Augustinus. Komunitas Allah, Komunitas Dunia
Menurut Augustinus, insan termasuk salah satu dari dua komunitas, Komunitas Allah (Civitas Dei) atau Komunitas Dunia (Civitas Terrena), yang dilambangkan masing-masing oleh kota Yerusalem dan kota Babilon. Dua komunitas itu dilarang dicampuradukkan dengan Gereja dan negara, bukan merupakan forum yang positif dan tidak memiliki tanda pengenal lahiriah. Komunitas-komunitas itu merupakan komunitas perilaku batin. Mereka yang dalam batin terarah kepada Allah merupakan komunitas Allah, mereka yang hatinya dikuasai oleh nafsu-nafsu merupakan komunitas dunia.
Karena itu, apakah seseorang termasuk komunitas Allah atau komunitas dunia tergantung pada keterarahan hatinya. Mana yang lebih kuat: cinta diri yang egois, yang terbelenggu oleh nafsu-nafsu, atau cinta kepada Allah yang membebaskan? Orang jadinya dicirikan oleh orientasi batin, yaitu mendahulukan dirinya terhadap Allah atau mendahulukan Allah terhadap dirinya. Mendahulukan Allah tidak berarti melalaikan diri; sebaliknya, mendahulukan Allah justru berarti menemukan dan menyayangi diri sebab jikalau Allah yang membuat saya kucintai, saya menyayangi diriku sendiri juga; dan sebaliknya, apabila cinta kepada diriku memotong diri dari Allah yang merupakan aturan pucuk batinku, tak mungkin saya menyayangi diri dalam arti yang sebenarnya. Augustinus menulis, “Cinta diri yang hingga ke perilaku menghina Allah membuat komunitas dunia; cinta (kepada) Allah yang hingga ke perilaku menganggap hina diri membuat komunitas Allah”.
Kita sendiri tidak sanggup mengetahui dengan niscaya kita termasuk komunitas yang mana. Di satu pihak, meskipun mencicipi daya tarik concupiscentia, kita dilarang frustasi sebab rahmat Allah lebih berpengaruh daripada kelemahan kita. Di lain pihak, dan itulah ancaman yang lebih besar, kita jangan merasa benar diri sebab bukan kita sendiri, melainkan hanya Allahlah yang mengenal lubuk hati kita. Mungkin saja kita termasuk dua-duanya sekaligus sebab kekuatan baik dan jelek masih berebut dalam hati kita. Sikap yang sempurna ialah impian biar rahmat Allah akan menyelamatkan kita.
Sumber
Suseno, Franz Magnis. 1996. 13 Tokoh Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19. Kanisius. Jogjakarta
Download
Baca Juga
1. Augustinus. Sekilas Biografi
2. Augustinus. Kebahagiaan dan Transendensi
3. Augustinus. Menyatunya Nilai Objektif dan Subjektif Tertinggi
4. Augustinus. Hukum Ilahi dan Dinamika Batin Manusia
5. Augustinus. Tekanan pada Kehendak
6. Augustinus. Keutamaan dan Rahmat
Karena itu, apakah seseorang termasuk komunitas Allah atau komunitas dunia tergantung pada keterarahan hatinya. Mana yang lebih kuat: cinta diri yang egois, yang terbelenggu oleh nafsu-nafsu, atau cinta kepada Allah yang membebaskan? Orang jadinya dicirikan oleh orientasi batin, yaitu mendahulukan dirinya terhadap Allah atau mendahulukan Allah terhadap dirinya. Mendahulukan Allah tidak berarti melalaikan diri; sebaliknya, mendahulukan Allah justru berarti menemukan dan menyayangi diri sebab jikalau Allah yang membuat saya kucintai, saya menyayangi diriku sendiri juga; dan sebaliknya, apabila cinta kepada diriku memotong diri dari Allah yang merupakan aturan pucuk batinku, tak mungkin saya menyayangi diri dalam arti yang sebenarnya. Augustinus menulis, “Cinta diri yang hingga ke perilaku menghina Allah membuat komunitas dunia; cinta (kepada) Allah yang hingga ke perilaku menganggap hina diri membuat komunitas Allah”.
Kita sendiri tidak sanggup mengetahui dengan niscaya kita termasuk komunitas yang mana. Di satu pihak, meskipun mencicipi daya tarik concupiscentia, kita dilarang frustasi sebab rahmat Allah lebih berpengaruh daripada kelemahan kita. Di lain pihak, dan itulah ancaman yang lebih besar, kita jangan merasa benar diri sebab bukan kita sendiri, melainkan hanya Allahlah yang mengenal lubuk hati kita. Mungkin saja kita termasuk dua-duanya sekaligus sebab kekuatan baik dan jelek masih berebut dalam hati kita. Sikap yang sempurna ialah impian biar rahmat Allah akan menyelamatkan kita.
Sumber
Suseno, Franz Magnis. 1996. 13 Tokoh Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19. Kanisius. Jogjakarta
Download
Baca Juga
1. Augustinus. Sekilas Biografi
Baca Juga
3. Augustinus. Menyatunya Nilai Objektif dan Subjektif Tertinggi
4. Augustinus. Hukum Ilahi dan Dinamika Batin Manusia
5. Augustinus. Tekanan pada Kehendak
6. Augustinus. Keutamaan dan Rahmat