Crowding (Kerumunan Massa)

Crowding (kerumunan massa) merupakan suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama walaupun mungkin tidak saling mengenal dengan emosi-emosi yang gampang dibangkitkan dan tidak kritis (Chaplin 1999:118). Ini banyak terjadi ibarat kaum Holigan Sepak Bola Inggris yang brutal, di mana beberapa tahun yang kemudian terjadi tawuran dengan pendukung Italia di Brussel, Belgia bahkan menewaskan beberapa ratus orang pendukung Italia. Hal serupa terjadi pada sikap bringas “Boneknya Persebaya” yang suka merusak akomodasi publik, ibarat gerbong kereta api, maupun “Bobotoh Persib Bandung”, kalau kalah bertanding merusak akomodasi umum, ibarat tanaman hias, pot bunga, dan lampu hias di pinggir jalan.

Mengapa hingga terjadi demikian? Menurut Gustav Le Bon (1841-1932), spesialis psikologi sosial Prancis yang populer dengan bukunya Psychologie de foules (1895) bahwa suatu massa seolah-olah mempunyai suatu jiwa tersendiri yang berlainan sifatnya dengan jiwa individu satu persatu. Dengan demikian, seorang individu yang bergabung dalam massa tersebut sebagai anggota massa itu akan berpengalaman dan bertingkah laris secara berlainan dibandingkan dengan pengalaman dan tingkah lakunya sehari-hari selaku individu. Jiwa massa tersebut impulsif, lebih gampang tersinggung, bersikap menerabas, lebih gampang terbawa oleh sentimen-sentimen, kurang rasional, suggestible, gampang mengimitasi aksi dan kekerasan, serta lebih bersifat primitif dalam arti buas, beringas, tidak rasional, penuh sentimen, serta sukar dikendalikan (Gerungan, 2000:34). Teori Le Bon tersebut diikuti oleh Adolf Hitler dalam bukunya Mein Kampf.


Download di Sini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel