Stereotip
Stereotip (stereotype) ialah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu stereos yang berarti sound dan tupos yang berarti gambaran atau kesan. Suatu stereotip mulanya ialah suatu rencana cetakan yang begitu terbentuk sulit diubah. Oleh Walter Lippman, orang pertama yang mengartikulasikan teori cognitive miser dalam bukunya Public Opinion (1922), kata ini disesuaikan untuk penggunaannya yang sekarang, biasanya didefinisikan sebagai generalisasi yang relatif tetap mengenai kelompok atau kelas insan yang menjurus ke hal-hal negatif ataupun tidak menguntungkan, meskipun beberapa penulis juga memasukkan konsep stereotip positif.
Lippman (1922) mengemukakan bahwa stereotip merupakan fungsi penting dari penyederhanaan kognitif yang berkhasiat untuk mengelola realitas ekonomi, di mana tanpa penyederhanaan maka realitas tersebut menjadi sangat kompleks. Ternyata dari studi empiris yang dilakukan peneliti perihal stereotip ini menghasilkan suatu temuan yang mengejutkan (Jones, 2000: 1054-1055). Pertama, dari penganut Teori Labeling* dalam sosiologi bahwa kekuatan stereotip dalam mengakibatkan respons emosional individu untuk keluar dari anggota kelompoknya atau individu minoritas demikian tinggi dan dominan. Sebaliknya, dari pendukung Teori Frustasi-Agresi* (Dollard, 1939), dalam psikologi sosial mengemukakan bahwa kekuatan stereotip pun membangkitkan minat dalam dinamika prasangka dan menekankan sifat dari banyak sekali stereotip.
Kemudian, dari riset yang dilakukan Adorno* dkk. (1950) mengemukakan bahwa kekuatan stereotip merepresentasikan suatu perjuangan untuk mengungkapkan beberapa dinamika tersembunyi antisemistisme, etnosentrisme, dan predisposisi yang lebih umum terhadap ajaran yang terlalu sempit (fanatik) yang diasosiasikan dengan sistem doktrin fasis. Kemudian, dari penelitian Gordon Allport (1954), stereotip walaupun merupakan sebuah konsekuensi fungsi kognitif yang umum dan normal, tetapi berafiliasi dengan pengaruh inferioritas, frustasi, dan pembelaan diri yang patologis sering berimplikasi buruk.
Di Indonesia, stereotip pun demikian berkembang terutama di kalangan masyarakat menengah ke bawah maupun masyarakat yang relatif berpendidikan rendah. Beberapa etnis tertentu sering menerima label yang menyudutkan, ibarat “Cina Licik”, “Jawa Koek”, “Padang Bengkok”, “Batak si tukang copet”, dan sebagainya (Supardan, 2004:63-70). Wajar jikalau berdasarkan Fred E. Jandt dalam bukunya Intercultural Communication: An Introduction mengemukakan bahwa stereotype dan prejudice merupakan penghambat terjadinya komunikasi antarbudaya yang bermakna di tengah budaya yang berbeda, di samping faktor-faktor kecemasan dan etnosentrisme (Jandt, 1998:70-74).
Download di Sini
Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.1 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
2. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.2 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.3 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
4. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
5. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.1 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
6. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.2 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
7. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.3 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
8. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.4 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
9. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.1 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
10. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.2 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
11. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.3 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
12. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.4 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
13. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 3. Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum 2013)
14. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Bentuk-bentuk Struktur Sosial (KTSP)
15. Materi Ujian Nasional Kompetensi Dinamika Struktur Sosial
Lippman (1922) mengemukakan bahwa stereotip merupakan fungsi penting dari penyederhanaan kognitif yang berkhasiat untuk mengelola realitas ekonomi, di mana tanpa penyederhanaan maka realitas tersebut menjadi sangat kompleks. Ternyata dari studi empiris yang dilakukan peneliti perihal stereotip ini menghasilkan suatu temuan yang mengejutkan (Jones, 2000: 1054-1055). Pertama, dari penganut Teori Labeling* dalam sosiologi bahwa kekuatan stereotip dalam mengakibatkan respons emosional individu untuk keluar dari anggota kelompoknya atau individu minoritas demikian tinggi dan dominan. Sebaliknya, dari pendukung Teori Frustasi-Agresi* (Dollard, 1939), dalam psikologi sosial mengemukakan bahwa kekuatan stereotip pun membangkitkan minat dalam dinamika prasangka dan menekankan sifat dari banyak sekali stereotip.
Di Indonesia, stereotip pun demikian berkembang terutama di kalangan masyarakat menengah ke bawah maupun masyarakat yang relatif berpendidikan rendah. Beberapa etnis tertentu sering menerima label yang menyudutkan, ibarat “Cina Licik”, “Jawa Koek”, “Padang Bengkok”, “Batak si tukang copet”, dan sebagainya (Supardan, 2004:63-70). Wajar jikalau berdasarkan Fred E. Jandt dalam bukunya Intercultural Communication: An Introduction mengemukakan bahwa stereotype dan prejudice merupakan penghambat terjadinya komunikasi antarbudaya yang bermakna di tengah budaya yang berbeda, di samping faktor-faktor kecemasan dan etnosentrisme (Jandt, 1998:70-74).
Download di Sini
Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.1 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
2. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.2 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.3 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
4. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013)
5. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.1 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
6. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.2 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
7. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.3 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
8. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4.4 Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum Revisi 2016)
9. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.1 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
10. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.2 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
11. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.3 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
12. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.4 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
13. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 3. Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum 2013)
14. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Bentuk-bentuk Struktur Sosial (KTSP)
15. Materi Ujian Nasional Kompetensi Dinamika Struktur Sosial