Materi Sosiologi Kelas X Belahan 3.2 Ragam Tanda-Tanda Sosial Dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)

E. Nilai dan Norma Sosial
Nilai Sosial*
Dalam sosiologi, nilai didefinisikan sebagai konsepsi (pemikiran) aneh dalam diri insan mengenai apa yang dianggap baik dan buruk. Berikut beberapa pengertian nilai sosial berdasarkan para mahir klik di sini.

Ciri-ciri Nilai
1) Konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga masyarakat
2) Disebarkan antara sesama warga masyarakat (bukan bawaan individu semenjak lahir)
3) Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
4) Bagian dari perjuangan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.
5) Dapat mensugesti perkembangan diri seseorang
6) Memiliki imbas yang berbeda antarwarga masyarakat
7) Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai


Fungsi nilai sosial berdasarkan Drs. Suprapto
1) Dapat menyumbang seperangkat alat untuk menetapkan “harga” sosial dari suatu kelompok
2) Mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku
3) Penentu terakhir insan dalam memenuhi peranan-peranan sosial
4) Alat solidaritas di kalangan anggota kelompok (masyarakat)
5) Alat pengawas/Kontrol sikap insan dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu biar orang mau berperilaku sesuai dengan sistem nilai

Pembagian nilai
Prof. Dr. Notonegoro membagi nilai sosial menjadi tiga :
1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang mempunyai kegunaan bagi unsur fisik manusia.
2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang mempunyai kegunaan bagi insan untuk mengadakan kegiatan dan aktivitas.
3) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang mempunyai kegunaan bagi batin (rohani) manusia. Di antaranya :
a) Nilai kebenaran yang bersumber pada budi manusia
b) Nilai keindahan yang bersumber pada rasa keindahan (estetis)
c) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada kodrat insan ibarat kehendak dan kemauan
d) Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.

Nilai juga sanggup dibedakan berdasarkan cirinya, yaitu nilai lebih banyak didominasi dan nilai yang mendarah daging.
1) Nilai lebih banyak didominasi ialah nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya. Ukuran lebih banyak didominasi tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
a) Banyaknya penganut nilai tersebut
b) Lamanya nilai tersebut dianut atau digunakan
c) Tinggi rendahnya perjuangan pemberlakuan nilai tersebut
d) Prestise/kebanggaan penganut nilai tersebut di masyarakat

2) Nilai yang mendarah daging ialah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan, sehingga seseorang menjalankannya tanpa melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi, melainkan secara tidak sadar

Beberapa mahir juga membagi nilai atas nilai immaterial dan nilai material

Nilai tidak hanya terkandung dalam sesuatu yang berwujud atau bersifat konkret, tetapi juga terkandung dalam sesuatu yang tidak berwujud (abstrak). Nilai immaterial atau nilai rohani memakai nurani atau akal, perasaan, kehendak, kehendak, dan keyakinan. Nilai immaterial ialah nilai yang sulit untuk berubah. Nilai material atau nilai jasmani ialah nilai yang berwujud, gampang dilihat, diraba, dan mempunyai karakteristik gampang berubah.

Norma Sosial*
Norma ialah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Norma digunakan sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laris yang sesuai dengan cita-cita masyarakat. Norma berfungsi mengatur dan mengendalikan sikap masyarakat demi terciptanya keteraturan sosial. Norma menjadi panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku. Norma juga menjadi kriteria bagi masyarakat untuk mendukung atau menolak sikap seseorang.

Norma sosial yang mengatur masyarakat bersifat formal dan non formal
1) Norma formal bersumber dari forum masyarakat (institusi) formal. Norma ini biasanya tertulis
2) Norma nonformal biasanya tidak tertulis dan jumlahnya lebih banyak dari norma formal.

Tingkatan Norma
Norma yang berlaku di dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang lemah, sedang, sampai norma yang mempunyai daya ikat sangat kuat dimana anggota masyarakat pada umumnya tidak berani melanggarnya.

Demikian dilihat dari kekuatan mengikat terhadap anggota masyarakat, norma dibedakan menjadi beberapa tingkatan. Masing-masing tingkatan norma mempunyai kekuatan memaksa yang berbeda.
1) Cara (usage) ialah norma yang paling lemah daya pengikatnya lantaran orang yang melanggar hanya menerima hukuman dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan.
2) Kebiasaan (folksways) ialah aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage. Kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian besar anggota masyarakat disebut sebagai tradisi dan menjadi identitas atau ciri dari masyarakat tersebut.
3) Tata kelakuan (mores) ialah aturan yang sudah diterima masyarakat secara sadar atau tidak sadar dan dijadikan alat pengawas atau Kontrol terhadap anggota-anggota masyarakat. Tata kelakuan mengharuskan anggota masyarakat untuk menyesuaikan tindakan dengan aturan yang berlaku. Pelanggaran terhadapnya akan diberi hukuman yang berat.
4) Adat istiadat (custom), pada umumnya tidak tertulis, namun mempunyai sanksi, baik pribadi maupun tidak langsung. Sanksinya berupa sikap penolakan dari masyarakat. Bahkan pengusiran.

Jenis Norma
Norma yang berlaku di masyarakat sanggup diklasifikasikan menjadi lima jenis,
1) Norma agama, norma yang berdasarkan pemikiran atau kaidah suatu agama
2) Norma kesusilaan, norma yang didasarkan pada hati nurani atau tabiat manusia
3) Norma kesopanan, norma yang berpangkal dari aturan tingkah laris di dalam masyarakat
4) Norma kebiasaan (habit), merupakan hasil dari melaksanakan perbuatan yang sama secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
5) Norma hukum, himpunan petunjuk atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara)


F. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
1) Hakikat Sosialisasi
Dalam sosiologi, penanaman atau proses berguru kebiasaan-kebiasaan di dalam suatu kelompok atau masyarakat disebut sosialisasi*. Ada banyak pendapat wacana sosialisasi, berikut pendapat beberapa mahir wacana sosialisasi klik di sini.

Dari definisi tersebut sanggup disimpulkan bahwa sosialisasi* ialah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan atau norma dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Menurut sejumlah sosiolog, hal yang dipelajari dalam proses sosialisasi* ialah peran, yaitu bagaimana seseorang berperan sesuai dengan nilai, kebiasaan, dan norma yang berlaku dalam masyarakat atau kelompoknya. Sementara itu, beberapa tokoh lain mengemukakan bahwa yang dipelajari dalam proses sosialisasi ialah nilai dan norma sosial. Oleh alasannya ialah itu, teori sosialisasi dari sejumlah tokoh sosiologi merupakan teori tugas (role theory*).

2) Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Kepribadian* merupakan kumpulan kebiasaan, sifat, sikap, dan ide-ide dari seorang individu yang berpola dan berkaitan secara eksternal dengan tugas dan status, dan secara internal dengan motivasi dan tujuan pribadi serta dan banyak sekali aspek kedirian lainnya. Kepribadian ialah produk dari interaksi sosial dalam kehidupan kelompok.

Menurut Jhon Milton Yinger, kepribadian ialah keseluruhan sikap seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Sistem kecenderungan di sini menyatakan bahwa setiap orang mempunyai cara berperilaku yang khas, ibarat sikap, bakat, adat, kecakapan, kebiasaan dan tindakan yang sama setiap hari. (Pengertian kepribadian berdasarkan para mahir klik di sini)

Dalam sosiologi, istilah kepribadian dikenal dengan sebutan diri (self*). Sosialisasi bertujuan membentuk diri seseorang biar sanggup bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya.

Menurut George Herbert Mead* dalam bukunya Mind, self, and Society*, saat lahir, insan belum mempunyai diri (self*). Diri insan berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, hal tersebut dikenal dengan proses pengambilan tugas (role taking*), yaitu:
1) Tahap Play Stage (tahap bermain peran) memainkan peran-peran orang cukup umur disekelilingnya.
2) Tahap Game Stage (tahap siap bertindak) menempatkan pada posisi orang lain dan kemampuannya dalam bermain bantu-membantu atau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang terorganisir.
3) Tahap Generalized Other* (penerimaan norma kolektif)

Charles Horton Cooley* menyatakan bahwa konsep diri seseorang berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Diri seseorang ialah produk sosial, yaitu produk dari interaksi sosial. Lebih lanjut, Cooley* menyatakan bahwa diri seseorang memantulkan hal yang dirasakan sebagai jawaban masyarakat terhadapnya. Cooley* menyebut diri seseorang yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini sebagai looking-glass self*.

Cooley* menganalogikan pembentukan diri seseorang dengan cermin. Cermin selalu memantulkan apa yang ada di depannya. Demikian pula dengan diri seseorang, ia memantulkan sesuatu yang dirasakannya sebagai jawaban masyarakat terhadap dirinya. Oleh lantaran itu, Cooley* menyebutkan bahwa looking-glass self* (pembentukan cermin diri) terbentuk melalui tiga tahap.
1) Seseorang membayangkan bagaimana sikap atau tindakannya tampak bagi orang lain
2) Seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai sikap atau tindakan itu
3) Seseorang membangun konsepsi diri berdasarkan perkiraan evaluasi orang lain terhadap dirinya itu

Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
Setiap orang mempunyai kepribadian*. Hanya saja, tiap kepribadian berbeda satu sama lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu warisan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik seseorang.

Warisan Biologis
Faktor keturunan kuat terhadap pembentukan kepribadian. Warisan biologis menyediakan materi mentah kepribadian yang sanggup dibuat dalam banyak sekali cara, misal tubuh yang tegap dibutuhkan sanggup selalu memimpin, atau IQ (tingkat kecerdasan anak) akan lebih ibarat dengan IQ orang renta kandungnya.

Lingkungan Fisik
Ellsworth Hutington* menekankan bahwa perbedaan sikap kelompok disebabkan oleh perbedaan iklim, topografi (permukaan atau relief bumi), dan sumber alam. Orang yang hidup di tempat pegunungan akan berbeda kepribadiannya dengan orang yang hidup di tepi pantai. Halnya orang yang hidup di tempat panas dan miskin cenderung berbeda kepribadiannya dengan orang di tempat subur dan kaya.

Kebudayaan
Kebudayaan* berperan dalam membentuk kepribadian seseorang dan masyarakatnya. Di mana setiap kebudayaan* tentunya akan menyediakan seperangkat norma dan nilai yang berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Pengalaman Kelompok
Setiap kelompok akan menyediakan standar atau ukuran moral yang berbeda-beda. Pengalaman kelompok dalam hal ini disebut juga referensi grup (kelompok acuan)

Pengalaman Unik
Pengalaman yang berbeda dari setiap orang akan membentuk kepribadian yang berbeda. Maksud dari pengalaman unik di sini ialah pengalaman yang tidak terlupakan atau unik.

3) Agen, Bentuk, Tipe, dan Pola Sosialisasi

Agen - Agen Sosialisasi
Dalam sosiologi, pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi disebut sebagai biro atau media sosialisasi. Fuller dan Jacobs mengidentifikasikan empat biro sosialisasi utama, yaitu :
1) Keluarga, pada masa awal kehidupan seseorang, biro sosialisasi terdiri atas orang renta dan saudara kandungnya. Namun dalam masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended family), biro sosialisasi tidak hanya kedua orang renta dan saudara kandung saja, tetapi juga paman, bibi, kakek, dan nenek. Getrude Jaeger mengemukakan bahwa tugas biro sosialisasi pada tahap awal (primer), terutama tugas orang renta sangat penting.
2) Kelompok Sebaya atau Sepermainan (Peer Group)
3) Sekolah
4) Media Massa, media massa terdiri dari media cetak (surat kabar atau majalah) dan media elektronik (radio, tv, internet, film, kaset, CD).

Bentuk Sosialisasi
1) Sosialisasi Primer, sosialisasi pada tahap awal kehidupan seseorang sebagai manusia. Sosialisasi primer dipelajari dalam keluarga.
2) Sosialisasi Sekunder, proses berikutnya yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di luar keluarganya, ibarat sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.

Tipe Sosialisasi
1) Formal, sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam Negara, ibarat pendidikan di sekolah dan pendidikan militer
2) Informal, sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, ibarat pergaulan sesama teman, sahabat, anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial di dalamnya.

Pola Sosialisasi
1) Sosialisasi Represif, menekankan pada penggunaan eksekusi terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif ialah pementingan pada penggunaan materi dalam eksekusi dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak pada orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, pementingan sosialisasi pada keinginan orang tua.
2) Sosialisasi Partisipatoris (participatory sosialization) merupakan pola dengan ciri pinjaman imbalan saat anak berperilaku baik. Hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Penekanan pada interaksi dan komunikasi dua arah.


Berikutnya. G. Penyimpangan Sosial

Download


Lihat Juga
1. Video Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Revisi) (Youtube Chanel. https://youtu.be/jerLQzlhkPQ ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
2. Video Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Youtube Chanel. https://youtu.be/kG-Yu8nBUJI ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
3. [Video] Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat Bagian (2) (Youtube Chanel. https://youtu.be/4SQ3hOJEziU )
4. Video Nilai dan Norma Sosial (Youtube Chanel. https://youtu.be/ndSyWtNOP4s ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah.
5. Video Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian (Youtube Chanel. https://youtu.be/dzQmCpbVkbA ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah.
6. Video Perilaku Menyimpang (Youtube Chanel. https://youtu.be/ECsu0Ocr0IY ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah.
7. Video Pengendalian Sosial (Youtube Chanel. https://youtu.be/pJWx5iV54TM )Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah.

Sumber
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi; Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial; untuk SMA/MA Kelas X. Esis Erlangga. Jakarta


Soal-Soal
1. Soal Pilihan Ganda
2. Soal Esai
3. Soal Pilihan Ganda. Evaluasi Semester 2
4. Soal Esai. Evaluasi Semester 2

Soal-Soal lain
1. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Pengendalian Sosial Klik di Sini
2. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Penyimpangan Sosial Klik di Sini
3. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian Klik di Sini
4. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Nilai dan Norma Sosial Klik di Sini
5. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Pengendalian Sosial Klik di Sini
6. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Perilaku Menyimpang Klik di Sini
7. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian Klik di Sini
8. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Nilai dan Norma Sosial Klik di Sini
9. Soal-Soal Sosiologi Kelas X. Kompetensi Penyimpangan dan Pengendalian Sosial Klik di Sini
10. Soal-Soal Sosiologi Kelas X. Kompetensi Nilai dan Norma Sosial Klik di Sini
11. Soal-Soal Sosiologi Kelas X. Kompetensi Sosialisasi Klik di Sini
12. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas X Bab 6. Pengendalian Sosial Klik di Sini
13. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas X Bab 5. Perilaku Menyimpang Klik di Sini
14. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas X Bab 4. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian Klik di Sini
15. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas X Bab 2. Nilai dan Norma Sosial Klik di Sini

Tambahan
1. Glosarium Materi Sosiologi Kelas X (Kurikulum Revisi 2016)
2. Silabus Sosiologi Kelas X (Kurikulum Revisi)
3. Program Tahunan Sosiologi Kelas X (Kurikulum Revisi)
4. Program Semester Sosiologi Kelas X (Kurikulum Revisi)
5. RPP Sosiologi Kelas X. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Nilai dan Norma Sosial) (Kurikulum Revisi)
6. RPP Sosiologi Kelas X. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian) (Kurikulum Revisi)

Media
1. Power Point Bag. 1
2. Power Point Bag. 2
3. Power Point Bag. 3
4. Video Penunjang
5. Materi Pengayaan Sosiologi. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat

Perangkat Pembelajaran (Kur Revisi) New
1. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Silabus (Kur Revisi)
2. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi (Kur Revisi)
3
. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran (Kur Revisi)

4. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL) (Kur Revisi)
5. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Pemetaan Kompetensi dan Teknik Penilaian (Kur Revisi)
6. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Format Penentuan Kriteria Ketuntasan (Kur Revisi) Semester 1 dan Semester 2
7. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Jurnal Guru Mengajar (Kur Revisi)
8. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Kalender Pendidikan (Kur Revisi)
9. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Analisis Alokasi Waktu (Kur Revisi)
10. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Analisis Kompetensi (Kur Revisi)
11. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Program Tahunan (Kur Revisi)
12. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Program Semester (Kur Revisi)
13. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. RPP 1 (Kur Revisi)
14. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. RPP 2 (Kur Revisi)
15. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. RPP 3 (Kur Revisi)
16. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. RPP 4 (Kur Revisi)

Lembar Penilaian Pembelajaran New
1. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. Lampiran Teknik dan Instrumen Penilaian
2. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Tes Tertulis PG
3. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Tes Tertulis Uraian
4. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan
5. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Penugasan
6. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Unjuk Kerja
7. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Proyek
8. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Produk
9. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Portofolio
10. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. Rekapitulasi Lembar Penilaian


Kamus
1. Kamus Sosiologi
2. Glosarium Sosiologi. Materi Kelas X
3. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Nilai dan Norma
4. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
5. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Perilaku Menyimpang
6. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Pengendalian Sosial
7. Pengertian Nilai Sosial Menurut Ahli
8. Pengertian Norma Sosial Menurut Ahli
9. Pengertian Sosialisasi Menurut Ahli
10. Pengertian Kepribadian Menurut Ahli
11. Pengertian Perilaku Menyimpang Menurut Ahli
12. Pengertian Pengendalian Sosial berdasarkan Ahli

Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern

Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies

Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel