Materi Sosiologi Kelas X Belahan 3.3 Ragam Tanda-Tanda Sosial Dalam Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)

G. Penyimpangan Sosial
1) Konformitas
Proses sosialisasi menghasilkan konformitas*. Menurut John M. Shepard, konformitas merupakan bentuk interaksi dikala seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan keinginan kelompok atau masyarakat daerah tinggalnya. Konformitas berarti proses penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara menaati norma dan nilai yang dianut masyarakat. Sementara itu, sikap yang menyimpang atau tidak sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat disebut sebagai sikap nonkonformis atau sikap menyimpang (deviant behavior*).

2) Perilaku Menyimpang
Pengertian Perilaku Menyimpang
Suatu sikap dikatakan menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Contohnya, menyontek, melaksanakan tawuran, merampok, mencuri, membunuh, menganiaya, menculik, memakai narkoba, atau melaksanakan korupsi. Dalam skala yang lebih kecil, perilaku menyimpang* juga termasuk pelanggaran terhadap kebiasaan atau kepantasan, ibarat siswa yang mangkir sekolah atau cowok yang mabuk-mabukan.

Menurut para sosiolog, penyimpangan bukan sesuatu yang menempel pada bentuk sikap tertentu, melainkan diberi ciri penyimpangan melalui definisi sosial. Definisi tersebut sanggup bersumber dari kelompok yang berkuasa dalam masyarakat atau dari masyarakat umum. Berikut definisi para andal perihal sikap menyimpang klik di sini.

Teori-teori Perilaku Menyimpang*
Edwin H. Sutherland*
Mengemukakan sebuah teori yang dinamakannya differential association theory*. Menurutnya, penyimpangan bersumber pada pergaulan dengan orang yang berperilaku menyimpang. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya. Melalui proses mencar ilmu ini, seseorang mempelajari suatu budaya menyimpang.

Edwin M. Lemert*
Lemert menamakan teorinya labelling theory*. Menurut Lemert, seseorang menjadi penyimpang (deviant) lantaran proses labelisasi (pemberian julukan atau cap) oleh masyarakat terhadap orang tersebut. Selanjutnya Lemert menyebarkan gagasan perihal penyimpangan primer dan sekunder untuk menjelaskan proses pelabelan.
1) Penyimpangan primer, yaitu sikap menyimpang yang dilakukan seseorang namun pelakunya masih sanggup diterima secara sosial. Cirinya, sifatnya sementara, tidak berulang, dan sanggup ditolerir masyarakat.
2) Penyimpangan sekunder, yaitu sikap menyimpang yang tidak sanggup ditolerir masyarakat. Penyimpangan tersebut dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dan terus-menerus.

Robert K. Merton*
Merton* melihat sikap menyimpang dari sudut pandang yang lebih luas (makro), yaitu struktur sosial. Menurut Merton*, struktur sosial tidak hanya menghasilkan konformitas, tapi juga sikap menyimpang. Struktur sosial menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial dan menekan orang tertentu ke arah sikap nonkonformis.

Dalam struktur sosial dan budaya, ada tujuan atau sasaran budaya yang disepakati oleh anggota masyarakat. Tujuan budaya yakni sesuatu yang “pantas diraih”. Untuk mencapai tujuan tersebut, struktur sosial dan budaya mengatur cara yang harus ditempuh dan aturan ini bersifat membatasi. Merton* menyatakan bahwa sikap menyimpang terjadi lantaran tidak adanya kaitan antara tujuan dengan cara yang telah ditetapkan dan dibenarkan oleh struktur sosial.

Lebih jauh, Merton* mengidentifikasi lima tipe cara penyesuaian individu terhadap situasi tertentu. Empat dari lima tipe tersebut merupakan sikap menyimpang.
a) Konformitas, sikap seseorang mengikuti cara dan tujuan yang telah ditetapkan masyarakat.
b) Inovasi (innovation), mengikuti tujuan dengan cara yang dihentikan masyarakat
c) Ritualisme (ritualism), meninggalkan tujuan budaya, tetapi tetap berpegang pada cara yang telah ditetapkan masyarakat
d) Retretisme (retreatism), tidak mengikuti tujuan dan cara yang ditetapkan masyarakat
e) Pemberontakan (rebellion), tidak lagi mengikuti struktur sosial yang ada dan berupaya membuat struktur sosial yang baru

Emile Durkheim*
Durkheim* beropini bahwa orang yang berwatak jahat akan selalu ada dan kejahatan pun akan selalu ada. Dia bahkan berpandangan bahwa kejahatan diharapkan oleh masyarakat, lantaran dengan adanya kejahatan maka moralitas dan aturan sanggup berkembang secara normal.

Karl Marx*
Teori Marx dikenal dengan sebutan teori konflik. Menurut Marx*, sikap menyimpang merupakan sikap yang didefinisikan atau dibuat oleh pihak yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Menurutnya, aturan merupakan cerminan kepentingan pihak yang berkuasa dan pengadilan hanya menguntungkan pihak tersebut.

David Berry
Penyimpangan tidak hanya semata-mata disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Tetapi juga lantaran orang tersebut mempunyai standar nilai dan norma yang berbeda dengan orang lain.

3) Hubungan Antara Perilaku Menyimpang dan Sosialisasi yang Tidak Sempurna
Pada pecahan sebelumnya kita telah mempelajari perihal pelaku-pelaku sosialisasi, ibarat keluarga, sekolah, teman sepermainan, dan media massa (cetak elektronik). Setiap pelaku sosialisasi mempunyai fungsi masing-masing yang seharusnya saling melengkapi. Namun pada kenyataannya, sering terjadi ketidaksepadanan antara pesan yang disampaikan pelaku sosialisasi yang satu dengan pelaku sosialisasi yang lain.

4) Sifat dan Macam Perilaku Menyimpang

Sifat-sifat Perilaku Menyimpang
a) Penyimpangan Positif, penyimpangan yang berdampak positif terhadap sistem sosial lantaran mengandung unsur inovasi, kreativitas, dan memperkaya alternatif.
b) Penyimpangan Negatif, dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak mengikuti nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat jelek serta mengganggu sistem sosial. Tindakan dan pelakunya akan dicela dan tidak diterima oleh masyarakat.

Macam-macam Perilaku Menyimpang
a. Tindakan Kriminal atau Kejahatan
Tindakan kriminal atau kejahatan bertentangan dengan norma hukum, norma sosial, dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Contoh tindakan kriminal (delik) antara lain yakni pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, dan perampokan. Tindakan kejahatan umumnya menjadikan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa. Tindakan kejahatan meliputi pula semua acara yang sanggup mengganggu keamanan dan kestabilan Negara ibarat korupsi, makar, subversi, dan terorisme.

Donald Light, Suzanne Infeld Keller, dan Craig J. Calhoun membedakan kejahatan menjadi empat tipe, yaitu:
a) Kejahatan tanpa korban (crime without victim), kejahatan jenis ini tidak menjadikan penderitaan pada korban akhir tindak pidana orang lain. Contoh, berjudi, mengonsumsi narkoba, mabuk-mabukan, dan sikap seks bebas
b) Kejahatan terorganisir (organized crime), pelaku kejahatan jenis ini merupakan persekutuan yang secara berkesinambungan melaksanakan banyak sekali cara untuk mendapat uang atau kekuasaan dengan menghindari hukum. Contoh, persekutuan koruptor, pelacuran, perjudian illegal, penadah barang curian, atau peminjaman uang dengan bunga tinggi (rentenir)
c) Kejahatan kerah putih (white collar crime), merupakan tipe kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang yang berstatus tinggi dalam pekerjaannya
d) Kejahatan korporat (corporate crime), kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan laba atau menekan kerugian. Contoh, perusahaan yang membuang limbah ke sungai

b. Penyimpangan Seksual*
Adalah sikap seksual yang tidak lazim dilakukan.
a) Perzinaan, relasi seksual di luar nikah
b) Lesbianism, relasi seksual yang dilakukan oleh sesama wanita
c) Homoseks, relasi seksual yang dilakukan oleh sesama laki-laki
d) Kumpul kebo, tinggal bersama ibarat suami istri tanpa relasi pernikahan
e) Transvestitisme, memuaskan keinginan seks dengan mengenakan pakaian lawan jenis
f) Sodomi, relasi seks melalui anus
g) Sadism, pemuasan seks dengan menyakiti orang lain
h) Pedofilia, memuaskan keinginan seks melalui relasi seksual dengan anak-anak

c. Pemakaian dan Pengedar Obat terlarang
d. Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup, penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang berbeda dari biasanya antara lain sikap angkuh dan eksentrik.


H. Pengendalian Sosial
1. Hakikat Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial* yakni prosedur untuk mencegah penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak berdasarkan norma dan nilai yang telah melembaga. Para sosiolog memakai istilah pengendalian sosial untuk menggambarkan segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang oleh sekelompok orang atau masyarakat yang bersangkutan untuk memaksa individu semoga taat pada sejumlah peraturan.

2. Cara Pengendalian Sosial
Terdapat dua sifat pengendalian sosial, yaitu preventif dan represif. Preventif yakni pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Represif yakni pengendalian sosial yang ditujukan untuk memulihkan keadaan ibarat sebelum terjadi pelanggaran. Pengendalian yang terakhir ini dilakukan sesudah orang melaksanakan suatu tindakan penyimpangan.

Cara Pengendalian Melalui Institusi dan Noninstitusi
Cara pengendalian melalui institusi yakni cara pengendalian sosial melalui lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat, ibarat forum pendidikan, hukum, agama, politik, ekonomi dan keluarga. Cara pengendalian melalui noninstitusi yakni cara pengendalian di luar institusi sosial yang ada, ibarat oleh individu atau kelompok massa yang tidak saling mengenal. Cara pengendalian ini sering kali memakai kekerasan dan sifatnya tidak resmi.

Cara Pengendalian secara Lisan, Simbolik, dan Kekerasan
Cara pengendalian melalui ekspresi dan simbolik disebut juga cara pengendalian sosial persuasif. Cara ini menekankan pada perjuangan untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat semoga sanggup bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Cara pengendalian sosial melalui kekerasan sering juga disebut cara pengendalian koersif. Cara ini menekankan pada tindakan atau bahaya yang memakai kekuatan fisik. Tujuannya yakni semoga si pelaku jera dan tidak melaksanakan perbuatannya lagi.

Cara Pengendalian Sosial Melalui Imbalan dan Hukuman (Reward and Punishment)
Cara pengendalian sosial melalui imbalan cenderung bersifat preventif. Seseorang diberi imbalan atas tindakannya semoga ia berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Cara pengendalian sosial melalui eksekusi cenderung bersifat represif. Cara ini bertujuan untuk memulihkan keadaan ibarat sebelum terjadi pelanggaran.

Cara Pengendalian Sosial Formal dan Informal
Cara pengendalian formal berdasarkan Paul Horton dan Chester Hunt yakni cara pengendalian sosial oleh lembaga-lembaga resmi yang mempunyai peraturan-peraturan resmi, ibarat perusahaan, perkumpulan serikat kerja, atau forum peradilan. Cara pengendalian informal yakni cara pengendalian sosial yang dilakukan oleh kelompok yang kecil, akrab, bersifat resmi, dan tidak mempunyai aturan-aturan resmi yang tertulis.

Cara Pengendalian Sosial melalui Sosialisasi
Menurut Erich Fromm*, apabila suatu masyarakat ingin berfungsi efektif, maka para anggota harus berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang mengatur contoh hidup masyarakat tersebut. Agar anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma (konform), diharapkan proses penanaman nilai dan norma yang disebut sosialisasi.

Cara Pengendalian Sosial Melalui Tekanan Sosial
Richard Lapiere melihat pengendalian sosial sebagai proses yang lahir dari kebutuhan individu semoga diterima dalam kelompok.

3. Peran Lembaga Formal dan Informal dalam Pengendalian Sosial
a) Polisi
b) Pengadilan
c) Adat
d) Tokoh Masyarakat
e) Media Massa


Download


Lihat Juga
1. Video Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Revisi) (Youtube Chanel. https://youtu.be/jerLQzlhkPQ ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
2. Video Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Youtube Chanel. https://youtu.be/kG-Yu8nBUJI ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...
3. [Video] Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat Bagian (3) (Youtube Chanel. https://youtu.be/V19KLU9FzI4 )
4. Video Nilai dan Norma Sosial (Youtube Chanel. https://youtu.be/ndSyWtNOP4s ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah.
5. Video Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian (Youtube Chanel. https://youtu.be/dzQmCpbVkbA ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah.
6. Video Perilaku Menyimpang (Youtube Chanel. https://youtu.be/ECsu0Ocr0IY ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah.
7. Video Pengendalian Sosial (Youtube Chanel. https://youtu.be/pJWx5iV54TM )Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah.

Sumber
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi; Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial; untuk SMA/MA Kelas X. Esis Erlangga. Jakarta 


Soal-Soal
1. Soal Pilihan Ganda
2. Soal Esai
3. Soal Pilihan Ganda. Evaluasi Semester 2
4. Soal Esai. Evaluasi Semester 2

Soal-Soal lain
1. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Pengendalian Sosial Klik di Sini
2. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Penyimpangan Sosial Klik di Sini
3. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian Klik di Sini
4. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Nilai dan Norma Sosial Klik di Sini
5. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Pengendalian Sosial Klik di Sini
6. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Perilaku Menyimpang Klik di Sini
7. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian Klik di Sini
8. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Nilai dan Norma Sosial Klik di Sini
9. Soal-Soal Sosiologi Kelas X. Kompetensi Penyimpangan dan Pengendalian Sosial Klik di Sini
10. Soal-Soal Sosiologi Kelas X. Kompetensi Nilai dan Norma Sosial Klik di Sini
11. Soal-Soal Sosiologi Kelas X. Kompetensi Sosialisasi Klik di Sini
12. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas X Bab 6. Pengendalian Sosial Klik di Sini
13. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas X Bab 5. Perilaku Menyimpang Klik di Sini
14. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas X Bab 4. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian Klik di Sini
15. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas X Bab 2. Nilai dan Norma Sosial Klik di Sini

Tambahan
1. Glosarium Materi Sosiologi Kelas X (Kurikulum Revisi 2016)
2. Silabus Sosiologi Kelas X (Kurikulum Revisi)
3. Program Tahunan Sosiologi Kelas X (Kurikulum Revisi)
4. Program Semester Sosiologi Kelas X (Kurikulum Revisi)
5. RPP Sosiologi Kelas X. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Nilai dan Norma Sosial) (Kurikulum Revisi)
6. RPP Sosiologi Kelas X. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian) (Kurikulum Revisi)

Media
1. Power Point Bag. 1
2. Power Point Bag. 2
3. Power Point Bag. 3
4. Video Penunjang
5. Materi Pengayaan Sosiologi. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat

Perangkat Pembelajaran (Kur Revisi) New
1. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Silabus (Kur Revisi)
2. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi (Kur Revisi)
3
. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran (Kur Revisi)

4. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL) (Kur Revisi)
5. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Pemetaan Kompetensi dan Teknik Penilaian (Kur Revisi)
6. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Format Penentuan Kriteria Ketuntasan (Kur Revisi) Semester 1 dan Semester 2
7. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Jurnal Guru Mengajar (Kur Revisi)
8. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Kalender Pendidikan (Kur Revisi)
9. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Analisis Alokasi Waktu (Kur Revisi)
10. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Analisis Kompetensi (Kur Revisi)
11. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Program Tahunan (Kur Revisi)
12. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. Program Semester (Kur Revisi)
13. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. RPP 1 (Kur Revisi)
14. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. RPP 2 (Kur Revisi)
15. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. RPP 3 (Kur Revisi)
16. Perangkat Pembelajaran Sosiologi Kelas X. RPP 4 (Kur Revisi)

Lembar Penilaian Pembelajaran New
1. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. Lampiran Teknik dan Instrumen Penilaian
2. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Tes Tertulis PG
3. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Tes Tertulis Uraian
4. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan
5. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPP Penugasan
6. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Unjuk Kerja
7. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Proyek
8. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Produk
9. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. LPK Portofolio
10. Lembar Penilaian Pembelajaran Sosiologi. Rekapitulasi Lembar Penilaian


Kamus
1. Kamus Sosiologi
2. Glosarium Sosiologi. Materi Kelas X
3. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Nilai dan Norma
4. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
5. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Perilaku Menyimpang
6. Kamus Istilah Sosiologi. Materi Pengendalian Sosial
7. Pengertian Nilai Sosial Menurut Ahli
8. Pengertian Norma Sosial Menurut Ahli
9. Pengertian Sosialisasi Menurut Ahli
10. Pengertian Kepribadian Menurut Ahli
11. Pengertian Perilaku Menyimpang Menurut Ahli
12. Pengertian Pengendalian Sosial berdasarkan Ahli

Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern

Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies

Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel