Kekuasaan (Power)

Konsep kekuasaan merujuk kepada kemampuan seseorang atau kelompok insan untuk memengaruhi tingkah laris seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laris itu menjadi sesuai dengan tujuan dan impian dari orang yang mempunyai kekuasaan (Budiardjo, 2000:35). Dengan demikian, konsep kekuasaan itu sangat luas alasannya ialah setiap insan pada hakikatnya merupakan subjek sekaligus objek kekuasaan. Misalnya, sekalipun seorang presiden sebagai penguasa direktur tertinggi (subjek kekuasaan), tetapi ia harus tunduk kepada undang-undang (objek kekuasaan). Definisi kekuasaan memang terlalu melimpah dan sangat beragam.

Menurut Philip (2000:820), terdapat tiga sumber utama yang menyebabkan dalam definisi kekuasaan selalu ada perbedaan mendasar.
a. Adanya perbedaan disiplin dalam ilmu-ilmu sosial yang menekankan perbedaan basis kekuasaan, contohnya kekayaan, status, pengetahuan, kharisma, kekuatan, dan otoritas.
b. Adanya perbedaan bentuk kekuasaan, ibarat pengaruh, paksaan, dan kontrol.
c. Adanya perbedaan penggunaan kekuasaan, ibarat tujuannya untuk individu atau masyarakat, tujuan politik atau ekonomi?


Begitu pun pada diskusi-diskusi mengenai kekuasaan tahun 1950-an, ketika itu kekuasaan didominasi oleh perspektif-perspektif yang saling bertentangan yang ditawarkan oleh teori-teori elite kekuasaan (Mills*, 1950) dengan menekankan kekuasaan sebagai bentuk dominasi (Weber*, 1978) yang dijalankan oleh suatu kelompok yang lain dengan keberadaan konflik kepentingan fundamental. Dalam hal ini contohnya Parsons* (1960) yang memakai pendekatan struktural fungsional, melihat kekuasaan sebagai “kapasitas tergeneralisasi dari suatu sistem sebagai kapasitas untuk mencapai tujuan”. Sementara Mills* (1956) memandang kekuasaan sebagai suatu hubungan di mana satu pihak menang atas yang lain. Tentu saja pandangan ini diserang oleh kaum pluralis yang menyampaikan bahwa menurutnya kekuasaan dijalankan oleh kelompok-kelompok sukarela yang mewakili koalisi-koalisi kepentingan yang sering tersatukan, baik oleh info tunggal maupun bermacam-macam dalam hal kelanggengan secara faktual (Dahl, 1967; Polsby, 1963).


Download di Sini

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 3. Lembaga Sosial (KTSP)
2. Materi Ujian Nasional Kompetensi Lembaga Sosial
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 2.2 Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial (Kurikulum Revisi 2016) 
4. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.1 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.2 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
6. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.3 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
7. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.4 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)   
8. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 3. Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum 2013)
9. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Bentuk-bentuk Struktur Sosial (KTSP)
10. Materi Ujian Nasional Kompetensi Dinamika Struktur Sosial

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel