Edwin M. Lemert. Kekuasaan Proteksi Label
Pemberian label sebagai penyimpang dilakukan oleh banyak sekali elemen masyarakat yang dianggap sebagai biro kontrol sosial. Kelompok tertentu sanggup juga menciptakan label terhadap individu atau kelompok, dengan demikian biro yang berkuasa menawarkan label ada yang dipengaruhi oleh politik, hukum, sosial, dan lain sebagainya.
Kelompok masyarakat yang berkuasa menawarkan label akan berusaha tetapkan kriteria penyimpangan. Selain itu juga berusaha untuk memengaruhi dukungan label yang dikaitkan dengan bidang lainnya menyerupai politik, hukum, dan sosial. Jika memengaruhi pada bidang hukum, maka penyimpangan akan diproses oleh agen-agen resmi yang dilakukan secara formal melalui polisi, kejaksaan, pengendalian, dan forum pemasyarakatan.
Begitu pula kalau terkait dengan bidang politik, akan dikeluarkan kriteria sebagai penyimpang, menyerupai badut politik. Hal itu dimaksudkan bahwa orang yang dilabel badut politik yakni orang yang sangat tidak dipercaya kata-katanya dibidang politik. Schur (1980) menyatakan bahwa konsep menyimpang diartikan sebagai kontes stigma. Jika individu atau kelompok telah diberikan label, berarti stigma tidak baik telah menempel padanya. Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa teori labeling dikemukakan oleh tiga tokoh yaitu:
1) Labeling berdasarkan Edwin M. Lemert
Menurut Edwin M. Lemert, seseorang melaksanakan penyimpangan dari proses labeling (pemberian julukan/cap) yang diberikan masyarakat kepadanya. Penyimpangan yang dilakukan itu mula-mula berupa penyimpangan primer. Akibatnya si penyimpang di cap sesuai penyimpangan yang dilakukan, menyerupai pencuri atau penipu. Sebagai jawaban atas cap tersebut, si penyimpang primer mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi sikap penyimpangan tersebut, sehingga penyimpangan yang dilakukannya bermetamorfosis penyimpangan sekunder
2) Labeling berdasarkan Mead
Lahirnya teori penjulukan (labeling teori), diinspirasi oleh perspektif interaksionisme simbolik dari Herbert Mead* dan telah berkembang sedemikian rupa dengan riset-riset pengujiannya dalam banyak sekali bidang menyerupai kriminologi, kesehatan mental (pengidap schizophernia) dan kesehatan, serta pendidikan.
Teori penjulukan dari studi perihal deviant di selesai tahun 1950 dan awal tahun 1960 yang merupakan penolakan terhadap teori konsensus dan fungsionalisme struktural. Awalnya, berdasarkan teori struktural deviant atau penyimpangan dipahami sebagai sikap yang ada yang merupakan abjad yang berlawanan dengan norma-norma sosial.
3) Teori labeling berdasarkan Micholowsky
Kejahatan merupakan kualitas dari reaksi masyarakat atas tingkah laris seseorang. Reaksi itu menyebabkan tindakan seseorang dicap sebagai penjahat. Umumnya tingkah laris seseorang dicap jahat menyebabkan orangnya juga diperlakukan sebagai penjahat. Seseorang yang dicap dan diperlakukan sebagai penjahat terjadi dalam proses interaksi, di mana interaksi tersebut diartikan sebagai korelasi timbal balik antara individu, antarkelompok dan antarindividu dan kelompok. Terdapat kecenderungan di mana seseorang atau kelompok yang dicap sebagai penjahat akan mengikuti keadaan dengan cap yang disandangnya.
Download
Baca Juga
1. Edwin M. Lemert. Labelling Theory (Teori Label)
2. Edwin M. Lemert. Perbuatan Menyimpang sebagai Hasil Reaksi
Kelompok masyarakat yang berkuasa menawarkan label akan berusaha tetapkan kriteria penyimpangan. Selain itu juga berusaha untuk memengaruhi dukungan label yang dikaitkan dengan bidang lainnya menyerupai politik, hukum, dan sosial. Jika memengaruhi pada bidang hukum, maka penyimpangan akan diproses oleh agen-agen resmi yang dilakukan secara formal melalui polisi, kejaksaan, pengendalian, dan forum pemasyarakatan.
Begitu pula kalau terkait dengan bidang politik, akan dikeluarkan kriteria sebagai penyimpang, menyerupai badut politik. Hal itu dimaksudkan bahwa orang yang dilabel badut politik yakni orang yang sangat tidak dipercaya kata-katanya dibidang politik. Schur (1980) menyatakan bahwa konsep menyimpang diartikan sebagai kontes stigma. Jika individu atau kelompok telah diberikan label, berarti stigma tidak baik telah menempel padanya. Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa teori labeling dikemukakan oleh tiga tokoh yaitu:
1) Labeling berdasarkan Edwin M. Lemert
Menurut Edwin M. Lemert, seseorang melaksanakan penyimpangan dari proses labeling (pemberian julukan/cap) yang diberikan masyarakat kepadanya. Penyimpangan yang dilakukan itu mula-mula berupa penyimpangan primer. Akibatnya si penyimpang di cap sesuai penyimpangan yang dilakukan, menyerupai pencuri atau penipu. Sebagai jawaban atas cap tersebut, si penyimpang primer mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi sikap penyimpangan tersebut, sehingga penyimpangan yang dilakukannya bermetamorfosis penyimpangan sekunder
2) Labeling berdasarkan Mead
Lahirnya teori penjulukan (labeling teori), diinspirasi oleh perspektif interaksionisme simbolik dari Herbert Mead* dan telah berkembang sedemikian rupa dengan riset-riset pengujiannya dalam banyak sekali bidang menyerupai kriminologi, kesehatan mental (pengidap schizophernia) dan kesehatan, serta pendidikan.
3) Teori labeling berdasarkan Micholowsky
Kejahatan merupakan kualitas dari reaksi masyarakat atas tingkah laris seseorang. Reaksi itu menyebabkan tindakan seseorang dicap sebagai penjahat. Umumnya tingkah laris seseorang dicap jahat menyebabkan orangnya juga diperlakukan sebagai penjahat. Seseorang yang dicap dan diperlakukan sebagai penjahat terjadi dalam proses interaksi, di mana interaksi tersebut diartikan sebagai korelasi timbal balik antara individu, antarkelompok dan antarindividu dan kelompok. Terdapat kecenderungan di mana seseorang atau kelompok yang dicap sebagai penjahat akan mengikuti keadaan dengan cap yang disandangnya.
Download
Baca Juga
Baca Juga
1. Edwin M. Lemert. Labelling Theory (Teori Label)
2. Edwin M. Lemert. Perbuatan Menyimpang sebagai Hasil Reaksi