George Herbert Mead. Tahap Generalized Other

[Mind, Self and Society, George Herbert Mead]
Tahap permainan memperlihatkan salah satu konsep Mead* yang terkenal, Generalized Other (Vail, 2007b). Orang lain yang digeneralisasikan ialah sikap seluruh komunitas atau, di dalam pola permainan bisbol, sikap seluruh tim. Kemampuan mengambil tugas orang lain yang digeneralisasikan esensial bagi diri: “Hanya sejauh ia mengambil sikap-sikap kelompok sosial yang digeneralisasikan, yang membuatnya termasuk ke dalam acara sosial yang kooperatif, teratur atau sekumpulan acara semacam itu yang melibatkan kelompok itu, maka ia benar-benar menyebarkan suatu diri yang lengkap” (Mead, 1934/1962: 155). Juga penting sekali bahwa orang itu harus bisa mengevaluasi diri sendiri dari sudut pandang orang lain yang digeneralisir dan bukan hanya dari sudut pandang orang lain yang berlainan. Mengambil tugas orang lain yang digeneralisir, ketimbang tugas orang lain yang berlainan, juga memungkinkan terjadinya anutan aneh dan objektivitas (Mead, 1959:190).
Beginilah cara Mead* melukiskan perkembangan penuh sang diri: “Jadi sang diri mencapai perkembangannya yang penuh dengan mengambil sikap-sikap individual orang-orang lain itu menjadi sikap-sikap sosial atau sikap-sikap kelompok yang teratur, dan dengan demikian menjadi suatu cerminan individual dari pola sistemik umum sikap sosial atau kelompok daerah ia dan orang lain terlibat—suatu pola yang masuk sebagai suatu keseluruhan ke dalam pengalaman individu dari segi sikap-sikap kelompok teratur tersebut yang melalui prosedur sistem saraf pusat, ia ambil ke arah dirinya sendiri, persis sebagaimana ia mengambil sikap-sikap individual orang lain” (Mead, 1934/1962:158).

Dengan kata lain, untuk memiliki suatu diri, orang harus menjadi anggota suatu komunitas dan diarahkan oleh sikap-sikap yang lazim bagi komunitas itu. Sementara sandiwara hanya memerlukan potongan-potongan diri, permainan memerlukan diri yang koheren.

Mengambil tugas orang lain yang digeneralisasi tidak hanya esensial bagi diri, tetapi juga sangat penting bagi perkembangan kegiatan-kegiatan kelompok yang teratur. Suatu kelompok yang mengharuskan bahwa para individu mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka selaras dengan sikap-sikap orang lain yang digeneralisir. Orang lain yang digeneralisasi juga menggambarkan kecondongan Mead* yang erat untuk memperlihatkan prioritas kepada hal yang sosial, alasannya ialah melalui orang lain yang digeneralisasilah kelompok itu memengaruhi sikap para individu.

Mead* juga melihat diri dari sudut pandang pragmatik. Pada level individual, diri memungkinkan individu menjadi suatu anggota yang lebih efisien dalam masyarakat yang lebih besar. Karena itu, sang diri, orang lebih mungkin melaksanakan apa yang diperlukan dari mereka dalam situasi tertentu. Karena itu, orang sering berusaha untuk berbuat sesuai dengan harapan-harapan kelompok, mereka lebih mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak efisien yang berasal dari kegagalan dalam melaksanakan hal-hal yang diperlukan kelompok. Selanjutnya, diri memungkinkan koordinasi yang lebih besar di dalam masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Karena itu, para individu diperlukan melaksanakan apa yang diperlukan dari mereka, kelompok sanggup bekerja secara lebih efektif.

Diskusi sebelumnya, dan juga semua diskusi mengenai diri, sanggup menciptakan kita percaya bahwa para pemain film Mead* sedikit lebih daripada para konformis dan ada sedikit individualitas, alasannya ialah setiap orang sibuk beradaptasi dengan harapan-harapan orang lain yang digeneralisasi. Akan tetapi, Mead* terperinci bahwa setiap diri berbeda dari yang lainnya. Para diri memiliki struktur yang sama, tetapi masing-masing mendapatkan artikulasi biografis yang unik. Selain itu, terperinci bahwa yang ada bukan hanya satu orang lain yang andal yang digeneralisasi, tetapi ada banyak orang lain yang digeneralisasi di dalam masyarakat, alasannya ialah ada banyak kelompok di dalam masyarakat. Oleh alasannya ialah itu, orang memiliki banyak orang lain yang digeneralisasi dan balasannya banyak diri. Masing-masing kumpulan diri pribadi yang unik menciptakan dirinya berbeda dari orang lain. Selanjutnya, orang tidak perlu mendapatkan komunitas sebagaimana adanya; mereka sanggup memperbaharui hal-hal dan berusaha membuatnya lebih baik. Kita bisa mengubah komunitas alasannya ialah kemampuan kita berpikir.

Akan tetapi, Mead* terpaksa meletakan gosip kreativitas individual itu di dalam istilah-istilah behavioristik yang akrab: “Satu-satunya cara supaya kita sanggup bereaksi melawan ketidaksetujuan seluruh komunitas ialah dengan menetapkan jenis komunitas yang lebih tinggi di dalam arti tertentu mengalahkan orang yang kita jumpai... ia mungkin berada di luar dirinya sendiri dan berhadapan dengannya. Tetapi untuk melaksanakan hal itu ia harus memahami bunyi masa lampau dan masa depan. Hal itulah satu-satunya cara supaya diri menerima bunyi yang melebihi bunyi komunitas” (1934/1962:167-168). Dengan kata lain, untuk menentang orang lain yang digeneralisasikan, individu harus membangun orang lain yang digeneralisasi yang lebih besar, yang terdiri bukan hanya dari yang sekarang, tetapi juga dari masa lampau dan masa depan, dan kemudian meresponnya.

Mead mengenali dua aspek, atau fase, diri yang ia sebut “aku” dan “diriku”. Seperti yang dinyatakan Mead*, “Diri intinya ialah suatu proses sosial yang berlangsung dengan dua fase ini yang sanggup dapat dibedakan” (1934/1962:178). Penting diingat bahwa “Aku” dan “dirku” ialah proses-proses yang ada di dalam sang diri; mereka bukan “benda”.


Download di Sini


Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. George Herbert Mead. Biografi
2. George Herbert Mead. Konsep Diri (Self) 
3. George Herbert Mead. Tahap Perkembangan Anak
4. George Herbert Mead. Simbol-simbol Signifikan
5. George Herbert Mead. Konsep Pikiran (Mind)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel