Demonstrasi

Konsep demonstrasi secara umum berarti memperlihatkan, memperhatikan, memamerkan, menunjukkan, dan membuktikan, namun dalam ilmu politik merupakan tindakan sekelompok orang yang secara bahu-membahu menawarkan pemberian maupun protes kolektif, baik itu ketidakpuasan maupun tidaksetujuan (Shadily, 1984: 785). Dalam wujudnya, demonstrasi sanggup berupa demonstrasi konstitusional yang tertib dan rapi, bahkan lezat dipandang mata layaknya sebagai tontonan (banyak dilakukan di Jepang dan Korea Selatan).
Namun, sanggup juga terjadi demonstrasi yang anarkis dengan merusak sarana publik maupun memusuhi kelompok-kelompok penentang maupun pegawanegeri pemerintah*.

Salah satu teori gerakan sosial protes maupun demonstrasi yang populer ialah Teori Deprivasi Relatif dari Ted Robert Gurr* dalam bukunya Why Men Rebel (1970). Ide dasar teori ini ialah adanya penghilangan atau perampasan yang disertai ketegasan dan keterusterangan dalam penolakannya itu sebagai suatu respons terhadap suatu ketidakadilan yang mereka rasakan. Secara lebih rinci dalam Teori Deprivasi Relatif ini:
a. Deprivasi relatif sebagai perubahan keinginan dan kemampuan untuk memenuhi keinginan itu, bentuk deprivasi sanggup dibedakan menurut pola-pola perubahan, yakni
1) Deprivasi persisten, yaitu kemampuan yang secara konstan berada di bawah harapan
2) Deprivasi aspirasional, yaitu keinginan naik kemampuan konstan


3) Deprivasi dekremental, di mana keinginan konstan dan kemampuan turun
4) Deprivasi progresif, terdapat kemampuan naik, tetapi masih lebih rendah dibandingkan harapan. Namun, yang paling memilih dalam munculnya gerakan dan kekerasan politik ialah faktor ketidakpuasan

b. Ada tiga bentuk faktor yang memperantarai gerakan dan kekerasan politik, yakni
1) Justifikasi normatif untuk kekerasan
2) Justifikasi kemanfaatan untuk kekerasan

c. Keseimbangan antara sumber-sumber daya koersif dan institusional dari pemberontak vs negara (Klandersman, 2005: 368-369)


Download


Sumber
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel