Parmenides. Jalan Pendapat

Jalan pendapat (doxa) melukiskan susunan kosmos. Parmenides menyampaikan bahwa jalan ini merupakan jalan sesatan yang terdapat pada makhluk-makhluk insani. Kosmologi yang diuraikan dalam bab syair Parmenides ini bersandar pada dua prinsip: yang gelap dan yang terang. Jadi, dalam bidang kosmologi Parmenides menganut prinsip-prinsip yang berlawanan, ibarat juga pendahulu-pendahulunya semenjak Anaximandros*.

Kita tidak akan memandang seluk beluk mengenai kosmologi Parmenides ini. Lebih penting kita memperhatikan perkara yang muncul di sini. Karena, ternyata jalan pendapat mengandaikan adanya perubahan dan pluralitas, sedangkan berdasarkan jalan kebenaran perubahan dan pluralitas tidak mungkin. Persoalan ini termasuk perkara yang terbesar dalam sejarah filsafat prasokratik. Banyak teori telah dikemukakan untuk mendamaikan kedua jalan itu. Kami menyebut dua percobaan yang telah diusahakan untuk memecahkan perkara ini.


1) Anggapan yang boleh disebut tradisional, menyampaikan bahwa jalan kebenaran berlaku bagi rasio. Pada taraf ini harus diakui bahwa perubahan dan pluralitas tidak mungkin. Jalan pendapat berlaku bagi panca indera. Pada taraf ini memang terdapat perubahan dan pluralitas. Parmenides beranggapan bahwa ia mampu melukiskan perubahan dan pluralitas itu dengan lebih baik daripada pendahulu-pendahulunya. Namun, ia menyadari bahwa pengalaman inderawi ini tidak cocok dengan realitas yang sebenarnya.


2) Anggapan yang kedua berasal dari J. Burnet (Early Greek Philosophy). Menurut ia jalan pendapat mengutarakan anggapan Pythagorean*. Dalam prakata syairnya, Parmenides telah melukiskan perjalanannya dari kegelapan ke terang. Itu berarti bahwa syair itu akan menandakan bagaimana ia berbalik dari pedoman Pythagorean* yang dianutnya dulu dan mendapat gagasan baru. Jalan kebenaran menguraikan gagasan gres itu. Jalan pendapat menyajikan anggapan mazhab pythagorean* yang kini tidak diterima lagi oleh Parmenides. Tidak mengherankan bahwa ia mencicipi keperluan untuk menghidangkan anggapan Pythagoras* itu, bila kita teringat bahwa pada waktu itu pedoman Pythagorean* belum dibukukan.


Download di Sini


Sumber.

Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta. 

Baca Juga
1. Parmenides. Biografi dan Karya
2. Parmenides. Jalan Kebenaran

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel