Giambattista Vico. Teori Daur Kultural Spiral
Nama filsuf sejarah Italia, Giambattista Vico (1668-1744) memang jarang dikenal, padahal jasanya begitu besar, terutama teorinya wacana gerak sejarah menyerupai daur kultural spiral yang dimuat dalam karyanya The New Science (1723) yang telah diterjemahkan Downs tahun 1961. Atau mungkin sebab teorinya sering diidentikkan dengan teori siklus, di mana nama-nama besar tokoh lainnya, mirip Pitirim Sorokin* (1889-1966), Oswald Spengler (1880-1936), dan Arnold Toynbee* (1889-1975), melebihi bayangan nama besarnya.
Secara makro, pokok-pokok pikiran Vico yang tertuang dalam teori daur spiralnya dalam The New Science (Downs, 1961: 113; Al-Sharqawi, 1986:147-148) sebagai berikut.
a. Perjalanan sejarah bukanlah mirip roda yang berputar mengitari dirinya sendiri sehingga memungkinkan seorang filsuf meramalkan terjadinya hal yang sama pada masa depan.
b. Sejarah berputar dalam gerakan spiral yang mendaki dan selalu memperbaharui diri, mirip gerakan pendaki gunung yang mendaki melalui jalan melingkar ke atas, setiap bundar selanjutnya lebih tinggi dari bundar sebelumnya sehingga ufuknya pun semakin luas dan jauh.
c. Masyarakat insan bergerak melalui fase-fase perkembangan tertentu dan terjalin erat dengan kemanusiaan yang dicirikan oleh gerak kemajuan dalam tiga fase, yaitu fase teologis, fase herois, dan fase humanistis.
d. Ide kemajuan yaitu substansial, mesti tidak melalui satu perjalanan lurus ke depan, tetapi bergerak dalam lingkaran-lingkaran historis yang satu sama lain saling berpengaruh. Dalam setiap bundar pola-pola budaya yang berkembang dalam masyarakat, baik agama, politik, seni, sastra, hukum, maupun filsafat saling terjalin secara organis dan internal sehingga masing-masing bundar itu mempunyai corak kultural, khususnya yang merembes ke dalam banyak sekali ruang lingkup kulturalnya (Collingwood, 1956:67).
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta
Secara makro, pokok-pokok pikiran Vico yang tertuang dalam teori daur spiralnya dalam The New Science (Downs, 1961: 113; Al-Sharqawi, 1986:147-148) sebagai berikut.
a. Perjalanan sejarah bukanlah mirip roda yang berputar mengitari dirinya sendiri sehingga memungkinkan seorang filsuf meramalkan terjadinya hal yang sama pada masa depan.
b. Sejarah berputar dalam gerakan spiral yang mendaki dan selalu memperbaharui diri, mirip gerakan pendaki gunung yang mendaki melalui jalan melingkar ke atas, setiap bundar selanjutnya lebih tinggi dari bundar sebelumnya sehingga ufuknya pun semakin luas dan jauh.
c. Masyarakat insan bergerak melalui fase-fase perkembangan tertentu dan terjalin erat dengan kemanusiaan yang dicirikan oleh gerak kemajuan dalam tiga fase, yaitu fase teologis, fase herois, dan fase humanistis.
d. Ide kemajuan yaitu substansial, mesti tidak melalui satu perjalanan lurus ke depan, tetapi bergerak dalam lingkaran-lingkaran historis yang satu sama lain saling berpengaruh. Dalam setiap bundar pola-pola budaya yang berkembang dalam masyarakat, baik agama, politik, seni, sastra, hukum, maupun filsafat saling terjalin secara organis dan internal sehingga masing-masing bundar itu mempunyai corak kultural, khususnya yang merembes ke dalam banyak sekali ruang lingkup kulturalnya (Collingwood, 1956:67).
Download
Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta