitkan perhatian para siswa dalam berguru ihwal ukuran liter, serta fraksi-fraksinya dengan memberi tahu mereka bahwa informasi itu nanti akan perlukan di masa yang akan tiba dan mengemukakan duduk perkara ihwal pembelian minyak goreng untuk ibu atau bensin untuk sepeda motor atau mobil.
2. Memberi tahu tujuan belajar
Kejadian isyarat kedua ini sangat akrab hubungannya dengan kejadian isyarat pertama. Sebagian dari mengaktifkan motivasi para siswa ialah dengan memberi tahu mereka ihwal mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari, dan apa yang akan mereka pelajari. Maksudnya ialah memberi tahu para siswa terhadap aspek-aspek yang relevan ihwal pelajaran.
Bagaimana merumuskan tujuan-tujuan berguru yang dikenal dengan Tujuan Instruksional Khusus itu tidak ajaib lagi bagi kita semua. Dengan mengenal model berguru Gagne, kita mempunyai dasar yang lebih berpengaruh ihwal kegunaan tujuan-tujuan berguru ini. Selama kita merumuskan Tujuan Instruksional Khusus berdasarkan Taksonomi Bloom dengan tiga domainnya, yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Sekarang kita sudah mengenal hasil-hasil berguru berdasarkan Gagne, yang telah dibahas sebelum ini, yaitu kita telah diperkenalkan pada Taksonomi Gagne sehingga kita akan merumuskan pula tujuan-tujuan berguru sesuai dengan gagasan Gagne. Namun, akan kita lihat bahwa perumusan itu tidak akan banyak berbeda lantaran dasar penggolongan tujuan-tujuan itu bekerjsama sama.
3. Mengarahkan perhatian
Gagne mengemukakan dua bentuk perhatian, di mana yang satu berfungsi untuk menciptakan siswa siap mendapatkan stimulus-stimulus. Mengajar perubahan stimulus secara tiba-tiba sanggup mencapai maksud ini. Dalam pelajaran kimia hal ini sanggup dilakukan dengan guru berkata, “Perhatikan perubahan makna yang terjadi”, dikala guru mengajarkan kecepatan reaksi dengan metode demonstrasi.
Bentuk kedua perhatian disebut persepsi selektif. Dengan cara ini siswa menentukan informasi yang akan diteruskan ke memori jangka pendek. Dalam mengajar, seleksi stimulus-stimulus relevan yang akan dipelajari sanggup ditolong guru dengan cara mengeraskan ucapan suatu kata selama mengajar atau menggarisbawahi suatu kata atau beberapa kata suatu kalimat, contohnya dalam mengajarkan penulisan rumus-rumus kimia, diminta perhatian siswa pada penulisan angka-angka sedikit di bawah huruf-huruf (dalam menulis rumus H₂SO₄ angka 2 dan 4 ditulis agak di bawah aksara H dan O).
4. Merangsang ingatan ihwal pelajaran yang telah lampau
Menurut Gagne, memperlihatkan kode pada informasi yang berasal dari memori jangka pendek yang disimpan dalam memori jangka panjang merupakan bab yang paling kritis dalam proses belajar. Guru sanggup berusaha menolong siswa dalam mengingat atau mengeluarkan pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang itu. cara menolong ini sanggup dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada para siswa. Cara tersebut merupakan suatu cara pengulangan.
5. Menyediakan bimbingan berguru
Untuk memperlancar masuknya informasi ke memori jangka panjang, dibutuhkan bimbingan eksklusif dalam sumbangan kode pada informasi. Untuk mempelajari informasi verbal, bimbingan itu sanggup diberikan dengan cara mengaitkan informasi gres ini pada pengalaman siswa.
Dalam berguru konsep, sanggup diberikan pola dan noncontoh. Bila suatu hukum yang akan diajarkan, siswa seharusnya sudah memahami dahulu konsep-konsep yang merupakan komponen-komponen pembentuk hukum itu. Kaprikornus kalau para siswa akan mempelajari bahwa “Volumen 1 mol sembarang gas pada 0˚ dan 76 cm Hg ialah 22,4 liter”, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan ihwal setiap konsep yang terdapat dalam hukum itu untuk mengetahui apakah para siswa telah memahami apa yang dimaksud oleh konsep itu, yaitu konsep-konsep volume, satu mol, sembarang gas, 0˚C, 76 cm, dan liter. Dalam berguru penemuan, bimbingan sanggup diberikan dalam bentuk penyediaan bahan-bahan dan isyarat-isyarat untuk membimbing para siswa ke arah keberhasilan.
6. Melancarkan retensi
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari (jadi tidak dilupakan) sanggup diusahakan oleh guru dan para siswa itu sendiri dengan cara sesering mungkin mengulangi pelajaran itu. Cara lain ialah dengan memperlihatkan banyak contoh. Dapat pula diusahakan penggunaan aneka macam “jembatan keledai”. Dengan cara ini materi pelajaran disusun demikian rupa sampai gampang diingat. Sebaliknya siswa sendiri yang menyusun jembatan keledai itu lantaran dengan cara itu, ia akan lebih usang diingat. Sebagai pola dalam pelajaran kimia misalnya, untuk mengingat apakah perubahan warna yang dialami indikator lakmus bila dimasukkan ke dalam larutan asam atau basa, a kalimat pendek yang diingat siswa ialah: asam memerahkan kertas lakmus biru (m – m), basa membirukan kertas lakmus merah (b – b).
Selain cara-cara yang diberikan di atas, tabel, diagram, dan gambar pun sanggup dipakai guru untuk menolong para siswa semoga tidak cepat melupakan pelajaran yang telah diberikan.
7. Membantu transfer belajar
Tujuan transfer berguru ialah menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru. Ini berarti bahwa hal yang telah dipelajari itu sifatnya dibentuk umum. Melalui kiprah pemecahan dan diskusi kelompok, guru sanggup membantu transfer belajar. Untuk sanggup melakukan ini para siswa tentu diharapkan telah menguasai fakta, konsep, dan keterampilan yang dibutuhkan. Dalam pelajaran sains misalnya, transfer berguru akan terjadi dikala guru memperlihatkan kiprah pada siswa untuk merencanakan bagaimana menanggulangi duduk perkara pencemaran lingkungan. Dalam hal ini para siswa dalam setiap kelompok diharapkan telah mengetahui apa saja yang terdapat dalam lingkungan yang tercemar, contohnya macam-macam gas yang berasal dari knalpot mobil, sampah yang bertumpuk di mana-mana, dan lain-lain. Selain itu, mereka juga mempunyai keterampilan untuk meniadakan hal-hal yang menjadikan pencemaran itu. Misalnya dengan memisahkan pencemar-pencemar yang tidak sanggup mengalami pelapukan, yaitu plastik dan pencemar-pencemar yang sanggup mengalami pelapukan, yaitu daun dan bahan-bahan lain yang berasal dari makhluk hidup. Kemudian, mereka juga harus mengetahui cara-cara untuk memusnahkan pencemar-pencemar itu berdasarkan sifatnya sampai tidak merugikan masyarakat di sekitarnya.
Dari uraian di atas, sanggup kita lihat bahwa penguasaan fakta, konsep, serta keterampilan harus dimiliki para siswa untuk sanggup menyusun suatu planning yang baik.
8. Memperlihatkan penampilan dan memperlihatkan umpan balik
Hasil berguru perlu diperlihatkan melalui suatu cara semoga guru dan siswa itu sendiri mengetahui apakah tujuan berguru telah tercapai. Untuk itu, sebaiknya guru tidak menunggu sampai seluruh pelajaran selesai. Sebaiknya guru memperlihatkan kesempatan sedini mungkin pada siswa untuk memperlihatkan hasil berguru mereka semoga sanggup diberi umpan balik sehingga pelajaran selanjutnya berjalan dengan lancar.
Cara-cara yang sanggup dipakai guru ialah sumbangan tes atau mengamati sikap siswa. Umpan balik, bila bersifat positif, menjadi mengambarkan bagi siswa bahwa ia telah mencapai tujuan berguru sehingga impian yang muncul pada permulaan tindakan berguru telah dipenuhi. Dalam hal ini, berdasarkan Gagne umpan balik menghasilkan reinforcement.
Perlu diingat bahwa umpan balik tidak selalu diberikan secara eksplisit dengan cara menyetujui atau kata-kata yang membetulkan. Ada kalanya situasi berguru itu sendiri sudah merupakan umpan balik. Kejadian instruksional dalam kelas menyerupai mengaktifkan motivasi, memberitahu tujuan-tujuan instruksional serta mengarahkan perhatian, sanggup dilakukan guru melalui metode klasik, tetapi kejadian-kejadian instruksional lain meminta guru semoga memperhatikan perbedaan individu para siswa.
Hubungan antara fase berguru dan kejadian instruksional berdasarkan Gagne digambarkan berikut.
Sumber
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga. Jakarta
Download
Baca Juga
1. Robert Gagne. Biografi Psikolog
2. Hasil Belajar Menurut Gagne
3. Robert Gagne. Keterampilan Intelektual
4. Robert Gagne. Strategi Kognitif, Informasi Verbal, Sikap, dan Keterampilan Motorik
5. Robert Gagne. Kejadian Belajar
Kejadian-kejadian isyarat itu adalah:
1. Mengaktifkan motivasi
2. Memberitahu tujuan-tujuan belajar
3. Mengarahkan perhatian
4. Merangsang ingatan
5. Menyediakan bimbingan belajar
6. Meningkatkan retensi
7. Melancarkan transfer belajar
8. Mengeluarkan penampilan: memperlihatkan umpan balik
Di bawah ini akan diuraikan setiap kejadian isyarat ini.
1. Mengaktifkan motivasi
Langkah pertama dalam suatu pelajaran ialah memotivasi para siswa untuk belajar. Kerap kali hal ini dilakukan dengan membangkitkan perhatian mereka dalam isi pelajaran dan mengemukakan kegunaannya. Misalnya, guru membangkitkan perhatian para siswa dalam berguru ihwal ukuran liter, serta fraksi-fraksinya dengan memberi tahu mereka bahwa informasi itu nanti akan perlukan di masa yang akan tiba dan mengemukakan duduk perkara ihwal pembelian minyak goreng untuk ibu atau bensin untuk sepeda motor atau mobil.
2. Memberi tahu tujuan belajar
Kejadian isyarat kedua ini sangat akrab hubungannya dengan kejadian isyarat pertama. Sebagian dari mengaktifkan motivasi para siswa ialah dengan memberi tahu mereka ihwal mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari, dan apa yang akan mereka pelajari. Maksudnya ialah memberi tahu para siswa terhadap aspek-aspek yang relevan ihwal pelajaran.
Bagaimana merumuskan tujuan-tujuan berguru yang dikenal dengan Tujuan Instruksional Khusus itu tidak ajaib lagi bagi kita semua. Dengan mengenal model berguru Gagne, kita mempunyai dasar yang lebih berpengaruh ihwal kegunaan tujuan-tujuan berguru ini. Selama kita merumuskan Tujuan Instruksional Khusus berdasarkan Taksonomi Bloom dengan tiga domainnya, yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Sekarang kita sudah mengenal hasil-hasil berguru berdasarkan Gagne, yang telah dibahas sebelum ini, yaitu kita telah diperkenalkan pada Taksonomi Gagne sehingga kita akan merumuskan pula tujuan-tujuan berguru sesuai dengan gagasan Gagne. Namun, akan kita lihat bahwa perumusan itu tidak akan banyak berbeda lantaran dasar penggolongan tujuan-tujuan itu bekerjsama sama.
3. Mengarahkan perhatian
Gagne mengemukakan dua bentuk perhatian, di mana yang satu berfungsi untuk menciptakan siswa siap mendapatkan stimulus-stimulus. Mengajar perubahan stimulus secara tiba-tiba sanggup mencapai maksud ini. Dalam pelajaran kimia hal ini sanggup dilakukan dengan guru berkata, “Perhatikan perubahan makna yang terjadi”, dikala guru mengajarkan kecepatan reaksi dengan metode demonstrasi.
Bentuk kedua perhatian disebut persepsi selektif. Dengan cara ini siswa menentukan informasi yang akan diteruskan ke memori jangka pendek. Dalam mengajar, seleksi stimulus-stimulus relevan yang akan dipelajari sanggup ditolong guru dengan cara mengeraskan ucapan suatu kata selama mengajar atau menggarisbawahi suatu kata atau beberapa kata suatu kalimat, contohnya dalam mengajarkan penulisan rumus-rumus kimia, diminta perhatian siswa pada penulisan angka-angka sedikit di bawah huruf-huruf (dalam menulis rumus H₂SO₄ angka 2 dan 4 ditulis agak di bawah aksara H dan O).
4. Merangsang ingatan ihwal pelajaran yang telah lampau
Menurut Gagne, memperlihatkan kode pada informasi yang berasal dari memori jangka pendek yang disimpan dalam memori jangka panjang merupakan bab yang paling kritis dalam proses belajar. Guru sanggup berusaha menolong siswa dalam mengingat atau mengeluarkan pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang itu. cara menolong ini sanggup dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada para siswa. Cara tersebut merupakan suatu cara pengulangan.
5. Menyediakan bimbingan berguru
Untuk memperlancar masuknya informasi ke memori jangka panjang, dibutuhkan bimbingan eksklusif dalam sumbangan kode pada informasi. Untuk mempelajari informasi verbal, bimbingan itu sanggup diberikan dengan cara mengaitkan informasi gres ini pada pengalaman siswa.
Dalam berguru konsep, sanggup diberikan pola dan noncontoh. Bila suatu hukum yang akan diajarkan, siswa seharusnya sudah memahami dahulu konsep-konsep yang merupakan komponen-komponen pembentuk hukum itu. Kaprikornus kalau para siswa akan mempelajari bahwa “Volumen 1 mol sembarang gas pada 0˚ dan 76 cm Hg ialah 22,4 liter”, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan ihwal setiap konsep yang terdapat dalam hukum itu untuk mengetahui apakah para siswa telah memahami apa yang dimaksud oleh konsep itu, yaitu konsep-konsep volume, satu mol, sembarang gas, 0˚C, 76 cm, dan liter. Dalam berguru penemuan, bimbingan sanggup diberikan dalam bentuk penyediaan bahan-bahan dan isyarat-isyarat untuk membimbing para siswa ke arah keberhasilan.
6. Melancarkan retensi
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari (jadi tidak dilupakan) sanggup diusahakan oleh guru dan para siswa itu sendiri dengan cara sesering mungkin mengulangi pelajaran itu. Cara lain ialah dengan memperlihatkan banyak contoh. Dapat pula diusahakan penggunaan aneka macam “jembatan keledai”. Dengan cara ini materi pelajaran disusun demikian rupa sampai gampang diingat. Sebaliknya siswa sendiri yang menyusun jembatan keledai itu lantaran dengan cara itu, ia akan lebih usang diingat. Sebagai pola dalam pelajaran kimia misalnya, untuk mengingat apakah perubahan warna yang dialami indikator lakmus bila dimasukkan ke dalam larutan asam atau basa, a kalimat pendek yang diingat siswa ialah: asam memerahkan kertas lakmus biru (m – m), basa membirukan kertas lakmus merah (b – b).
Selain cara-cara yang diberikan di atas, tabel, diagram, dan gambar pun sanggup dipakai guru untuk menolong para siswa semoga tidak cepat melupakan pelajaran yang telah diberikan.
7. Membantu transfer belajar
Tujuan transfer berguru ialah menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru. Ini berarti bahwa hal yang telah dipelajari itu sifatnya dibentuk umum. Melalui kiprah pemecahan dan diskusi kelompok, guru sanggup membantu transfer belajar. Untuk sanggup melakukan ini para siswa tentu diharapkan telah menguasai fakta, konsep, dan keterampilan yang dibutuhkan. Dalam pelajaran sains misalnya, transfer berguru akan terjadi dikala guru memperlihatkan kiprah pada siswa untuk merencanakan bagaimana menanggulangi duduk perkara pencemaran lingkungan. Dalam hal ini para siswa dalam setiap kelompok diharapkan telah mengetahui apa saja yang terdapat dalam lingkungan yang tercemar, contohnya macam-macam gas yang berasal dari knalpot mobil, sampah yang bertumpuk di mana-mana, dan lain-lain. Selain itu, mereka juga mempunyai keterampilan untuk meniadakan hal-hal yang menjadikan pencemaran itu. Misalnya dengan memisahkan pencemar-pencemar yang tidak sanggup mengalami pelapukan, yaitu plastik dan pencemar-pencemar yang sanggup mengalami pelapukan, yaitu daun dan bahan-bahan lain yang berasal dari makhluk hidup. Kemudian, mereka juga harus mengetahui cara-cara untuk memusnahkan pencemar-pencemar itu berdasarkan sifatnya sampai tidak merugikan masyarakat di sekitarnya.
Dari uraian di atas, sanggup kita lihat bahwa penguasaan fakta, konsep, serta keterampilan harus dimiliki para siswa untuk sanggup menyusun suatu planning yang baik.
8. Memperlihatkan penampilan dan memperlihatkan umpan balik
Hasil berguru perlu diperlihatkan melalui suatu cara semoga guru dan siswa itu sendiri mengetahui apakah tujuan berguru telah tercapai. Untuk itu, sebaiknya guru tidak menunggu sampai seluruh pelajaran selesai. Sebaiknya guru memperlihatkan kesempatan sedini mungkin pada siswa untuk memperlihatkan hasil berguru mereka semoga sanggup diberi umpan balik sehingga pelajaran selanjutnya berjalan dengan lancar.
Cara-cara yang sanggup dipakai guru ialah sumbangan tes atau mengamati sikap siswa. Umpan balik, bila bersifat positif, menjadi mengambarkan bagi siswa bahwa ia telah mencapai tujuan berguru sehingga impian yang muncul pada permulaan tindakan berguru telah dipenuhi. Dalam hal ini, berdasarkan Gagne umpan balik menghasilkan reinforcement.
Perlu diingat bahwa umpan balik tidak selalu diberikan secara eksplisit dengan cara menyetujui atau kata-kata yang membetulkan. Ada kalanya situasi berguru itu sendiri sudah merupakan umpan balik. Kejadian instruksional dalam kelas menyerupai mengaktifkan motivasi, memberitahu tujuan-tujuan instruksional serta mengarahkan perhatian, sanggup dilakukan guru melalui metode klasik, tetapi kejadian-kejadian instruksional lain meminta guru semoga memperhatikan perbedaan individu para siswa.
Hubungan antara fase berguru dan kejadian instruksional berdasarkan Gagne digambarkan berikut.
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga. Jakarta
Baca Juga
Baca Juga
1. Robert Gagne. Biografi Psikolog
2. Hasil Belajar Menurut Gagne
3. Robert Gagne. Keterampilan Intelektual
5. Robert Gagne. Kejadian Belajar